CURHAT: Saya Merasa Sendiri, Ditinggal Teman dan Ingin Mengakhiri Hidup

Curhat

Saya akhir-akhir ini sering merasa sendiri padahal banyak orang di sekitar saya. Ada ajakan pergi bersama teman tapi saya memilih di rumah bersama anjing saya. Saya merasa sendiri mungkin karena negative thinking duluan terhadap teman-teman, seperti parno. Semua bermula ketika salah satu teman dekat saya di kuliah (sebut saja si A) berpacaran dengan mantan pacar teman dekat saya di SMA. Tiba-tiba semua berubah. Dia sudah tidak pernah cerita, bahkan dari hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pacarnya. Si A salah satu dari 4 orang terdekat saya di kampus, dan hanya saya satu-satunya yang tidak tahu apa apa. Bahkan yang lain jadi jarang cerita juga sama saya.

Dan karena saya lumayan sibuk di organisasi, saya jadi jarang diajak main karena dalam pikiran mereka pasti saya tidak bisa. Maka dari itu saya selalu merasa sendiri karena selalu tertinggal. Saya merasa tidak punya teman dekat yang bisa saya sharingkan ini. Dan karena sering merasa sendiri, saya melamun dan ingin bunuh diri (karena toh juga nggak ada bedanya kalau nggak ada saya, kan saya juga nggak banyak komunikasi dengan yang lain). Sudah ada pikiran ini sejak awal 2017.

Lalu teman kampus yang NIM-nya di atas saya persis, meninggal karena kecelakaan. Saya lantas punya pikiran, kenapa bukan saya saja? Toh saya yang ingin mengakhiri hidup bukan dia. Dan pikiran itu terus muncul ketika saya tidak bermain, tapi teman saya selalu update sedang main dengan teman-teman. Saya bahkan tidak ada teman dekat saat SMA. Oleh karena itu saya semakin menutup diri dari semua. Menolak banyak ajakan. Tapi setelah berpikiran tersebut, saya selalu coba support diri dengan cita-cita yang diimpikan, bukankah saya ingin mencoba seperti itu. Saya belum bs maksimal dalam mendukung diri saya. Oleh karena itu, saya mencoba pakai media ini untuk melegakan pikiran saya. Mohon bantuannya.

Gambaran: Perempuan, 20 tahun, Mahasiswa

Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih atas kepercayaannya untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Berdasarkan cerita yang kamu sampaikan, saya memahami bahwa ada perasaan kesepian dan tidak percaya dengan orang lain yang membuatmu semakin menutup diri dari lingkungan. Pasti hal ini terasa berat, terlebih kamu harus berjuang sendiri untuk menghadapinya karena tidak memiliki teman dekat untuk berbagi cerita. Namun demikian, saya sangat mengapresiasi usahamu untuk mencari dukungan dengan berani membuka diri dan membagikan kisahmu di sini. Kamu juga perlu untuk mengapresiasi dirimu sendiri karena telah berhasil memunculkan kembali semangat dalam diri untuk meraih cita-citamu. You have to be proud of yourself!

Berada dalam kondisi yang sulit merupakan bagian dari putaran roda kehidupan manusia. Merasa tidak mampu dan tidak sanggup lagi menghadapi permasalahan hingga memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup merupakan hal yang juga dialami oleh jutaan manusia di dunia. Namun, perlu kamu ingat bahwa selalu ada pertolongan dan harapan di setiap permasalahan yang kita hadapi. Simaklah salah satu video di TED Talks yang berjudul “The bridge between suicide and life” oleh Kevin Briggs untuk lebih memahami fenomena ini

Pemikiran bunuh diri dalam batas-batas tertentu merupakan respon yang wajar ketika kita sedang berada dalam kondisi yang sangat terpuruk. Namun, kita tidak boleh menganggap hal ini sebagai suatu hal yang sepele. Apabila pemikiran ini selalu mengganggu keseharianmu, saya sangat menyarankanmu agar bertemu dengan psikolog terdekat. Psikolog akan membantumu untuk lebih memahami kondisi dirimu dan mencari solusi atas permasalahan yang kamu hadapi.

Saat ini di Yogyakarta sudah terdapat fasilitas layanan psikologi di setiap puskesmas sehingga kamu dapat menemuinya di puskesmas terdekat di daerah Mergangsan yaitu Jl. Kol. Sugiono 98 Yogyakarta (No. telp 0274373249). Selain itu, kamu juga dapat menemuinya di biro-biro psikologi terdekat atau Fakultas Psikologi universitas-universitas seperti UGM atau UMBY.

Kamu juga dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi pemikiran-pemikiran negatif yang terus membayangi pikiranmu. Hal yang pertama adalah dengan lebih mengenali kondisi diri . Identifikasikan faktor apa saja yang sekiranya dapat memunculkan pemikiranmu untuk bunuh diri dan berusahalah untuk dapat menghadapinya dengan baik. Sebagai contoh, ketika melihat aktivitas teman-teman di media sosial dapat meningkatkan keinginanmu untuk bunuh diri maka kamu dapat mengurangi aktivitasmu di media sosial ketika sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

Kemudian, kamu juga dapat berlatih untuk lebih menyayangi diri sendiri. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk lebih menyayangi diri sendiri adalah dengan melakukan perawatan terhadap diri. Makan makanan yang sehat, memiliki tidur yang cukup dan berolahraga secara rutin dapat membuatmu merasa lebih baik.

Kamu juga dapat melakukan hal yang kamu sukai. Ketika kamu sedang merasa down, lakukanlah hal-hal yang dapat membawa kesenangan bagimu seperti hobi yang biasa kamu lakukan. Meskipun akan terasa cukup sulit untuk memulainya, cobalah untuk sejenak mengistirahatkan pemikiran-pemikiran negatif yang muncul dan lakukan hal yang biasanya dapat memberikan kesenangan bagimu.

Lalu, kamu juga dapat memikirkan mengenai cita-citamu. Buatlah perencanaan yang lebih jelas mengenai apa yang akan kamu lakukan untuk meraih cita-citamu. Hal ini akan membantumu untuk lebih mengarahkan pikiranmu agar tidak hanya berfokus kepada hal-hal yang negatif.

Selain beberapa hal di atas, kamu juga dapat mencoba untuk lebih mengembangkan hubungan sosial dengan orang di sekitar . Mencoba untuk berbicara mengenai apa yang kamu rasakan kepada orang lain merupakan langkah yang baik agar tidak selalu merasa sendiri. Meskipun saat ini kamu merasa tidak memiliki hubungan yang cukup dekat dengan orang lain, cobalah untuk membuka diri dengan orang lain di sekitarmu. Berikut ini terdapat salah satu artikel dari pijarpsikologi.org yang dapat menjelaskan pentingnya berbagi kisah dengan orang lain.

Don’t forget that you are human. It’s okay to have melt down. Just don’t unpack and live

there. Cry it out and then refocus on where you are headed.

Semoga dengan keberanianmu untuk membuka diri, kamu juga semakin berani untuk menghadapi segala situasi yang kamu hadapi. Selamat berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga bermanfaat.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.

Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya. Nama klien dan nama konselor kami anonimkan. 

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Direktori Psikologi: Autism Spectrum Disorder

Next
Next

Liputan Event Pijar Class 3: Mengenali Diri di Tengah Quarter Life Crisis