Fakta Mitos Tentang Perempuan
Di sekitar kita ada banyak kepercayaan mengenai perempuan yang belum kita ketahui kebenarannya. Misalnya, stigma bahwa perempuan lebih emosional saat datang bulan, atau lebih mudah mengalami stres dibandingkan laki-laki. Berikut akan kita bahas satu persatu fakta dan mitos mengenai perempuan.
Perempuan Lebih Emosional Saat Datang Bulan
Meskipun belum ada penelitian yang secara konsisten menjelasan mengapa perempuan menjadi lebih emosional saat menstruasi, namun pernyataan tersebut ada benarnya. Hormon estrogen yang bekerja pada perempuan seringkali tidak stabil saat menstruasi. Peningkatan hormon estrogen inilah yang dipercaya dapat membuat suasana hati perempuan berubah-ubah. Selain hormon, gejala fisik seperti kram di bagian perut yang dialami sebagian perempuan membuatnya mudah tersulut emosi, merasa cemas, marah, atau mudah tersinggung.
Di sisi lain, perubahan suasana hati tersebut tidak dialami semua perempuan karena kadar normal hormon estrogen setiap perempuan berbeda-beda. Sebagian perempuan lebih sensitif terhadap perubahan kadar hormon estrogen saat menstruasi, sedangkan sebagian lainnya tidak. Hal ini juga bergantung pada kemampuan perempuan untuk mengontrol emosinya.
Tidur Teratur dapat Menurunkan Berat Badan Pasca Persalinan
Hal ini merupakan sebuah fakta. Saat seorang perempuan sedang hamil, ia akan mengalami perubahan tubuh, salah satunya peningkatan berat badan. Tidak mengherankan apabila perempuan ingin melakukan berbagai cara untuk mengembalikan tubuh idealnya setelah persalinan. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan tidur secara teratur.
Memiliki jadwal tidur yang teratur dapat membantu mengaktifkan kembali metabolisme tubuh. Namun, pasca persalinan, perempuan biasanya justru tidak dapat tidur dengan nyenyak karena harus menjaga sang buah hati. Kurangnya jam tidur membuat tubuh melepaskan hormon-hormon stres atau hormon kortisol yang bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Perempuan Tidak Memiliki Hormon Testosteron
Hal ini tidaklah benar. Tubuh manusia memiliki berbagai macam kelenjar yang menghasilkan hormon. Hormon-hormon inilah yang akan membantu kita dalam melakukan metabolisme, perkembangan, dan pertumbuhan tubuh. Pada perempuan terdapat sel ovarium yang menghasilkan tiga hormon penting, yakni hormon estrogen, hormon progesterone, dan hormon relaksin. Sementara pada laki-laki terdapat sel testis yang menghasilkan hormon reproduksi, seperti hormon testosteron.
Meski begitu, perempuan pun memiliki hormon testosteron. Walau pada tubuh perempuan tidak memproduksi testosteron sebanyak laki-laki, tetapi hormon ini tetap memiliki andil bagi seorang perempuan. Pada perempuan, hormon testosteron berfungsi untuk meningkatkan gairah seksual (libido), meningkatkan fungsi imun, hingga melindungi dari kemungkinan terkena osteoporosis.
Ada kalanya seorang perempuan memiliki kadar testosteron yang tergolong tinggi dari kadar normal. Hal ini lebih dikenal dengan hiperandrogenisme yang bisa menyebabkan berbagai masalah psikologis, fisik, dan fisiologi. Misalnya, timbulnya jerawat, kebotakan rambut, gangguan pada suasana hati, serta pertumbuhan abnormal pada jaringan otot.
Mual Perempuan Hamil akan Berpengaruh pada Kondisi Bayi
Hal ini adalah mitos. Mual dan muntah tidak berpengaruh pada kondisi anaknya kelak. Sebab, mual dan muntah merupakan kondisi umum yang dialami oleh 85% perempuan hamil. Mual yang biasanya dirasakan pada pagi hari ini dikenal dengan morning sickness. Kondisi ini biasanya terjadi pada trimester pertama (0-12 minggu) selama 4-9 minggu kehamilan, dan terparah selama 7-12 minggu kehamilan. Penyebab morning sickness belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli kesehatan mengatakan bahwa peningkatan hormon selama kehamilanlah yang menyebabkan morning sickness. Selain itu, peningkatan hormon progesteron akan memperlambat fungsi metabolisme sehingga bisa mengganggu sistem pencernaan perempuan hamil.
“Woman are made to be loved, not understood.”
-Oscar Wild