CURHAT: Saya Merasa Rendah Diri dan Tidak Ada yang Menyayangi

Curhat

Saya merasa orang lain tidak menghargai saya. Bahkan untuk yg disebut teman. Saya berusaha melakukan apapun yg mereka mau tapi mereka justru mengacuhkan. Tidak ada yg benar-benar sayang, bahkan itu keluarga. Saya sampai merendahkan diri demi sebuah rasa sayang palsu dari seorang laki-laki, yang bahkan tetap tidak saya terima sampai saat ini.

Saya dari Jogja jauh-jauh ke Jakarta, akhirnya sia-sia karena tidak ada teman yang menemani, padahal mereka sudah berjanji dan mengiyakan. Saya kembali mengemis cinta pada mantan pacar saya yang notabene adalah suami orang karena hanya dengan dia saya merasa benar disayangi. Padahal saya tahu dia tidak benar sayang dan hanya menginginkan hubungan fisik dengan saya sebagai pengganti istrinya.

Rasanya lebih baik saya mati.

Belum lagi saya merasa tidak punya sosok ayah, ayah yg saya miliki tidak bertanggung jawab. Saya sangat benci dia.

Gambaran Identitas: Perempuan, 23 tahun, Pegawai swasta


Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih atas kepercayaan Anda untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Mbak, rasanya berat ya, jika apa yang kita lakukan tidak dihargai orang lain. Ada rasa sedih, kecewa, marah, juga ada rasa kesepian dan sendirian. Harga diri juga menjadi rasanya semakin terkikis. Anda sudah berusaha sebaik mungkin melakukan banyak hal untuk orang-orang terdekat, tetapi mereka tidak menganggap itu sebagai hal yang besar. Bahkan, sekedar menemani pun juga tidak dilakukan. Hal itu tentunya lebih terasa sia-sia karena hal ini terjadi dalam berbagai macam aspek kehidupan Mbak, mulai dari hubungan keluarga, pertemanan, hingga hubungan dengan lawan jenis.

Walau demikian, apa yang Mbak lakukan sekarang dengan terbuka dan bercerita kepada kami merupakan langkah yang sudah baik dan patut diapresiasi, karena artinya Anda terbuka pada bantuan. Sebelum menuju langkah yang bisa dilakukan, izinkan saya mengajak Mbak untuk mencoba memahami keadaan Anda. Anda mengatakan bahwa hubungan dengan ayah cenderung kurang baik dan ayah merupakan sosok yang kurang bertanggung jawab. Hal itu bisa saja mungkin merupakan faktor yang memperkuat apa yang dirasakan Anda selama ini, yaitu merasa tidak dihargai.

Secara singkat, hubungan yang sehat antara ayah dan anak perempuannya merupakan salah satu kunci harga diri yang positif pada si anak perempuan. Hal ini dikarenakan ayah adalah sosok yang pertama laki-laki dalam hidup si anak perempuan. Jika ayah memberikan dukungan yang sehat kepada anak perempuannya, hal ini akan mengembangkan kepercayaan dirinya. Sebaliknya, jika hubungan dengan ayah kurang sehat, hal ini akan berdampak pada anak perempuan tersebut hingga ia dewasa. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupannya dalam menghadapi hubungan dengan orang lain dan lawan jenis. Ketika dewasa, anak perempuan tersebut dapat mengalami rasa tidak aman, mencari sosok lawan jenis yang kurang tepat, dan rasa rendah diri atau tidak dihargai.

Oleh sebab itu, dapat dimengerti jika Mbak saat ini mungkin mengalami kebingungan. Secara logika, Anda paham bahwa misalnya berhubungan dengan mantan kekasih yang sudah beristri dapat tambah melukai diri Anda sendiri. Di sisi lain, Mbak merasa membutuhkan penghargaan dari orang lain meskipun bentuknya tidak ideal atau rasanya menyiksa. Langkah pertama yang paling penting yaitu tidak menyalahkan diri sendiri. Anda sudah berusaha sebaik yang Anda tahu dan mampu.

