Direktori Psikologi: Gangguan Disosiatif

Gangguan Disosiatif (dissociative disorder) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan adanya perubahan terkait identitas, memori, dan kesadaran individu. Gangguan ini juga sering disebut dengan gangguan kepribadian ganda.

Individu yang mengalami gangguan ini mengalami kesulitan untuk mengingat peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi pada dirinya, melupakan identitas dirinya bahkan membentuk identitas baru. Ganggguan ini muncul akibat peristiwa traumatik dalam kehidupan dan digunakan sebagai pertahanan diri menghadapi peristiwa tersebut.

Jenis-jenis Gangguan Disosiatif

Gangguan disosiatif mencakup tiga gangguan yaitu gangguan identitas disosiatif, amnesia disosiatif dan gangguan depersonalisasi.

1. Gangguan Identitas Disosiatif

Gangguan ini sering disebut dengan gangguan terpecah. Kepribadian terpecah menjadi dua atau lebih, yang masing-masing kepribadiannya terdefinisi dengan baik pada satu tubuh. Orang dengan gangguan ini bisa jadi sadar atau tidak sadar keberadaan masing-masing kepribadian satu dengan yang lain.

2. Gangguan Amnesia Disosiatif

Amnesia disosiatif merupakan tipe paling umum dalam gangguan disosiatif. Dalam amnesia disosiatif, orang menjadi tidak mampu menyebutkan kembali informasi pribadi yang penting dalam bentuk yang tidak bisa dianggap sebagai lupa biasa.

3. Gangguan Depersonalisasi

Orang dengan gangguan ini akan merasa terpisah dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Orang dengan depersonalisasi ini merasa seperti bermimpi atau bertingkah seperti robot. Seperti, “there’s someone in my head, but it’s not me”.

Gejala

1. Distorsi waktu

Orang dengan disosiatif merasa kehilangan waktu. Orang dengan disosiatif kerap menemukan sesuatu yang tidak diketahui saat tersadar sebagai dirinya sendiri. Orang dengan disosiatif juga sering berada di suatu tempat yang tidak diketahui karena ia secara tidak sadar pergi ke tempat tersebut.

2. Perbedaan Kemampuan Diri

Orang dengan disosiatif memiliki perbedaan kemampuan di setiap kepribadiannya. Misal, kepribadian A bisa bermain musik, saat berubah ke kepribadian B ia tidak bisa bermain musik.

3. Gangguan Memori

Orang dengan disosiatif memiliki ingatan yang lemah terhadap kejadian sebelumnya. Ketika kepribadian lain sedang mengambil alih dirinya, orang dengan disosiatif tidak bisa mengingat aktivitas apa saja yang dilakukan saat tersadar ke kepribadian aslinya. Orang dengan disosiatif merasa kehilangan sebagian ingatannya.

4. Lemahnya kontrol gerakan tubuh

Saat orang dengan disosiatif berubah ke kepribadian lainnya, ia tidak bisa mengontol gerakan tubuhnya. Dirinya seperti dikendalikan orang orang lain yang berada dalam dirinya.

Penyebab

Secara umum, panyebab utama orang memiliki gangguan disosiatif yaitu trauma masa lalu. Seperti trauma masa anak-anak, penyiksaan fisik, pelecehan seksual, kecemasan yang luar biasa akibat munculnya ingatan menyakitkan. Orang yang tidak kuat menahan trauma semacam ini kemudian akan membentuk kepribadian yang lain untuk bisa lari dari luka itu. Setiap kejadian traumatis yang berbeda juga akan menibulkan kepribadian yang lainnya. Misal, penyiksaan fisik yang dilakukan ayahnya akan membentuk kepribadian A, pelecehan seksual masa anak-anak akan membentuk kepribadian C, dan seterusnya.

Penanganan

1. Terapi kesenian kreatif

Terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu orang dengan disosiatif yang sulit mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka. Seni kreatif dapat membantu seseorang mengekspresikan dirinya, sehingga dalam menyembuhkan trauma masa lalu.

2. Terapi kognitif

Terapi kognitif ini bertujuan untuk membuat orang dengan disosiatif lebih mengenal dirinya sendiri. Terapi ini akan membantu orang dengan gangguan disosiatif untuk mengidentifikasi diri sendiri dan semua masalah yang dimilikinya.

3. Psikoanalisis

Terapi Psikoanalisis ini akan membantu orang dengan gangguan disosiatif menyelesaikan masalah yang belum selesai di masa kecilnya. Terapi ini mengajak orang dengan gangguan disosiatif kembali ke masa lalu dan mengenali diri sendiri dengan lebih baik. Selain itu, terapi ini juga bertujuan untuk mengenali setiap kepribadian yang dimiliki orang dengan gangguan disosiatif, agar bisa mengendalikannya.

 

Catatan:

Direktori Psikologi adalah informasi lengkap mengenai gangguan mental yang terdiri dari pembahasan definisi, gejala hingga metode treatment. Semua yang tercantum di direktori ini semata hanya untuk keperluan penambahan pengetahuan. Perlu diketahui, diagnosis gangguan mental tidak bisa diidentifikasi hanya berdasarkan satu atau dua gejala yang dialami. Diagnosis gangguan mental hanya dapat dilakukan oleh psikolog atau psikiater. Jika merasa diri sendiri atau orang terdekat mengalami gejala yang ada disarankan untuk menemui psikolog/psikiater terdekat.

Mirza Iqbal

Mirza. Chief Editor at Kognisia.co, His jargon is “money can’t buy happiness, but it can buy ice cream”

Previous
Previous

Baby Blues: Samakah dengan Postpartum Depression?

Next
Next

8 Metode Self-Healing