Pijar Psikologi #UnderstandingHuman

View Original

Kisah Inspiratif Cindy Fatika Sari dalam Mengasuh Sang Buah Hati

“Kalau aku dari sisi agama, Allah menciptakan semua ada tujuannya. Apapun itu pasti baik untuk kita. Itu tidak perlu dikhawatirkan atau dibuat stress dan bete.”

–Cindy Fatika Sari

Bagi Anda yang menikmati masa-masa tahun 90an, pasti akrab dengan wajah manis Cindy Fatika Sari di layar televisi. Mengawali karir sebagai GADIS Sampul 1992, Cindy melebarkan sayap menjadi presenter berbagai acara di televisi. Tidak tanggung-tanggung, ia juga memasuki dunia peran dengan membintangi sinetron seperti “Cerita Cinta”, “Pintu Hidayah”.

Pada masa puncak karir, Cindy Fatika Sari yang berusia 21 tahun memutuskan menikah

Perempuan yang lahir pada 18 Desember 1978 ini membuat keputusan besar di waktu mudanya yang sedang berada di puncak karir. Pada usia 21 tahun, ia menikah dengan rekan sesama presenter acara ‘Ekspresi’, Tengku Firmansyah yang berusia 22 tahun. 1 tahun kemudian pada tahun 2000, keduanya memiliki anak perempuan yang diberi nama Tengku Syaira Anataya (Cacha).

Ia sempat mencicipi dunia tarik suara dengan tergabung dalam grup Gallery kemudian bersolo karir walaupun kiprahnya tidak terlalu bersinar. Pada tahun 2005, Cindy Fatika Sari melahirkan anak kembar laki-laki, Tengku Kianu Zimraan dan Tengku Omar Atalla. Memahami pentingnya peran ibu dalam mendidik anak, Cindy mengurangi jadwal kesibukannya di dunia hiburan.

Kehadiran anak di kehidupannya membuat Cindy Fatika Sari bersyukur

Belasan tahun kabar Cindy Fatika Sari tidak terdengar di dunia hiburan. Ternyata, ia yang sekarang berjilbab menikmati peran sebagai ibu rumah tangga. Kini, anak pertamanya, Syaira, telah memasuki usia 16 tahun. Menurut pakar psikologi, Erik Erikcson, pada usia 12-18 tahun adalah masa yang paling penting. Pada saat itu, seseorang akan mencari identitas dan perannya agar dapat diterima oleh masyarakat.1

Cindy  dan Firman sebagai orang tua merasakan kekhawatiran mengenai pergaulan anak zaman sekarang yang bebas. Mereka menyiasati dengan mendidiknya sesuai ajaran agama, seperti melarangnya pergi berduaan dengan lawan jenis. Cindy pun memposisikan diri sebagai teman mengobrol bagi Syaira. Sehingga, Syaira yang sekarang berada di bangku SMA ini menjadi gadis remaja yang bertanggung jawab dan mengikuti jejak Cindy sebagai Gadis Sampul.

Berbeda dengan sang kakak, Omar membutuhkan perhatian khusus. Ketika usia 3 tahun, dokter mendiagnosa Omar dengan autisme tipe PDD-NOS. Ia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Bahkan, Omar tidak bisa menatap Cindy, seolah memiliki dunia sendiri. Berita ini membuat perasaan Cindy campur aduk. Kebahagiaannya memiliki anak kembar seolah hilang. Ia sempat terpukul dan mempertayakan mengapa Allah memberikan ini kepada keluarganya.

Cindy memperdalam ilmu agama mengenai takdir dan ketentuan Allah. Ia berjuang demi kondisi Omar yang lebih baik. Sejak saat itu, Omar melakukan terapi. Cindy memutuskan untuk menyekolahkan Omar di sekolah umum yang memiliki divisi pengembangan anak berkebutuhan khusus. Usaha yang dilakukannya membuahkan hasil. Omar kini dapat berkomunikasi dua arah dengan kalimat singkat sambil menatap lawan bicara. Ditambah lagi, Omar adalah satu-satunya anak Cindy dan Firman yang pandai di bidang matematika.

Kehadiran Omar di lingkungan keluarga membuat Cindy dan Firman belajar banyak mengenai arti kesabaran. Syaira, Kianu pun menyambut baik dengan kondisi Omar. Ketika Cindy dan Firman tidak ada di rumah, mereka dapat menjaga Omar bahkan memperkenalkan Omar kepada teman-teman mereka.

Peran Cindy Fatika Sari dalam film “My Idiot Brother” sangat dekat dengan kehidupan pribadinya

Selain kini mulai membintangi beberapa sinetron bersama suaminya, Firman, Cindy Fatika Sari muncul kembali di dunia hiburan dengan memerankan ibu dari anak berkebutuhan khusus di film My Idiot Brother. Pendalaman karakter ini bukan hal yang sulit bagi Cindy karena ia memiliki pengalaman memiliki anggota keluarga yang membutuhkan perhatian khusus. Perjuangan Cindy dengan merelakan karir gemilang untuk memantau perkembangan anak-anaknya patut diacungi jempol. Diakuinya, Cindy memiliki banyak target duniawi, akan tetapi ia tidak mengejar hal itu. Cindy akan memfokuskan dirinya pada anak-anak agar selamat dunia akhirat.

Sosok Cindy Fatika Sari yang dikenal karena kepiawaiannya dalam menghibur masyarakat luas, ternyata memiliki sisi lain yang dapat kita petik pelajarannya. Ia mampu menahan ambisi pribadinya di usia muda untuk mengurus keluarga. Selain itu, Cindy memiliki kesadaran akan pentingnya peran ibu dalam perkembangan anak. Kehebatan Cindy bertambah ketika salah satu anaknya membutuhkan perhatian khusus. Usaha yang dilakukan seperti terapi, memberikan pendidikan melalui sekolah umum yang memiliki divisi khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Tidak mengherankan jika anak-anak Cindy tumbuh menjadi anak yang berprestasi di bidangnya masing-masing.


Sumber Data Tulisan

1Teori Erik Erikson mengenai tahap psikososial http://www.simplypsychology.org/Erik-Erikson.html

http://www.bintang.com/celeb/read/2567898/cara-cindy-fatika-sari-menjaga-anaknya-dari-pergaulan-bebas

http://showbiz.liputan6.com/read/2239548/sempat-menyesal-cindy-fatikasari-bersyukur-punya-anak-autis

http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/inspiratif-kisah-cindi-fatika-sari-besarkan-putra-autisnya-c82240.html

http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/drastis-perubahan-hidup-tengku-firmansyah-cindy-fatika-sari-d88aab.html

https://www.youtube.com/watch?v=U6Lc3Y423q8

Featured Image Credit: http://www.selebupdate.com/