Dukungan Keluarga untuk Pembentukan Efikasi Diri pada Anak

Tindakan blaming atau menyalahkan anak oleh orang tua, misalnya ketika nilai akademiknya turun atau tidak sesuai dengan harapan ternyata bisa berdampak buruk pada perkembangan psikologis si anak. Hal ini bisa memunculkan berbagai kemungkinan yang memengaruhi kondisi psikologisnya, misalnya anak merasa diremehkan oleh orang tuanya. Kedua, anak bisa jadi mengembangkan negatif self-fulfilling prophecy di mana ia tidak akan belajar lagi jika setiap kali nilainya tidak memuaskan justru usaha yang disalahkan. Ketiga, ada kemungkinan anak mengembangkan efikasi diri yang rendah, sehingga mengganggu performansi-performansi anak selanjutnya.

Lalu, seberapa penting efikasi diri dan bagaimana orang tua sebaiknya bersikap agar terbentuk efikasi diri yang baik pada anak?

***

Henry Ford menjelaskan pengertian dari efikasi diri adalah seberapa besar keyakinan seseorang pada kemampuannya dalam menghadapi suatu situasi. Sekilas mungkin terlihat mirip dengan self-confidence. Namun, jika diperdalam lagi, perbedaan yang fundamental dari kedua hal tersebut adalah apakah rasa kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang ini muncul pada saat sebelum atau setelah ia melakukan analisis atas kemampuan yang dimilikinya.

Efikasi diri ini menjadi sangat penting karena memengaruhi perilaku seseorang. Ketika seseorang memiliki self-efficacy yang tinggi, mereka akan cenderung memandang tugas tertentu sebagai sebuah tantangan dan mengerjakannya sekalipun merupakan suatu tugas yang sulit. Bagi seseorang yang memiliki self-efficacy yang baik, memiliki komitmen untuk mencapai suatu tujuan dan berusaha keras untuk mencegah kegagalan adalah hal yang perlu mereka lakukan. Berbeda dengan seseorang yang memiliki self-efficacy yang rendah. Mereka akan cenderung menghindari tugas-tugas yang sulit dan tidak menyukai tantangan. Inilah kenapa pembentukan dan pengembangan self-efficacy pada anak menjadi penting untuk dibahas.

Bentuk Dukungan Orang Tua

Salah satu faktor yang dapat membuat seorang anak memiliki self-efficacy yang baik adalah dukungan sosial yang diberikan oleh keluarganya. Sebuah penelitian menjelaskan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan oleh keluarganya, semakin tinggi pula self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang tersebut, begitu pula sebaliknya. Berikut adalah beberapa bentuk dukungan yang bisa diberikan oleh orang tua untuk dapat meningkatkan efikasi diri pada anak:

1. Membangun hubungan dengan menjaga kualitas komunikasi

Dalam upaya melakukan pendampingan dan pemantauan, orang tua sebaiknya menggunakan model komunikasi terbuka. Dengan model komunikasi ini, anak bisa meluapkan keluh kesahnya terkait dengan kegiatannya, tugasnya, ataupun seputar lingkar pertemanannya dengan lebih nyaman. Orang tua ada baiknya dapat memposisikan dirinya dengan tepat agar anak tetap merasa nyaman dan didengarkan.

2. Meningkatkan kehangatan dan respon sebagai bentuk nyata afeksi

Orang tua bisa memulai terlebih dahulu untuk memberikan afeksi, baik berupa verbal (seperti pernyataan kami menyayangimu) maupun yang non-verbal (seperti memeluk, mencium, dan mendengarkan). Bentuk-bentuk kecil seperti itu bisa menumbuhkan konsep mengenai unconditional love dan sangat baik untuk membentuk kepercayaan diri anak terhadap kemampuannya.   

3. Tidak hanya memonitor, tetapi juga ikut terlibat dalam kehidupan anak

Semisal ketika anak melakukan pementasan, ada baiknya bagi orang tua untuk tidak datang terlambat dan berusaha duduk di kursi paling depan. Begitu pula dalam proses persiapannya, orang tua ikut menilai dan juga merekam kegiatannya. Dengan bentuk-bentuk keterlibatan orang tua pada hobi juga kegiatannya, anak bisa menjadi lebih dekat dengan orang tua.

Ada kalanya, anak merasa orang tua terlalu mencampuri urusan anaknya. Namun, ada baiknya bagi orang tua untuk tetap aktif dalam menjaga hubungan dengan anak agar dapat dipastikan bahwa kebutuhan anak, seperti perhatian dan kasih sayang tetap terpenuhi dengan baik.

***

Anak sebagai anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada kita sebagai orang tua, sudah sepatutnya bagi orang tua untuk menjaga dan memberikan kasih pada anugerah tersebut sebaik mungkin. Bukan berarti ketika anak jatuh atau mengalami kegagalan, maka kita dengan mudah melabeli negatif pada mereka sesuka hati. Sebagai orang tua, ada baiknya untuk pelan-pelan merefleksikan diri dan mulai memberikan dukungan yang terbaik agar anak bertumbuh menjadi manusia yang utuh dan merasa yakin dengan kemampuannya sendiri. Bagaimana pola asuh yang kita pilih sangat menentukan bagaimana ia nanti menjadi dewasa. Hal yang terpenting adalah yakinkan mereka bahwa kita hidup adalah untuk berproses bersama supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.


Sumber gambar: www.unsplash.com

Dzikria A. Primala

Write to be understood, speak to be heard and read to grow. Mahasiswi Psikologi. Nice to see ya!

Previous
Previous

Mengapa Alam Begitu Menenangkan?

Next
Next

CURHAT: Saya Tidak Suka dengan Pekerjaan Saya. Apa yang Sebaiknya Saya Lakukan?