Media Sosial dan Kesehatan Mental: Yes or No?
Terlarut dalam media sosial sehingga menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh memang benar adanya
Pada saat luang, merasa tidak ada kerjaan, atau sekadar menunggu sesuatu, manusia cenderung mengisinya dengan berselancar di media sosial. Facebook, Twitter, Instagram, Tumblr, atau Path menjadi contoh pilihan variasi media sosial yang ada.
Menunggu teman datang sambil scrolling timeline merupakan pemandangan yang sering kita temukan. Saat sedang rehat sejenak dari pekerjaan, orang-orang sering mengecek notifikasi atau mengunggah story untuk mengisi waktu yang ada.
Beberapa aktivitas di atas telah menjadi kebiasaan baru di era milenial saat ini. Kebiasaan baru ini menyebabkan munculnya rasa kehilangan ketika gadget lupa dibawa kemana-mana. Seseorang cenderung akan merasa aneh karena tidak ada yang bisa dilakukan tanpa gadget di tangan.
Muncul Keresahan
Berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk media sosial setiap harinya? Hanya sesekali saja atau malah hampir setiap menit kamu membukanya? Mungkin awalnya kamu merasa ini hal yang lumrah dan telah menjadi kebutuhan. Walaupun begitu, apa kamu pernah merasakan kejanggalan atas kebiasaan barumu itu?
Berbagai penelitian telah dilakukan terkait penggunaan media sosial dengan remaja yang sering menjadi subjek utamanya. Memang penggunaaannya saat ini dipenuhi oleh usia remaja, namun tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak serta orang dewasa untuk menggunakannya juga.
Para peneliti menyatakan, semakin banyak kamu menghabiskan waktu pada media sosial, semakin besar kemungkinanmu mengalami masalah kesehatan mental. FoMo turut menjadi salah satu alasan untuk menghabiskan waktu di sana. FoMo merupakan kecemasan seseorang karena takut ketinggalan suatu momen di media sosialnya. Waktu yang banyak dihabiskan ini mengakibatkan timbulnya penggunaan media sosial yang berlebihan dan berkepanjangan dalam hidup manusia.
Masalah Kesehatan Mental Akibat Penggunaan Media Sosial
Persoalan nyata berkaitan masalah kesehatan mental yang sering muncul dari media sosial antara lain: merasa rendah diri, merusak konsentrasi, penurunan harga diri, kecemasan, depresi, merasa kurang memiliki relasi, dan kecanduan media sosial.
Kecemasan dapat terjadi karena merasa ketinggalan informasi jika tidak membuka media sosial. Merasa terlambat untuk merespon teman atau ketinggalan pembahasan bersama teman, turut menjadi alasan kecemasan.
Sementara itu, melihat foto atau video yang diunggah oleh seseorang, secara tidak langsung dapat memengaruhi diri kita. Pengaruh tersebut berkenaan dengan harga diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Ketika kamu membandingkan suatu unggahan terhadap keadaan dirimu sendiri, muncul rasa iri, sedih, atau tidak percaya diri.
Sebagai contoh, melihat unggahan foto wanita yang terlihat cantik dan berpenampilan menarik. Kemudian, kamu membandingkan dengan dirimu sendiri. Perbandingan ini malah membuatmu rendah diri dan menurunkan keberhargaan diri sendiri karena kamu merasa tidak cukup cantik dan menarik seperti wanita pada umumnya.
Selain itu, seringkali kita tidak fokus melakukan sesuatu karena dibarengi dengan bermain gadget di tangan. Sebagai contoh, mengobrol dengan teman sembari scrolling timeline, mengerjakan tugas sambil cek notifikasi media sosial, atau membereskan rumah sambil membalas chat yang ada.
Mengganggu Jam Tidur
Apa kamu termasuk yang mengecek media sosial sebelum pergi tidur? Yang awalnya hanya ingin mengecek, malah keasyikan bermain di dalamnya sampai ketiduran.
Keterikatan dengan gadget di malam hari ini berdampak pada terganggunya jam tidur manusia. Pada awalnya, mungkin merasa malam adalah waktu santai untuk menikmati media sosial sambil berisitrahat. Akan tetapi, seseorang bisa terjebak di dalamnya pada saat mereka bermedia sosial hingga lupa waktu.
Padahal, waktu tidur yang berkurang seringkali dikaitkan dengan kolesterol tinggi, obesitas, depresi, mudah tersinggung, mudah terserang penyakit, dan kelelahan untuk beraktivitas di esok harinya.
Coba Lakukan Ini!
Ketika kamu merasa penggunaan media sosial berdampak pada kesehatan mentalmu, mungkin sudah saatnya kamu melakukan ini:
Offline sejenak dari media sosialmu. Alihkan penggunaan media sosialmu dengan aktivitas yang berhadapan langsung dengan orang. Seperti dengan keluarga atau teman yang mendukung dan peduli denganmu
Perbanyak aktivitas yang memberi rasa nyaman pada pikiran dan badan. Berolahraga, bermeditasi, berkelana keluar mencari udara segar, atau melakukan aktivitas luar lainnya yang memberikan rasa kebebasan dan nyaman bagi dirimu sendiri
Buat batasan yang tegas untuk penggunaan media sosialmu
Lepas dan Hapus. Hal ini dilakukan ketika kamu memilih untuk benar-benar melepaskan diri dari media sosial. Kamu uninstall aplikasinya yang ada di gadget-mu. Kamu sengaja untuk tidak membeli paket data atau berada di daerah yang tidak ada wifi sehingga mempersulit dirimu untuk mengakses media sosial. Hingga akhirnya, nanti intensitas penggunaan media sosialmu akan berubah.
Tidak Selamanya Buruk
Segala sesuatu pasti memiliki sisi baik dan buruk di baliknya. Sama halnya dengan media sosial, walaupun dapat berakibat pada masalah kesehatan mental, media sosial dapat menjadi media untuk melepaskan keresahan, kesepian, dan kesedihan yang dirasakan bagi sebagian orang. Kamu juga bisa bertemu dengan pengguna lain yang bernasib sama dan memberi dukungan tersendiri bagi orang tersebut.
Di sisi lain, media sosial juga memudahkan untuk menjaga hubungan dengan mereka yang jauh dari kita. Dengan menjaga hubungan, kita dapat memantau perkembangan kehidupan masing-masing melalui media sosialnya. Selain itu, kita dapat mendukung satu sama lain ketika terjadi suatu hal yang tidak menyenangkan.
Media sosial juga dapat menjadi sumber informasi hal yang menyenangkan dan menghibur bagi diri manusia. Hal-hal positif dan bermanfaat yang dibagikan turut memberikan pengaruh baik bagi yang melihatnya.
Media sosialmu dapat menjadi bumerang bila penggunaan yang dilakukan telah berlebihan dan muncul ketergantungan terhadapnya. Menghabiskan waktu yang ada dengan bermain di dalamnya membuat kita lupa ada hal lain yang lebih bermanfaat untuk dilakukan. Selain itu, membuat kita lupa dengan orang terdekat yang kehadirannya nyata ada di dekat kita.
Jika kamu merasa penggunaan media sosialmu selama ini tidak memberikan pengaruh baik yang cukup berarti untuk dirimu sendiri, mungkin sudah saatnya kamu rehat sejenak dari media sosial yang ada.