Selanjutnya, berikut adalah langkah-langkah yang bisa coba Mbak lakukan:

  1. Untuk melatih ketenangan dan mengendalikan pikiran seperti rasa ingin mati, putus asa, atau merasa sia-sia, Anda bisa mencoba relaksasi napas secara sederhana. Begitu muncul pikiran-pikiran tersebut, Anda bisa mencoba mengeluarkan perasaan Anda hingga tuntas (misal dengan berteriak atau menangis di bawah bantal). Jika Anda suka menulis, Anda juga bisa melampiaskan kekesalan Anda dengan menulis secara ekspresif dan jujur hal-hal yang tidak dapat Anda sampaikan secara lisan hingga Anda puas. Anda bebas menuliskan apapun di situ.

  2. Setelah sedikit tenang, lalu duduk dan coba langkah di bawah ini.

– Ambil posisi duduk yang nyaman, di sofa atau kasur.

– Pejamkan mata, lalu napas biasa sebanyak tiga – lima kali.

– Rasakan napas Anda perlahan. Fokuskan diri Anda pada napas Anda.

– Setelah itu mulai ambil napas perlahan dari perut. Perut akan mengembang ketika bernapas dan mengempis ketika dihembuskan. Hitung hingga 4 ketika mengambil napas, begitu pun ketika menghembuskannya. Fokuskan pada napas dan udara di sekeliling Anda.

– Setelah fokus, sambil bernapas, katakan kepada diri Anda kata-kata positif yang ingin Anda ucapkan kepada diri Anda. Contoh kata-kata positif tersebut antara lain: “Aku mencintai diriku.”; “Aku berharga.”; “Aku dicintai.”

– Ulangi hingga Anda tenang, lalu buka mata Anda perlahan-lahan.

3. Setelah Anda tenang, jika Anda merasakan pikiran yang negatif seperti “Tidak ada yang menghargaiku” atau “Semua yang kulakukan sia-sia”, Anda bisa mencoba mencari bukti yang bertentangan dengan pemikiran tersebut. Bukti tersebut biasanya adalah pengalaman nyata di dalam hidup Anda. Cari satu atau dua peristiwa (sekecil apapun) ketika Anda merasa dihargai oleh orang tua Anda, teman Anda, atau lawan jenis. Hal ini bisa saja dari kejadian bertahun-tahun lalu atau yang baru saja terjadi. Anda bisa mencatatnya, misal “Tiga tahun lalu sahabatku mengucapkan terima kasih ketika aku memberinya kado.”

4. Setelah mendapatkan bukti yang bertentangan dengan pemikiran negatif Anda tadi, coba ciptakan pemikiran baru yang realistis. Contoh:

Pikiran Negatif Pikiran Baru (Realistis)

Teman-temanku tidak menghargaiku. Mungkin saat ini mereka tidak bisa bersamaku, tetapi di lain waktu kami akan bisa bertemu lagi.

Usahaku yang kulakukan sia-sia di depan orang tuaku. Mungkin saat ini orang tuaku belum melihat apa yang kulakukan, tetapi hal itu dapat berubah seiring waktu.

Setiap ada pemikiran negatif, coba ucapkan perlahan dalam pikiran Anda pikiran baru tersebut berulang-ulang.

  1. Setiap bangun tidur di pagi hari atau akan tidur di malam hari, Anda bisa mencoba untuk melakukan afirmasi (meyakinkan diri) dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa Anda berharga. Anda bisa menatap cermin dan katakan berkali-kali, “Aku berharga. Aku layak dicintai.” atau dengan menyelipkannya pada latihan relaksasi rutin ketika bangun atau akan tidur. Hal itu memang tidak lantas bisa membalik pikiran Anda serta-merta, oleh karenanya dapat dilatih setiap hari.

  2. Jika Anda merasa kurang yakin, Anda bisa membuat daftar kelebihan yang Anda miliki atau pencapaian yang telah Anda raih, sekecil apapun. Beri diri sendiri apresiasi atas kelebihan Anda, misal dengan menghadiahi diri Anda makanan yang Anda sukai sewaktu-waktu, atau hadiah yang sesuai dengan hobi Anda.

  3. Fokus pada diri Anda dengan melakukan rawat diri yang sederhana, misalnya dengan olahraga seperti lari atau berenang, atau aktivitas lain yang menyenangkan. Dengan beraktivitas, energi yang Anda gunakan untuk memikirkan hal-hal di atas bisa tersalurkan. Anda juga bisa lebih sehat dan mampu melihat diri Anda secara positif.

