Berdamai dengan Kerapuhan Diri

Aku ga sekurus dia”

“Mustahil aku bisa dapet promosi kerja kayak dia”

“Mana mungkin dia mau nerima aku jadi pacarnya”

Pernahkah kamu melontarkan kata-kata yang mirip seperti di atas? Perkataan negatif yang kita bicarakan ke diri sendiri adalah salah satu cerminan kerapuhan diri. Seringkali kerapuhan dilihat sebagai suatu kelemahan. Namun, menurut Brené Brown, seorang professor dan penulis buku yang berjudul The Power of Vulnerabilitymempunyai pandangan bahwa cinta, kebahagiaan, kreativitas, serta perasaan memiliki dan dimiliki bersumber dari kerapuhan. Bisa dikatakan kerapuhan adalah awal dari munculnya keberanian diri.

Secara tidak langsung di dalam budaya kita, rasa malu, takut dan kecemasan akan ketidakpastian diibaratkan sebagai emosi yang perlu dihindari. Banyak contoh di kehidupan di mana kita memasang ”dinding” yang besar dan mematikan rasa untuk merasakan malu, takut dan ketidakpastian. Wajar saja karena perasaan itu menjauhkan diri dari zona nyaman dan kita berusaha melindungi harga diri kita. Secara tidak sadar, kita pernah memakai “topeng” ceria padahal sebenarnya lagi sedih dan terluka. Kita pernah saja ingin “menembak” orang yang kita sayang tapi takut ditolak atau mengurungkan niat untuk melamar posisi kerja karena meragukan kemampuan diri.

“What makes you vulnerable makes you beautiful.” -Brené Brown

Banyak cara yang kita lakukan tanpa disadari melindungi diri dari kekecewaan. Melindungi diri bisa mempunyai beberapa wujud, bisa menyalahkan, mengkritik terlalu banyak, hingga iri dengan pencapaian orang lain. Apabila sudah menutup diri untuk menerima kerapuhan, maka menurut Dr.Brown kita juga menutup diri untuk merasakan cinta, kebahagiaan, kreativitas dan perasaan diterima.

Proses penerimaan diri adalah tahapan awal untuk berdamai dengan kerapuhan. Individu yang sudah nyaman menjadi dirinya sendiri yang seutuhnya, justru mempunyai keberanian untuk merangkul ketidaksempuraan diri mereka. Memberikan kesempatan untuk jujur dan terbuka akan semua perasaan yang muncul adalah usaha untuk memunculkan keberanian dari dalam. Mereka tahu bahwa harus mencintai diri sendiri terlebih dahulu untuk bisa mencintai orang lain dan mereka berani melakukan suatu hal sepenuh hati tanpa tahu adanya kepastian bahwa usaha mereka akan dibalas.

I am enough.” -Brené Brown

Pada saat kita merangkul kerapuhan, kita menciptakan sebuah “rumah” untuk diri sendiri. Tentu rumah identik dengan kata nyaman dan aman. Kerapuhan mendatangkan kenyamanan untuk menjadi diri sendiri dan melahirkan penerimaan diri yang seutuhnya.

Beranjak dari perasaan tersebut individu mampu untuk mencintai diri sendiri dan orang lain, mampu bersyukur meskipun dihadapkan dengan peristiwa kesedihan, serta segenap hati mendedikasikan waktu dan tenaganya untk berbuat baik terhadap sesama. Kerapuhan juga membawa kebermaknaan dalam menjalin hubungan dengan diri kita begitu juga dengan orang lain.

 

Let others know the importance of mental health !

Fika Nadia

Have a keen interest at the intersection of psychology, fashion and art. An avid learner. A quality time seeker with people and oh, also cats!

Previous
Previous

Di Balik Fake Instagram Account

Next
Next

Ketika Keputusan Menikah Muda Melupakan Faktor Kesehatan