CURHAT: Apa yang Harus Saya Lakukan Terhadap Kedua Teman Saya yang Memiliki Keinginan Mengakhiri Hidup?

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Saya ingin bercerita, tapi sebenarnya ini bukan tentang masalah saya. Ini tentang permasalahan teman-teman saya. Ada dua teman saya yang akhir-akhir ini saya khawatirkan. Teman saya yang pertama pernah bercerita pada saya bahwa, dia memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup. Dulu waktu kelas 10 dia pernah hampir melakukannya, bahkan ia sudah menyiapkan alat-alat yang diperlukan. Namun, di menit-menit akhir sebelum dia melakukannya, dia sempat chat saya dan saya mencegahnya. Akhirnya, dia tidak jadi melakukannya. Ketika kelas 10, teman saya ini memang cukup kesulitan beradaptasi di lingkungan SMA, tapi saya melihat akhir-akhir ini dia sudah cukup membaik. Dia juga sudah memiliki beberapa teman bahkan aktif berorganisasi. Tapi di kelas 11, dia lagi-lagi bercerita kalau dia seringkali tidak betah di rumah. Orang tuanya sering membandingkan dia dengan kakaknya yang seorang dokter. Dia juga mendapat tekanan dari orang tuanya untuk masuk kedokteran. Namun, dia tidak mau dan hal itu membuatnya tertekan. Pernah suatu malam, dia belum pulang hingga hampir jam 9 malam dan dia memilih untuk duduk di sekitar sekolah. Dia menelepon saya dan menangis saat menceritakan keadaannya saat itu. Di kelas 12, saya bertanya tentang keadaannya. Dia tampak sudah membaik lagi dan berkata kalau dia akan mencoba mengambil jurusan sesuai minatnya tetapi di luar kota, atau dia akan mengambil kedokteran sesuai keinginan orang tuanya. Tapi dia tak terlihat terlalu memikirkan hal itu lagi. Namun suatu hari dia bercerita, kalau keinginan untuk mengakhiri hidup muncul lagi. Katanya hampir setiap hari dia merasakannya. Saya menyarankan agar dia bertemu psikolog. Saya katakan waktu itu kalau orang tua saya bisa menjamin dia apabila ia tidak ingin orang tuanya mengetahui ia pergi ke psikolog. Tapi, sejak hari itu dia tidak membalas pesan saya lagi sampai sekarang.

Teman saya yang kedua yang memiliki pemikiran bunuh diri adalah anak pindahan sekolah luar negeri. Dia anak yang ceria dan penuh energi. Dia juga tekun dalam menyesuaikan diri dengan pendidikan di Indonesia. Meskipun begitu, saya tahu bahwa dia pun sebenarnya sedang berjuang. Dia sangat tertekan karena kesulitan dalam mengejar ketertinggalan materi, karena materi di Indonesia sudah sangat jauh melebihi materi di negaranya sebelumnya. Dia sering mengatakan hal-hal seperti “aku mau mati”, “iya nggak papa bunuh aku aja, aku udah pengen mati”, “udah capek hidup” namun konteksnya seperti bercanda. Saya tidak tahu apa dia benar-benar serius atau tidak, tapi saya khawatir karena dia bukan jenis orang yang mudah dibaca isi hatinya. Apa yang harus saya lakukan untuk menjaga mereka berdua?

Gambaran: Perempuan, 17 Tahun, Pelajar.


 Jawaban Pijar Psikologi

Halo, terima kasih telah berbagi cerita di Pijar Psikologi. Kami bisa merasakan betapa kamu sangat perhatian dan sayang kepada teman-temanmu ya. Kami salut dengan kepedulian dan rasa asihmu yang amat besar. Untuk itu, kami mewakili Pijar Psikologi mengucapkan terima kasih atas kesediaanmu untuk berbagi dengan kami.