  4. Tetap apresiasi orang lain. Jika Anda merasa kurang dihargai oleh orang terdekat Anda, Anda bisa melakukan hal tersebut dengan membuka diri terhadap orang-orang baru. Dengan membuka diri, orang lain bisa lebih mudah menerima kita dan menghargai kita.

  5. Jika pikiran Anda sudah tenang dan lebih positif, Anda bisa mencoba mengkomunikasikan apa yang Anda rasakan kepada orang-orang yang kurang menghargai tadi. Anda bisa mencoba mengatakan dengan jujur, lugas, tetapi dengan tenang. Contoh: “ Hai, (teman Anda)! Apa kamu ingat waktu aku di Jakarta kemarin? Mohon maaf ya, aku ingin mengatakan sesuatu. Sebenarnya saat itu aku kecewa kamu dan yang lain tidak bisa menemaniku, padahal kita sudah janjian. Aku harap ke depan kita bisa bertemu sesuai dengan janji berikutnya. Bagaimana menurutmu?”

Jika ia menanggapi dengan positif, ucapkan terima kasih. Dengan demikian, orang menjadi lebih paham akan apa yang Anda rasakan dan tidak menganggap hal tersebut biasa saja ( take for granted ) atau menimbulkan miskomunikasi.

  1. Dalam relasi dengan ayah, kita tidak dapat mengubah kepribadian seseorang atau apa yang terjadi di belakang. Yang dapat saya sarankan, jika Anda sedang merasa hubungan dengan ayah memburuk, Anda bisa mencoba membuat daftar hal kecil yang pernah ayah Anda lakukan untuk Anda atau keluarga. Jika sulit, Anda bisa lebih fokus pada hal-hal yang Anda inginkan, seperti impian Anda dan masa depan Anda. Dengan fokus pada hal-hal tersebut, bisa jadi ayah akan dapat menghargai Anda di kemudian hari.

  2. Terakhir, dalam relasi dengan pasangan, setelah Anda bisa berjarak, berpikir secara lebih obyektif, serta menghargai diri Anda sendiri, Anda bisa membuat daftar positif dan negatif mengenai hubungan Anda sebagai pertimbangan. Contoh:

Positif Negatif

Tidak sendirian, dia hanya menemani saya karena alasan fisik

Merasa ada yang menghargai, penghargaan yang diterima semu

Sudah menikah, tidak bisa bersama

Menambah rasa tidak nyaman

Rawan menyakiti diri sendiri dan orang lain

Satu hal yang bisa Mbak ingat, Anda layak untuk dicintai secara baik dan sesuai dengan keinginan Mbak. Anda berhak mendapatkan yang terbaik.

Bentuk dicintai bermacam-macam. Dalam status lajang ( single ) pun, hal itu tidak akan menurunkan nilai diri Anda. Anda tetap bisa menjadi versi yang terbaik bagi diri Anda dan dihargai. Terakhir, karena Mbak terpikir untuk mengakhiri hidup, Anda dapat mencoba datang ke layanan psikologi di puskesmas Depok (bisa I, II, atau III) agar proses berjalan lebih optimal dengan tatap muka dengan biaya terjangkau. Mbak bisa mendatangi layanan di:

1. Puskesmas Depok I

Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman Telp. (0274) 486852

2. Puskesmas Depok II

Jalan Lely III Perumnas Condongcatur, Depok, Sleman Telp. (0274) 887797

3. Puskesmas Depok III

Kompleks Colombo No. 50a, Depok, Sleman (0274) 711127

Semoga informasi yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi Mbak. Tetap semangat dalam menjalani hidup ke depan. Saya doakan agar Mbak dapat melakukan apa yang Mbak inginkan, mencintai diri sendiri dan hidup, serta mendapatkan apresiasi yang baik serta komunikasi yang lancar dengan orang-orang terkasih.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


 Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya. Nama klien dan nama konselor kami anonimkan

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Mengapa Pasanganku Abusive?

Next
Next

Ekstremisme Sebagai Pemenuhan Tuntutan Eksistensi