Belajar dari Finlandia, Negara Paling Bahagia di Dunia

Baru-baru ini Finlandia ditetapkan sebagai negara paling bahagia di dunia menurut laporan World Happiness Report tahun 2017. Menurut survey yang dilakukan oleh Gallup World Poll selama tahun 2015-2017 menetapkan Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia. Finlandia dinyatakan sebagai negara paling bahagia karena keseimbangan hidup antara faktor internal (biologis, kognitif, kepribadian dan etis) dan faktor eksternal (perilaku, sosial budaya, ekonomi, geografis, peristiwa hidup dan estetika).

Finlandia dikenal sebagai negara dengan musim dingin yang panjang dan gelap. Matahari bahkan tidak terbit selama 51 hari dibagian Finlandia utara. Hal ini kontras dengan studi yang mengatakan bahwa tidak adanya sinar matahari menyebabkan ketidakbagaiaan, kesedihan, bahkan hingga menyebabkan depresi. Nyatanya, Finlandia menjadi negara dengan penduduk paling bahagia di dunia dengan letak geografis yang jauh dari bayangan kebahagiaan. Adanya iklim ekstrem dan musim dingin yang begitu gelap tidak membuat masyarakat Finlandia menjadi tidak bahagia. Sebaliknya, hal itu justru menjadikan masyarakatnya lebih dekat dan menyatu karena adanya rasa kebersamaan hidup dalam lingkungan iklim yang ekstrem. Di Finlandia, iklim ekstrem membuat masyarakat menjadi mandiri, personal, tetapi juga saling bergantung dan sangat kooperatif.

Kebahagiaan di Finlandia bukan hanya sekedar materi, popularitas, dan pengakuan publik. Kebahagian disana dimakanai secara luas dan dalam, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kesejahteraan dan kualitas hidup seseorang, diantaranya pendapatan, harapan hidup sehat, dukungan sosial, kebebasan, kepercayaan dan kemurahan hati serta persepsi tentang korupsi. Finlandia dikenal sebagai negara yang menunjukkan nilai tertinggi dalam hal pendapatan per kapita, harapan hidup sehat, dukungan sosial, tidak adanya korupsi, kebebasan untuk membuat keputusan hidup dan kemurahan hati. Hal itu tercermin dalam beberapa kebijakan-kebijakan publik yang ditetapkan pemerintah. Misalnya, dukungan atas pelayanan dan peningkatan kesehatan sangat diprioritaskan bagi masyarakat. Selain kesadaran masyarakat terhadap harapan hidup sehat yang tinggi, negara juga sangat memperhatikan kesehatan masyarakatnya.

Dukungan pelayanan dan peningkatan kesehatan dianggap menjadi perihal utama yang meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan penduduk karena kebahagiaan tidak hanya menyangkut tentang pendapatan tinggi saja. Peningkatan pendapatan tidak menjadi satu-satunya sumber kebahagiaan dan kesejahteraan seseorang. Hal ini didukung oleh studi yang mengatakan bahwa harapan hidup sehat adalah hal terpenting menyangkut kesejahteraan dan kebahagiaan hidup seseorang. Pola hidup sehat akan berimplikasi pada harapan hidup seseorang. Orang-orang dengan harapan hidup yang panjang akan jauh lebih bahagia karena mereka memiliki semangat dan harapan untuk hidup lebih lama.

Kebahagiaan juga terkait dengan etika dan perilaku manusianya termasuk etika berbicara dengan orang lain. Di Finlandia, menginterupsi seseorang dianggap sebagai perilaku yang kurang sopan. Perilaku masyarakatpun seimbang mengenai cara pandang mereka terhadap orang lain. Di Finlandia,  tidak ada perlakuan spesial antar manusia. Bahkan kita tidak bisa membedakan mana orang yang kaya raya maupun yang tidak. Semua orang dianggap sama dan setara.

Di Finlandia sendiri, sistem sosial dan dukungan kelembagaan terhadap masyarakat sangat diutamakan. Hal ini terbukti dari masyarakatnya yang taat membayar pajak bahkan 7 dari 10 orang pembayar pajak tertinggi di dunia berasal dari Finlandia. Mereka juga sangat transparan dalam pengelolaan keuangan negara. Hal ini berimplikasi pada pemikiran dan budaya masyarakat yang anti korupsi. Di bidang pendidikan, Finlandia dikenal sebagai pemilik sistem pendidikan terbaik karena paradigma negara bahwa pendidikan adalah kunci dari kemajuan negara. Finlandia dipimpin oleh para akademisi dan profesor yang memiliki integritas dan nilai-nilai nasionalisme. Finlandia juga dikenal sebagai negara yang menjunjung kesetaraan gender. Lebih dari 40% anggota parlemen Finlandia adalah seorang perempuan. Di bidang teknologi, Finlandia adalah negara yang ramah dengan pertumbuhan start-up karena mindset mereka yang memanifestasikan waktu dan pikiran ke dalam bidang penelitian, pengembangan dan inovasi.

Mengapa Kita butuh Berbahagia ?

