Di Balik Keinginan Membangun Hubungan Lewat Aplikasi Kencan Online
“Sebanyak 5% dari pasangan yang menikah bertemu dengan pasangannya melalui aplikasi kencan online. Namun, 1 dari 3 pengguna aplikasi kencan online justru tidak pernah bertemu secara langsung dengan teman kencannya .” (Pew Research Center)
Fenomena mengenai kencan online bukanlah hal yang baru. Terlebih di era digital, saat kemudahan bisa didapat hanya dengan meng-click atau melakukan swipe dari komputer dan ponsel. Hanya dengan memasang foto terbaik di profil dan menuliskan sejumlah hal menarik tentang diri sendiri, kita dapat mengetahui bila ada orang lain yang tertarik untuk menjalin hubungan lebih lanjut dengan kita. Melalui ketertarikan yang diungkapkan oleh sesama pengguna, kita dapat mulai berkomunikasi dengan orang tersebut. Bukan tidak mungkin komunikasi akan berlanjut di media sosial lain hingga pertemuan di dunia nyata.
Ada berbagai macam alasan yang mendasari orang-orang untuk menggunakan aplikasi kencan online. Mulai dari adanya rasa penasaran tentang cara menggunakan aplikasi kencan online, sekadar menambah kenalan, atau memang yang benar-benar serius ingin mencari pasangan. Kendati fenomena ini sudah marak, tentunya mencari pasangan dari kencan online memiliki “sensasi” yang berbeda dibandingkan dengan cara lain, misalnya lewat kenalan teman atau dijodohkan orangtua.
Sebuah Ungkapan Kebutuhan Akan Kelekatan
Sejak kecil kita sudah membangun hubungan lekat dengan orang lain. Orang pertama yang menjalin hubungan lekat dengan kita adalah pengasuh. Pengasuh tersebut bisa jadi ibu, nenek, atau orang lain yang mengasuh kita sedari kecil. Seiring perkembangan waktu, kita akan mulai mencoba untuk mandiri dari pengasuh dengan mencari teman sebaya yang dapat dekat dengan kita, kemudian setelah menginjak dewasa kita akan mulai mencari pasangan.
Salah satu upaya dalam mencari pengganti kelekatan tersebut adalah dengan menggunakan aplikasi kencan online. Aplikasi ini menyajikan berbagai macam “kemudahan” untuk menemukan orang yang memiliki ketertarikan yang sama dengan kita. Melalui kemudahan yang disajikan, kita bisa menemukan orang yang dirasa tepat untuk menjadi partner dalam hidup. Terlebih lagi, saat menggunakan aplikasi kencan online ini, kita akan memiliki persepsi mengenai kesamaan dengan pasangan. Baik dalam hal fakta bahwa dia juga menggunakan aplikasi kencan online, kesamaan preferensi dan hobi ataupun kemiripan identitas lain yang ditampilkan dalam profil. Persepsi tersebut membuat kita lebih mudah memercayai orang yang kita temui dari kencan online ini.
Di sisi lain, kelekatan yang terbangun dari aplikasi kencan online bukanlah tanpa resiko. Aplikasi kencan online sama seperti media sosial lainnya, yang dapat menyajikan anonimitas bagi penggunannya. Anonimitas yang disajikan oleh media kencan online memungkinkan penggunanya untuk berbohong baik mengenai identitas maupun informasi dirinya.
Menemukan Pasangan dan Pengaruhnya pada Harga Diri
Menemukan pasangan idaman hanya dengan melakukan swipe memang terdengar menyenangkan. Namun, hal tersebut bisa menimbulkan suatu rasa lelah dan kesal apabila kita tak kunjung menemukan calon pasangan yang cocok, bahkan setelah memasang foto dan identitas terbaik yang kita miliki. Bukan hanya perasaan kesal, hal ini dapat pula menurunkan harga diri serta membuat kita mempertanyakan mengenai kepantasan diri, terutama mengenai penampilan fisik.
Dalam aplikasi kencan online, umumnya pengguna mengutamakan foto untuk mempertimbangan calon teman kencan. Hal itu menyebabkan pengguna akan mengandalkan informasi subjektif melalui foto yang dipasang oleh pengguna lain. Menurut penelitian, pengguna aplikasi kencan online dilaporkan memiliki pandangan negatif terhadap dirinya, terutama mengenai daya tarik personal. Kebiasaan menggantungkan informasi melalui foto itulah yang berpengaruh terhadap pandangan negatif terhadap daya tarik personal.
Ketakutan Akan Penolakan
Percakapan melalui media sosial memungkinkan kita untuk tidak bertemu secara langsung dengan orang yang kita ajak bicara. Ini juga bisa terjadi pada aplikasi kencan online. Bagi orang yang memiliki ketakutan untuk mengalami penolakan, hal ini justru akan memberikan mereka kenyamanan karena mereka tidak perlu melihat reaksi dari orang yang akan diajak berkomunikasi. Saat proses berkomunikasi dengan calon pasangan atau teman kencan online menemui suatu keraguan, maka mereka dapat memutuskan hubungan terlebih dahulu sebelum mengalami penolakan.
Perasaan aman tanpa melihat reaksi atau tanda-tanda penolakan dari calon teman kencan itulah yang membuat beberapa orang lebih memilih menggunakan aplikasi kencan online dalam mencari pasangan dibandingkan berinteraksi secara nyata dengan orang lain.
Memanfaatkan Aplikasi Kencan Online
Membangun relasi intim dengan orang lain merupakan salah satu hal yang wajar dan menjadi keinginan banyak orang. Memang, bukan hal mustahil kita bisa menemukan pasangan yang cocok melalui aplikasi kencan online. Namun kita perlu memerhatikan perilaku hingga perasaan yang kita alami saat menggunakan aplikasi tersebut. Merasa daya tarik berkurang saat tak kunjung menemukan pasangan yang cocok, hingga berbohong akan identitas diri hanya agar menemukan orang tertarik pada kita tentunya memiliki dampak negatif. Bukan hanya mengurangi kesempatan untuk bertemu pasangan yang “tepat”, kita juga membohongi diri sendiri dengan menciptakan ilusi tentang diri kita. Saat kita mulai merasa penampilan fisik dan kualitas pribadi kurang menarik hingga membuat kita kerap membanding-bandingkan dengan orang lain, saat itulah kita perlu memikirkan kembali penggunaan aplikasi tersebut.
Penolakan, proses mengenal orang lain yang harus dilakukan berulang kali, serta kekecewaan karena tidak menemui ekspektasi yang diinginkan merupakan hal yang wajar dalam mencari pasangan. Hal ini dapat terjadi saat kita berkenalan dengan orang melalui aplikasi kencan online maupun melalui tatap muka secara langsung. Hal tersebut merupakan proses alamiah dalam mencari pasangan yang tepat. Apabila kita mengalami penolakan dan kekecewaan, janganlah membuat kita merasa tak berharga. Anggaplah sebagai proses pembelajaran dalam hidup, dan bagian dari perjalanan menemukan pasangan yang tepat bagi satu sama lain.