Kiat Saat Cemas Menjadi Pusat Perhatian
“Kamu aja yang maju presentasi….. Aku malu ngomong di depan banyak orang….. Kalo aku yang ngomong, nanti hasilnya berantakan.”
Kata-kata tersebut mungkin pernah keluar dari mulut teman kita atau bahkan dari mulut kita sendiri. Mempresentasikan hasil tugas kuliah mungkin sudah menjadi hal sepele bagi kebanyakan mahasiswa. Akan tetapi, tahukah kamu bagi individu tertentu, dirinya akan merasa cemas dan takut saat menjadi pusat perhatian. Parahnya lagi, apabila individu ini merasa cemas dan ada orang lain yang menyadari kecemasannya. Terutama ketika dirinya sudah terbiasa menyembunyikan hal tersebut. Usaha menyembunyikan kecemasannya sia-sia saat orang tersebut mulai berkeringat, kaki dan tangannya mulai gemetar, hingga suaranya melemah.
Mungkin banyak dari kita yang ketika melihat seseorang dengan tingkah seperti itu akan berkata seperti, “ah, lebay banget sih“, atau “ngomong gitu aja kok gak bisa?”. Bahkan ada yang tertawa mencemooh orang tersebut. Tahukah kalian, bahwa perlakuan seperti itu sangat menyakiti perasaan dan dapat memicu kecemasan yang lebih dalam lagi.
Lalu, ketika kamu merasa kecemasan seperti di atas, apa yang harus dilakukan?
Lawanlah Pemikiran Negatif!
Mulailah melawan pikiran-pikiran negatif yang muncul. Orang yang merasa cemas memiliki pemikiran dan keyakinan negatif yang berperan kuat terhadap rasa cemas yang timbul. Beberapa kalimat seperti ini sering muncul dalam benak orang yang merasa cemas:
“Aku tau ending-nya aku bakal keliatan kayak orang bego.”
“Suaraku akan gemetaran dan aku sendiri yang mempermalukan diriku.”
“Orang-orang akan mengira aku ini bodoh.”
Mulailah menganalisa tiap pikiran negatif yang muncul. Kamu bisa melawan pikiran itu dengan pertanyaan-pertanyaan seperti:
“Apa benar ending-nya aku bakal keliatan kayak orang bego?”
“Memangnya mereka tahu bahwa aku gemetaran dan aku malu dengan diriku?”
“Siapa yang akan mengira aku bodoh padahal aku tidak melakukan kesalahan.”
Jika kamu sudah mampu melawan pemikiran negatif, lama-kelamaan akan muncul rasa percaya akan kemampuan dirimu. Rasa percaya diri ini yang akan membuat kamu tenang saat berada di pusat perhatian.
Berlatih Mengendalikan Pernafasan
Rasa cemas membuat pernafasanmu semakin pendek dan akan memperburuk keadaan. Bernafaslah dengan rileks. Setiap kali akan memulai berdiri di depan banyak orang, cobalah untuk duduk dengan nyaman. Mulai tarik napas secara perlahan lewat hidung, tahan selama dua detik, dan hembuskan secara perlahan melalui mulut. Lakukan pola pernafasan yang sama sampai beberapa kali hingga kamu merasa lebih nyaman dan yakin.
Hadapi Ketakutanmu!
Setiap kali kamu menghindari ketakutanmu, akan semakin berat bagi kamu menjalani keseharian. Mungkin kamu akan merasa seperti ingin berlari setiap berada di pusat perhatian, tetapi yang harus kamu lakukan adalah menghadapinya. Tidak masalah, jika pada pertama kali kamu hanya bertahan 3-10 menit untuk berbicara di depan umum. Hal tersebut sudah menunjukkan kamu berhasil mengalahkan ketakutanmu. Pada kesempatan berikutnya, cobalah bertahan lebih lama dari sebelumnya. Lama kelamaan, kamu akan belajar bahwa kamu bisa dan tidak ada hal buruk yang terjadi.
Fokus pada Diri Sendiri
Kamu mungkin terlalu fokus terhadap apa respon orang-orang yang melihatmu. Mungkin kamu terlalu takut orang-orang akan berpikir negatif tentang dirimu. Fokuslah pada apa yang sedang kamu lakukan, bukan pada ketakutanmu. Contohnya, saat presentasi, fokuslah menyampaikan hasil yang telah kamu kerjakan, bukan terhadap baik-buruknya penilaian orang lain.
***
Apabila langkah-langkah sederhana di atas telah kamu lakukan dan kamu gagal melawan kecemasanmu, jangan mudah menyerah. Kamu juga dapat membaca artikel lainnya tentang cara mengurangi kecemasan. Jika belum cukup, carilah bantuan profesional yang dapat memberikan bantuan lebih lanjut.
Bagi kalian yang pernah memiliki teman dengan kecemasan tersebut atau bahkan kalian pernah ikut mempermalukan orang tersebut, mulailah bijak dalam bersikap dan berkata-kata. Berilah dukungan kecil seperti “Gak apa-apa, kamu bisa kok” atau “Yakinlah, aku tahu kamu mampu melakukannya“. Mungkin sederhana, tetapi sangat berarti bagi mereka. Dengan dukungan tersebut, orang-orang yang merasa cemas akan merasa lebih nyaman dan berani untuk tampil di depan umum.