CURHAT: Saya Ingin Menghentikan Pikiran Agar Tidak Terus Merasa Tertekan

Curhat

Saya merasa ragu-ragu dalam banyak hal dan memikirkan masa lalu yang menekan pikiran saya, sehingga saya sering tidak ingin melakukan aktivitas apapun. Dulu saya sangat sering merasa kesepian, saya tidak ingin orang lain mendengar apa yang sedang saya alami, saya terkadang gampang sekali emosi jika melihat orang lain walau tidak tahu kenapa alasan saya membencinya. Tapi, akhir-akhir ini saya berusaha untuk membuka diri, saya mencoba untuk mengikuti kegiatan sosial (volunteering) untuk mengubah sikap saya (sudah 6 bulan), tapi saya tidak tahu kenapa kadang perubahan emosi saya itu masih sering terjadi, walau saya berusaha untuk mau terbuka dengan orang lain. Akhir-akhir ini saya berpikiran ingin menyakiti tubuh saya sendiri untuk menghentikan perasaan dan pikiran saya agar tidak terus lama berlanjut pada saat saya tertekan. Saya juga jadi sering sakit tanpa sebab dan mengurangi aktivitas, walau dulu sebenarnya saya bisa beraktivitas banyak.

Setiap saya pada situasi sendiri, tidak ada siapa-siapa di rumah ataupun di luar rumah, mengingatkan saya pada kejadian saya dari SD-SMA kalau saya sering mengalami penolakan dari teman-teman saya dulu. Mereka dulu banyak yang membenci saya, banyak perlakuan-perlakuan buruk mereka melawan saya dan membuat saya benci jika mengingatnya. Walau saya dulu berusaha untuk mencoba menerima dan instrospeksi sendiri, tapi saya tidak pernah menceritakan ke siapa-siapa baik teman maupun orang tua, bahkan saya belum pernah berhubungan dekat dengan laki-laki.

Saya merasa saya bisa mengatasinya sendiri karena itu kesalahan saya sendiri. Kesimpulan saya, saya berpikir bahwa mereka menyakiti saya karena mereka tidak tahu saya dan saya menerimanya untuk memperbaiki diri. Tapi setiap saya mengingat sedikit tentang hal itu, apalagi di saat saya sendiri, saya suka marah pada diri sendiri, dan di saat bertemu orang lain saya marah pada mereka.

Saya menginginkan saya bisa berubah lebih baik dan mengurangi emosional yang saya miliki sehingga saya bisa nyaman bertemu orang-orang di luar sana tanpa harus memaksakan diri.

Gambaran: Perempuan, 20 Tahun, Mahasiswa

Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih atas kepercayaan kamu untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Perubahan emosi yang sangat cepat membuat kita seringkali kewalahan menghadapi keadaan. Saya melihat kamu tampak kebingungan dengan apa yang kamu rasakan saat ini. Namun langkah kamu untuk terlibat dalam sebuah kegiatan sosial merupakan suatu hal yang sangat saya apresiasi bahwa kamu sudah mau mencoba berlatih menemui banyak orang yang mungkin berbeda cara pandang, keyakinan bahkan mungkin memiliki sikap yang tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kamu sudah perlahan belajar mengontrol diri ketika menghadapi sebuah situasi.

Dalam keadaan kosong atau tidak memiliki aktivitas, pikiran kita akan sangat mudah melakukan aktivitas lain termasuk memanggil memori lama yang berkesan bagi kita. Salah satunya adalah pengalaman buruk. Saya melihat kamu sepertinya selama ini seringkali menekan perasaan-perasaan sedih, kecewa, takut dan lainnya hingga tidak diketahui orang lain, sehingga ketika semua kejadian tidak menyenangkan di masa lalu secara tidak sadar sudah bertumpuk-tumpuk.

Dalam istilah psikologi menekan perasaan itu merupakan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) yang disebut represi. Namun represi bukanlah pertahanan diri yang baik karena ia akan terakumulasi dalam diri, ketika ia menemukan jalan untuk keluar, perasaan tersebut akan membuncah dan terekspresikan dengan cara yang tidak tepat. Maka ketika kamu mengalami suatu keadaan yang tidak pas di hati, perlahan cobalah membuka sedikit demi sedikit keran perasaanmu kepada siapapun yang kamu percayai (orang tua, sahabat dan Tuhan), karena yakinlah dengan perlahan membukakan jalan emosi negatif untuk keluar, cara itu dapat mereduksi kemarahan yang mungkin selama ini menguasai perasaanmu.

Mengenai pikiran menyakiti diri sendiri, saya sangat yakin kamu dapat menguasai diri untuk dapat menghentikan pikiran tersebut ketika ia muncul. Karena yakinlah dengan menyakiti diri sendiri akan membuat kamu terus merasa bersalah dan mencari pemuasan lain, karena inti permasalahan tersebut tidak hilang dan masih bersarang di tempatnya. Kamu dapat mengendalikan perasaan dengan melakukan relaksasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Letakkan satu tangan di perut dan satu tangan di dada

  2. Tutup mata dan tariklah napas dari hidung dan keluarkan melalui perut secara perlahan

  3. Rasakan pergerakan tangan yang berada diperut sama cepatnya dengan pergerakan tangan yang berada di dada saat menghirup nafas

  4. Lakukan satu hingga dua menit, bayangkan nafas tersebut menyegarkan kamu dan abaikan pikiran lain

  5. Biarkan tubuh merasakan dampak dari pernafasan tersebut

Meninjau keadaan kamu saat ini, saya melihat dirimu sedang butuh pertolongan orang lain. Oleh karena itu, saya sangat merekomendasikan kamu untuk menemui psikolog atau dokter terdekat dari tempat tinggalmu. Hal tersebut agar semakin memudahkanmu untuk menyampaikan semua perasaan yang selama ini sudah kamu simpan dengan baik namun ia perlu diselesaikan agar tidak lebih jauh mengganggu aktivitasmu. Untuk di kota Tulungagung sendiri ada beberapa psikolog yang dapat kamu temui diantaranya Psikolog Mirna W. Agustina, M.Psi., Psi. Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur Nomor Telepon 0813-3570-4778

Saya yakin kamu merupakan wanita yang mampu berdamai dengan keadaan yang sedang kamu hadapi dan yakinlah kamu akan dapat melalui hidup ini dengan lebih tenang ketika kamu bisa memaafkan sesuatu yang terjadi di masa lalu. Semoga kebahagiaan dan ketenangan hati selalu melingkupimu ya.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Menulis Ekspresif: Cara Mudah Lepas dari Stres

Next
Next

Mengapa Perempuan Menjadi Feminis?