Pijar Psikologi #UnderstandingHuman

View Original

Menjadi Ibu Cerdas di Zaman Now

Anda ingin menjadi dokter? Tenang, ada sekolahnya. Kalau Anda ingin menjadi pramugari? Tenang, ada sekolahnya juga kok. Akan tetapi, ketika Anda ingin menjadi seorang Ibu, apakah ada sekolahnya?

Pernahkah Anda bertanya kepada teman atau Ibu Anda sendiri bagaimana perasaan mereka menjadi seorang Ibu di era serba digital seperti saat ini? Apakah semua terasa lebih mudah atau justru semakin merasa cemas?

Ibu dengan Media Sosial

Sekarang Anda bisa dengan mudah menemukan berbagai informasi yang Anda butuhkan. Sebagai seorang (calon) Ibu, menemukan informasi tentang resep atau bagaimana mencuci baju yang terkena noda, bisa dengan media sosial. Bahkan, bagaimana cara menyusui bayi dengan benar sampai seperti apa pola asuh yang baik, juga dapat ditemukan di media sosial.

Namun, bukan berarti hal tersebut Anda telan tanpa filter. Tidak semua informasi dapat diterapkan begitu saja tanpa adanya pertimbangan. Termasuk ketika Anda menemukan informasi terkait pola asuh anak. Pola asuh tidak bisa dipukul rata atau diterapkan sama pada semua anak. Masih ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, baik itu dari bagaimana tipe kepribadian anak maupun bagaimana dukungan lingkungan sekitar.

Jangan pernah hanya karena artis favorit Anda menyarankan sesuatu, lantas ikut begitu saja tanpa tahu baik-buruknya. Semua ini  kembali lagi pada kebijaksanaan Anda sebagai seorang (calon) Ibu. Anda boleh menjadikan media sosial sebagai sumber informasi. Boleh juga mengikuti artis favorit Anda sebagai acuan mendidik anak. Dengan catatan, pertimbangkan baik-buruknya terlebih dahulu. Pastikan hal itu memang cocok dengan anak Anda.

Bukankah tiap anak memiliki keunikannya masing-masing? Anak Anda, belum tentu memiliki yang sama dengan anak artis favorit Anda.

Ibu Rumah Tangga

Ada rasa miris ketika zaman berubah semakin canggih, tetapi anggapan kuno masih saja terdengar dengan jelas. Di antara Anda, mungkin masih sering mendengar slentingan, ‘buat apa perempuan sekolah tinggi, toh baliknya ke dapur lagi’.

Teruntuk perempuan di luar sana, baik yang sudah menjadi Ibu maupun yang akan menjadi Ibu : bersekolah tinggi bagi perempuan bukan hanya untuk mengejar sederet gelar. Akan tetapi, bersekolah tinggi perihal menambah ilmu agar menjadi Ibu yang cerdas serta istri yang bijak. Menjadi Ibu bukan hanya tentang terampil di dapur, tetapi juga tentang bagaimana mendidik seorang anak. Lantas, apakah mendidik seorang anak tidak membutuhkan ilmu?

Di balik suksesnya seorang anak di sekolah, ada Ibu cerdas yang senantiasa belajar. Di balik suksesnya seorang suami di lingkungannya, ada istri bijak yang terus mengasah diri agar terampil mengurus rumah tangga.

 

Selamat Hari Ibu untuk seluruh perempuan di luar sana! Salam hangat dari kami untukmu, para Ibu yang luar biasa dalam mendidik anak. Pintar di dapur, cerdas dalam berumah tangga. Kami sayang Ibu!

Tidak dengan setangkai bunga atau sarapan mewah untuk berterimakasih kepada Ibu. Cukup dengan menghargai seluruh yang Ibu lakukan setiap harinya untuk Anda. Ketika Anda melakukan itu, maka Anda sudah merubah tiap harimu menjadi hari Ibu.