Direktori Psikologi: Binge Eating Disorder

Definisi

Binge Eating Disorder (BED) sebelumnya dikategorikan dalam EDNOS (Eating Disorder Not Otherwised Specified), kemudian pada DSM-V, BED dikategorikan dalam gangguan makan otonom (autonomous eating disorder). Seseorang dengan Binge Eating Disorder kesulitan mengontrol porsi dan waktu makannya. Setidaknya dalam waktu 2 jam setelah makan, seseorang akan kembali makan dengan porsi yang lebih besar daripada porsi orang pada umumnya. Walaupun ketika itu, ia dalam keadaan merasa sudah kenyang.

Gejala

  1. Tidak dapat menghentikan diri ketika makan.

  2. Mengonsumsi makanan dengan cepat dalam porsi yang besar, namun akan muncul perasaan bersalah setelahnya.

  3. Merasa mampu mengurangi stres dan tekanan melalui makan.

  4. Tidak pernah puas sebanyak apapun makanan yang dimakan.

  5. Sering makan diam – diam dan terkadang bersembunyi.

Penyebab

  1. Faktor lingkungan yang mendorong aktivitas makan dijadikan solusi untuk mengatasi masalah.

  2. Kondisi psikologis seperti depresi, kesepian, dan ketidakpuasan akan bentuk badan.

  3. Kondisi abnormal otak yang terkait dengan kandungan hormon dopamin, serotonin, dan endogenous opioids systems. Hormon-hormon tersebut menyebabkan seseorang menjadi ‘food dependence’ (ketergantungan terhadap makanan).

Terapi

Cognitive Behavioral Therapy (CBT)

Melalui CBT, seseorang dengan BED dapat memahami penyebab beserta pola perilaku binge eating. Proses ini diharapkan bisa mengembalikan pola makan seseorang dengan BED agar kembali teratur dan ia mampu mengontrol dirinya.

Farmakoterapi

Pemberian obat seperti antidepresan bisa mengurangi gejala binge eating. Konsultasikan dahulu dengan dokter Anda untuk informasi penggunaan dan dosis yang dianjurkan.

 

Catatan:

Direktori Psikologi adalah informasi lengkap mengenai gangguan mental yang terdiri dari pembahasan definisi, gejala hingga metode treatment. Semua yang tercantum di direktori ini semata hanya untuk keperluan penambahan pengetahuan. Perlu diketahui, diagnosis gangguan mental tidak bisa diidentifikasi hanya berdasarkan satu atau dua gejala yang dialami. Diagnosis gangguan mental hanya dapat dilakukan oleh psikolog atau psikiater. Jika merasa diri sendiri atau orang terdekat mengalami gejala yang ada disarankan untuk menemui psikolog/psikiater terdekat.

Teja Ningrum

Dominus Iluminatio Mea

Previous
Previous

Memahami Dampak Kekerasan dalam Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak

Next
Next

Bersyukur untuk Berdamai dengan Masalah