Saat ini mungkin kamu sering merasa was-was dengan kondisi temanmu. Apalagi ketika mereka tidak sedang bersamamu atau tidak bisa kamu amati secara langsung. Kami bisa memahami betapa khawatirnya ketika seseorang yang dekat dengan kita menyampaikan adanya permasalahan yang hingga mendorong mereka untuk menyakiti diri mereka sendiri. Pasti ingin rasanya untuk segera dapat memastikan bahwa mereka selalu dalam kondisi yang aman secara fisik maupun psikologis. Akan tetapi, tidak dipungkiri bahwa apa yang dapat kita lakukan juga terbatas. Apa yang kamu lakukan sudah sangat baik, yaitu dengan terus memantau mereka. Selain itu, masukan yang kamu berikan pada temanmu sangat tepat, yaitu dengan menyarankannya untuk datang ke psikolog dan memberikan rasa aman dengan memastikan bahwa orang tuamu pun akan membantu dan menjaga rahasia. Namun, mengunjungi psikolog sendiri membutuhkan kesiapan tersendiri. Meski sudah banyak yang memberikan dorongan, jika orang tersebut belum siap, maka mengunjungi psikolog menjadi hal yang berat. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Beberapa hal di bawah ini merupakan alternatif hal yang dapat kita lakukan.

  1. Memberikan dorongan untuk mengunjungi tenaga profesional dengan tetap memberikan ruang bagi mereka untuk memutuskan.

  2. Dengan tetap memberikan ruang, selalu yakinkan mereka bahwa kita selalu ada untuk mereka.

  3. Ketika mereka menyampaikan sesuatu, dengarkan. Terkadang mereka hanya butuh untuk didengar. Jika diperlukan maka pelukan akan menjadi hal yang sangat hangat bagi mereka.

  4. Dengan tetap memberikan ruang, pantau terus mereka. Jika perlu simpan nomor darurat. Nomor darurat ini bisa berupa nomor puskesmas, kepolisian, atau nomor darurat bunuh diri (suicide hotline). Nomor telepon Puskesmas Ngaglik 1 adalah (0274) 888958 dan Ngaglik II adalah (0274) 4360557. Nomor telepon Polsek Ngaglik adalah (0274) 882810. Nomor darurat adalah 119 (bebas pulsa) yang disediakan oleh Kemenkes atau nomor-nomor yang dapat dilihat pada laman saveyourselves.id. Pada laman tersebut wilayah terdekat yang tersedia adalah wilayah Jawa Tengah.

  5. Jaga kesehatan fisik dan psikologis diri. Hal ini sangat penting bagi kita karena untuk dapat membantu orang lain kita perlu membantu diri kita terlebih dahulu. Tak jarang bagi kita yang memiliki dorongan membantu yang besar, batas antara diri dan orang lain menjadi kabur. Sehingga seolah-olah urusan, masalah, ataupun keputusan orang lain menjadi tanggungjawab kita. Jika ini terjadi hingga melebihi batas sehingga mengganggu aktivitas kita, maka rasa perhatian kita perlu dikaji ulang.

Adakalanya kita perlu mengingat kembali bahwa orang lain pun memiliki hak dan kemampuan untuk memutuskan, sehingga tidak semua yang mereka putuskan adalah tanggung jawab kita. Yang perlu kita lakukan adalah meyakinkan mereka bahwa kita selalu ada, siap untuk mendengarkan, dan jika perlu memberikan masukan. Selain hal-hal di atas, kamu juga dapat mencari tahu hal yang dapat dilakukan di situs Pijar Psikologi. Salah satu artikel yang berkaitan dengan hal tersebut adalah https://pijarpsikologi.org/5-hal-yang-bisa-dilakukan-saat-ada-kerabat-yang-ingin-bunuh-diri/

Mungkin ini saja yang bisa kami sampaikan. Semoga apa yang kami sampaikan bisa memberikan manfaat bagimu.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


 Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya. 

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Cerita Kami: Belajar Berdamai dengan Diri Sendiri Setelah Mengalami Generalized Anxiety Disorder

Next
Next

Mengapa Memahami Sebuah Bacaan itu Sulit?