CURHAT: Mungkinkah Saya Bisa Mencintai Diri Saya Sendiri Meski Tak Ada yang Bisa Dibanggakan?

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Saya sering sekali merasa bodoh, sedih, dan terpuruk. Rasanya tidak ada yang bisa dibanggakan dari diri saya. Saya ingin sekali menghilang. Pikiran-pikiran seperti “kenapa saya dilahirkan?” dan “apa yang bisa saya lakukan?” selalu saja menghantui saya di hampir setiap waktu. Saya merasa tidak pantas untuk hidup di dunia ini. Saya berharap saya bisa mencintai diri saya dan memiliki rasa kepercayaan diri yang baik. Apakah masih ada kemungkinan?

Gambaran : Perempuan, 19 Tahun, Pelajar/Mahasiswa.


Jawaban Pijar Psikologi

Terimakasih karena telah mempercayakan Pijar Psikologi untuk menjadi tempatmu berbagi cerita.

Dibayangi oleh pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan setiap hari, tentu membuatmu merasa tidak nyaman. Tetapi, kesediaanmu untuk terbuka pada kami merupakan salah satu tanda bahwa kamu masih mencintai diri sendiri. Ini adalah sebuah hal yang perlu diapresiasi karena ada keinginanmu untuk tetap bisa bertahan dan mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang kamu hadapi.

Pikiran-pikiran negatif yang kerap muncul dapat berujung pada menyalahkan diri sendiri. Pikiran-pikiran negatif tentang diri sendiri dapat terbentuk dari pola asuh ketika masa kanak-kanak atau responmu terhadap lingkungan sekitar saat ini. Cobalah untuk mencari tahu sejak kapan kamu memiliki pemikiran tersebut dan mengapa pemikiran seperti itu bisa muncul. Pikiran negatif yang tidak bisa segera diatasi akan memengaruhi emosi dan aktivitas sehari-hari. Akan sulit untuk bisa merasa bahagia dan mencintai diri, ketika fokusmu lebih kepada pikiran-pikiran negatif tersebut. Beberapa cara sederhana di bawah ini bisa kamu coba sebagai usaha mencintai dirimu:

1) Identifikasi Pemikiran Negatif dan Ubah Pemikiran Tersebut

Berdasarkan cerita yang kamu sampaikan, akhir-akhir ini salah satu pikiran yang sering muncul adalah pertanyaan kenapa kamu dilahirkan di dunia ini. Ambillah sebuah kertas dan alat tulis, lalu cobalah untuk menulis pikiran-pikiran yang sering muncul akhir-akhir ini. Setelah itu, coba bantah pikiran-pikiran negatif tersebut dengan melakukan konfirmasi pada diri sendiri. Sebagai contoh, ketika kamu memiliki pemikiran, “saya lebih baik tidak lahir di dunia ini” atau “saya tidak bisa melakukan apa-apa.” Cobalah untuk mengingat kembali hal-hal positif yang terjadi dalam hidup dan yang pernah dilakukan serta ajukan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri. “pernahkah aku membuat orang lain bahagia?” atau “pernahkah aku menolong orang lain?.” Kamu pasti pernah melakukannya dan kamu perlu yakin bahwa keberadaanmu di dunia ini untuk alasan yang baik bagi orang lain dan bagi dirimu sendiri.

2) Mengevaluasi Diri, Menerima Kekurangan dan Menemukan Kelebihan

Begitu mudah untuk melihat kekurangan dalam diri sendiri daripada menyadari kelebihan yang kita miliki. Namun, terkadang ada beberapa penilaian negatif terhadap diri sendiri yang belum tentu benar, misalnya “aku paling tidak berharga”, atau “aku bodoh.” Cobalah ambil sebuah kertas dan bolpoin, lalu tuliskan kekurangan- kekuranganmu. Dari beberapa kekurangan tersebut, cobalah untuk melakukan konfirmasi kepada orang terdekat. Hal ini bertujuan untuk mencari bukti apakah penilaian negatif tersebut hanyalah pikiran negatif yang tidak realistis atau memang merupakan kekuranganmu. Ketika kekurangan tersebut memang ada pada dirimu dan hal tersebut tidak bisa diubah, maka hal yang sebaiknya dilakukan adalah menerima kekurangan tersebut. Tidak apa-apa untuk memiliki kekurangan, karena di dunia ini sebenarnya tidak ada manusia yang sempurna.

Baca juga: “Self-Loathing: Belenggu Membenci Diri Sendiri” di sini.

Selanjutnya, pada kertas yang sama cobalah tuliskan beberapa kelebihan diri atau pencapaian yang telah kamu raih sekecil apapun itu. Tuliskan hal tersebut tanpa menggunakan kata ‘tapi’. Apabila kamu masih kesulitan untuk menemukan sisi positif, maka tidak ada salahnya untuk bertanya pada orang terdekat. Mungkin, pada awalnya akan sulit menerima dan percaya pada komentar positif dari orang lain. Namun, cobalah untuk mempercayai penilaian orang lain. Jika masih terlalu sulit mengidentifikasi kelebihan dalam satu waktu, coba  lakukan  pada  hari  berikutnya dengan mengingat  hal  baik  apa  yang  telah  kamu lakukan  di  hari  itu. Jangan lupa untuk memberi apresiasi pada diri sendiri ya!

Baca juga: “Self-Compassion: Berbelas Kasih Pada Diri Sendiri” di sini. 

3) Afirmasi Positif

Afirmasi adalah serangkaian kata positif yang diucapkan pada diri sendiri dengan penuh keyakinan untuk membentuk citra diri baru dan meningkatkan rasa percaya diri. Katakan beberapa hal positif yang sudah kamu tuliskan pada kertas sebelumnya di depan cermin. Seperti contohnya, “aku berharga, aku berarti, aku memiliki kelebihan.” Kamu bisa melakukannya setiap sebelum tidur, setelah bangun tidur, atau ketika persepsi buruk tentang diri sendiri mulai muncul. Ada baiknya afirmasi positif ini dilakukan setiap hari agar dapat menggantikan pikiran-pikiran negatif yang sering muncul. Pikiran yang positif akan berdampak pada perasaan dan perilaku yang positif pula.

4) Temukan Rasa Percaya Dirimu

Membangun rasa percaya diri memang tidak mudah dan instan. Namun, bukan berarti kamu tidak bisa menjadi pribadi yang percaya diri. Temukanlah hal-hal apa saja yang membuatmu merasa tidak percaya diri dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Pasti terdapat potensi-potensi di dalam diri kamu yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Misalnya saja dengan mengikuti kursus bahasa inggris untuk dapat mengasah kemampuan berbahasa inggris atau belajar hal-hal baru melalui platform youtube.

***

Tidak mudah memang untuk akhirnya bisa berdamai dengan diri sendiri. Butuh sebuah proses dan keteguhan hati untuk bisa mengubah diri menjadi lebih baik. Kami percaya bahwa suatu saat nanti kamu mampu menerima dan mencintai dirimu apa adanya. Semoga apa yang kami sampaikan bisa membantumu untuk keluar dari situasi dan permasalahanmu saat ini.

Terimakasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Melihat Kebermanfaatan dalam Memaafkan

Next
Next

CURHAT : Saya Lelah Karena Setiap Hari Pikiran dan Perasaan Saya Sangat Kacau