Sudah menjadi kodrat manusia sejak zaman evolusi yaitu mencari kebahagiaan. Mereka berpindah tempat hanya untuk mendapatkan apa yang mereka anggap sebagai kebahagiaan, misalnya sumber makanan, tempat tinggal yang lebih aman, dan ikatan kekeluargaan. Bagaimana manusia bertahan hidup di zaman dulu juga mempengaruhi mekanisme bertahan hidup manusia dalam masyarakat modern. Menurut survey yang dilakukan oleh Gallup World Poll, Finlandia juga menjadi tempat yang paling membahagiakan bagi para imigran. Hal ini kurang lebih dipengaruhi oleh kesejahteraan dan kualitas hidup di mana mereka sekarang tinggal. Mereka percaya bahwa kebahagiaan bisa berubah, dan memang berubah, sesuai dengan kualitas masyarakat tempat mereka tinggal. Mereka percaya bahwa kebahagiaan bisa menular karena pengaruh lingkungan.

Bagaimana Kebahagiaan di Indonesia?

Finlandia telah membuktikan diri sebagai negara yang diakui penduduknya sebagai sumber kebahagiaan mereka. Bagaimana dengan kebahagiaan di Indonesia?. Menurut laporan World Happiness Report 2017, Indonesia menempati peringkat ke 96 dunia negara bahagia. Apa yang membuatnya demikian?

Mungkin kebahagiaan di Indonesia masih terganjal dengan batasan-batasan yang secara sadar maupun tidak sadar kita bangun. Misalnya, sistem dukungan sosial di Indonesia yang belum optimal sehingga banyak orang kemudian memiliki masalah kesehatan mental dan kesepian. Di bidang ekonomi, adanya gap atau ketimpangan pendapatan, krisis keuangan, dan tekanan ekonomi di tempat kerja membuat masyarakat mudah stres hingga mengalami kecemasan. Selain itu, pergeseran norma-norma budaya di masyarakat yang kini lebih mengarah ke materialisme juga memengaruhi kebahagiaan hidup masyarakat. Pola makan dan gaya hidup sehat di masyarakat Indonesia masih rendah, terbukti dengan banyaknya kasus obesitas, penyakit jantung dan diabetes. Penggunaan media sosial juga sedikit banyak memengaruhi kebahagiaan masyarakat Indonesia.

Kini saatnya kita melihat kembali bagaimana sistem yang diterapkan di Indonesia sekaligus mengevalusi diri kita masing-masing. Apakah kita sudah berbahagia? Apakah kita tetap ingin berbahagia? Ada baiknya kita belajar dari negara paling bahagia di dunia, baik sistem sosial, kelembagaan, perilaku, etika, dan moral individunya. Bagaimana sistem di sebuah negara bisa memberikan kebahagiaan lahir dan batin kepada seluruh masyarakatnya. Sebagai negara yang disinari matahari hampir sepanjang tahun, seharusnya Indonesia bisa menjadi negara yang lebih berbahagia.

Bukan negara kaya raya yang akan menjadikan kita bahagia, melainkan negara dengan sistem sosial budaya yang lebih seimbang dan dukungan kelembagaan untuk kehidupan yang lebih baik.

Kebahagiaan kita yang superfisial

Sekarang ini, kebahagiaan seakan diukur dari faktor-faktor eksternal misalnya, materi, popularitas, dan pengakuan publik. Akibatnya, kita secara tidak sadar mengejar apa yang kita anggap sebagai kebahagiaan dengan berbagai cara untuk bisa mendapatkan materi, popularitas, dan pengakuan publik tersebut. Kita berjuang keras untuk mendapatkan ketiganya. Kita berjuang keras untuk mendapatkan gaji fantastis per bulan, mengendarai mobil mewah, kenaikan jabatan atau promosi, tambahan tunjangan bulanan, dan lain sebagainya hanya untuk bisa berbahagia. Hal tersebut secara tidak langsung membuat standar terciptanya kebahagiaan bagi kita. Akibatnya, ketika kita belum mencapai standar tersebut, maka kita tidak bahagia. Kita hanya terus berandai-andai untuk berbahagia. Kebahagiaan kita seakan merupakan kebahagiaan superfisial, kebahagiaan yang dangkal dan hanya di permukaan.

Terkadang kita melupakan bahwa kebahagiaan seharusnya berakar dari diri kita sendiri. Bahagia tidak seharusnya menuntut diri kita untuk melakukan atau mewujudkan banyak hal untuk bisa meraihnya. Kita tidak perlu harus berpenghasilan besar untuk berbahagia. Tidak perlu memiliki followers banyak di media sosial untuk merasa bahagia. Dan tentunya tidak perlu menginjak kebahagiaan orang lain untuk menghadirkan kebahagiaan diri kita sendiri.

Menghadirkan kebahagiaan sebenarnya bisa dilakukan dengan cara-cara yang sederhana. Tanpa menuntut diri sendiri, tanpa perlu penilaian bahagia menurut orang lain, tanpa harus membandingkan diri dengan standar bahagia orang lain. Tanyakan pada diri sendiri, hal sederhana apa yang bisa diwujudkan untuk kebahagiaan diri? Mungkin berkumpul dengan keluarga, dengan teman dekat, melakukan hobi dan hal sederhana lainnya yang bisa menghadirkan kebahagiaan untuk diri kita.

Let others know the importance of mental health !

Isnaniar Noorvitri

She writes mostly in relationship and compassion. Meet her at instagram @isnaniarr

Previous
Previous

Direktori Psikologi: Down Syndrome

Next
Next

Liputan Event Pijar Class 1: Perempuan dan Patah Hati