Memahami Kesurupan Massal dari Sudut Pandang Psikologi

unsplash-image-44D6S-5jDJQ.jpg

Beberapa kasus kesurupan yang kita ketahui seringkali terjadi di lingkungan dengan cakupan populasi yang relatif besar, seperti di sekolah, pabrik, atau kantor-kantor. Jarang terjadi kesurupan ketika seseorang sedang di dalam kamar dan sendirian. Mengapa bisa demikian?

***

Penjelasan datang berdasarkan pendekatan ilmu psikologi terkait kesurupan masal. Seperti yang sudah dijelaskan dalam artikel sebelumnya tentang kesurupan dilihat dari sudut pandang psikologi,  bahwa kesurupan merupakan salah satu gangguan psikologis yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat identitas diri baik bersifat sementara atau dalam jangka waktu tertetnu. Kesurupan ini bisa terjadi karena adanya fenomena stres, trauma atau karena tumpukan permasalahan-permasalahan psikologis tertentu yang sebelumnya dipendam dibawah kesadaran yang akhirnya “meledak”. Namun, kapan akan “meledak” atau diluapkan tergantung kemampuan individu dalam mengontrol kondisi dirinya. Seseorang yang tidak tahu bagaimana cara meluapkan atau mengekspresikan emosi dengan baik, bisa jadi rentan terhadap kesurupan. Hal ini bisa saja terjadi sebagai akibat tidak terekspresikannya emosi-emosi dalam diri sehingga terjadi kesurupan yang kemudian dikaitkan dengan hantu atau roh halus di jaman dulu. Bahkan, bisa dikatakan bahwa kesurupan dan upaya pengusiran roh halus merupakan prototipe psikoterapi modern.

Penyebab Kesurupan Lebih Sering Terjadi di Ruang-Ruang Publik

Kesurupan seringkali terjadi  di sekolah-sekolah atau ruang-ruang publik yang memuat populasi yang lebih banyak daripada terjadi di kamar ketika sedang sendirian. Mengapa demikian?

Ilmu psikologi menjawab pertanyaan ini yaitu ketika seseorang mengalami kesurupan, ia memiliki kebutuhan untuk melampiaskan perasaan yang selama ini mengganjal. Akibatnya, seseorang yang mengalami kesurupan cenderung berbicara atau berperilaku tanpa kontrol diri secara tidak sadar untuk menyampaikan apa yang menjadi keinginan atau perasaannya yang terpendam kepada seseorang/kelompok orang. Hal itulah yang terkadang membuat orang yang mengalami kesurupan disebut “seeking attention”. Seeking attention atau mencari perhatian terjadi karena tidak adanya penyaluran yang tepat terhadap emosi-emosi dalam diri sehingga seseorang membutuhkan perhatian dari orang lain untuk merasakan apa yang dirasakannya. Semakin banyak perhatian yang ia dapatkan maka semakin ia terpenuhi kepuasannya sehingga kesurupan ini lebih sering terjadi didepan banyak orang/dalam populasi yang masif. Dengan begitu kepuasan psikologis berupa afeksi dan perhatian dari orang lain akhirnya terpenuhi.

Penyebab Kesurupan Mudah Menyebar Dalam Keramaian

Seseorang yang berada dalam keramaian atau lingkungan dengan populasi masif dan sedang terjadi kesurupan di area itu, akan cenderung mudah mengalami kesurupan. Mengapa demikian?

Hal tersebut dikarenakan adanya kondisi suggestible yang terjadi antara orang yang sedang kesurupan dengan orang-orang yang rentan mengalami kesurupan-yaitu orang-orang yang secara emosi sedang tidak stabil. Hal tersebut akan memicu munculnya sebuah kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan yang membuat sistem pertahanan kesadaran (ego) dalam otak seseorang menjadi lemah. Penyebaran sugesti ini berkaitan erat dengan  kekuatan dari sugesti yang diberikan dan kekuatan dari pendirian seseorang yang diberi sugesti. Hal inilah yang kemudian memicu adanya kesurupan massal. Sugesti yang diberikan oleh seseorang yang pertama kali kesurupan dalam lingkungan tersebut menyebar dan akhirnya memunculkan respon dari orang-orang di sekitarnya yang biasa kita sebut sebagai kesurupan massal. Dalam kesurupan massal ini, perempuan cenderung lebih mudah untuk tersugesti karena pengalaman-pengalaman yang ia lihat secara langsung, sehingga korban dari kesurupan massal lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Namun, hal itu tergantung dari pendirian kuat seseorang untuk mempertahankan kesadaran (ego) dirinya.

***

Kini, kita bisa membangun perspektif baru mengenai fenomena kesurupan dan kesurupan massal yang telah lama dikaitkan dengan hal-hal supranatural. Kesurupan atau kesurupan massal dari sudut pandang psikologi merupakan sebuah gangguan kesadaran yang kemudian bisa menyebar karena adanya sugesti-sugesti dalam suatu populasi. Dengan begitu, fenomena tersebut bukan lagi sebuah fenomena yang tabu dan tidak bisa dinalar, akan tetapi menjadi sebuah fenomena yang mampu dijelaskan secara rasional dan logis.

 

Artikel ini adalah sumbang tulisan dari Adebba Ramadhani Noury. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Psikologi di sebuah universitas negeri di Semarang. Selama dua tahun terakhir, ia melakukan penelitian penelitian tentang fenomena kesurupan yang seringkali disalahartikan oleh beberapa orang. Salah satu motivasinya adalah ingin memahamkan masyarakat umum bahwa kesurupan tidak perlu ditakuti, karena terkadang, beberapa orang yang mengalami hal tersebut justru membutuhkan bantuan kesehatan mental. Adebba dapat dihubungi di akun Instagram @adebbarn.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

19 Hal yang Perlu Dilakukan Terhadap Anak Pelaku Bullying (Part 1)

Next
Next

CURHAT: Saya Masih 16 tahun, Tetapi Saya Terpikir untuk Mengakhiri Hidup