CURHAT: Antara Saya dan Sang Teman Khayalan

Curhat

Saya sering berbicara dengan diri sendiri seperti sedang mengobrol dengan orang lain. Saya anggap itu adalah “teman khayalan” saya. “Dia” jarang datang, namun setiap dia datang saya akan mengurung diri di kamar selama beberapa jam. Saya tidak bisa memaksa kapan “dia” harus datang atau pergi. Yang biasa “dia” lakukan saat kami berdua adalah menginterogasi sampai saya bisa menemukan titik terang dari masalah yang sering saya alami.

Kata orang tua, kebiasaan ini sudah saya lakukan sejak kecil. Pernah saya mencoba menghilangkan kebiasaan ini, namun saya jadi sering merasa cemas. Tapi kalau dibiarkan, hal ini akan mengganggu aktivitas-aktivitas saya. Saya ingin menceritakan hal ini kepada teman terdekat, namun saya masih belum mempercayai orang lain untuk menjaga rahasia ini.

Saya bingung apakah kebiasaan ini harus saya hilangkan? Di satu sisi, saya terbantu oleh kehadiran “dia” untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan saya.

Gambaran: Perempuan, 18 tahun, Freshgraduate.

Jawaban Pijar Psikologi:

Terimakasih atas kepercayaan Anda untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Usia anak-anak biasanya memang memiliki teman khayalan atau imajinasi. Namun perlahan hal itu disadari sebagai hal yang tidak nyata dan tidak terpaku pada imajinasi tersebut tetapi sembari beradaptasi dalam dunia nyata. Hal yang bagus apabila Anda menyadari bahwa “teman khayalan” itu adalah imajinasi dan dapat dibedakan dengan mana yang nyata. Coba cek kondisi emosi atau beban pikiran yang mungkin sedang Anda hadapi dan bagaimana cara menyelesaikannya dengan nyata. Bila kesulitan, coba sharing atau berdiskusi dengan orang yang Anda percaya atau konsultasi ke psikolog di daerah Anda. Koping atau cara Anda menyelesaikan masalah tanpa Anda sadari memunculkan sosok imajiner adalah seperti usaha melarikan diri atau menutup diri dari masalah sebenarnya. Untuk mengubah kebiasan tersebut Anda dapat berlatih teknik mindfulnessMindfulness berarti cara memusatkan pikiran pada apa yang nyata sedang dirasakan, dipikirkan, dan dirasakan oleh tubuh. Mindfulness dapat melatih Anda atau berhubungan dengan apa yang sedang terjadi tanpa bersikap menilai atau menolak apa yang terjadi, namun mengembangkan sikap menerima setiap momen dari setiap pengalaman. Mindfulness dapat dilakukan seperti meditasi dengan duduk berdiam dan berfokus pada nafas atau dapat juga dipraktikkan sambil bekerja. Selamat mencoba.

 

Terimakasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Depresi: Sebuah Hal yang Nyata dan Manusiawi

Next
Next

Mencoba Belanja dengan Lebih Bijak