CURHAT: Pacar Saya Adalah Pecandu Game dan Judi Online yang Kerap Meminta Uang Kepada Saya Secara Paksa

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Saya saat ini sedang menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang belakangan baru saya ketahui ternyata seorang pecandu game dan judi online. Awalnya saya merasa baik-baik saja dan tidak ada masalah yang berarti dengan hubungan percintaan kami. Dia baik dan tidak mengganggu hidup saya. Namun, lama kelamaan saya merasa terganggu dengan kehadirannya. Dia ingin meminjam handphone saya untuk bermain game. Alasannya supaya dia punya 2 handphone untuk bermain game (selain handphone-nya sendiri). Saya punya dua handphone dan bahkan sekarang handphone kedua saya juga terkadang dipinjam olehnya. Hal yang lebih parah lagi adalah seringkali dia memakai uang pribadi saya dan bahkan dengan cara memaksa. Dia memaksa saya untuk memberikan ATM saya beserta password-nya dan memakai uang saya hingga ludes. Suatu hari password ATM saya ganti dan dia marah besar. Saya tidak tahu harus berbuat apa selain memberitahukan password baru kepadanya. Saya sungguh bingung dengan sikapnya. Apa yang harus saya lakukan? Saya sayang dengannya, tetapi perilakunya itu sudah diluar batas kesabaran saya. Saya mohon bantuannya.

Gambaran: Perempuan, 19 Tahun, Mahasiswa.


Jawaban Pijar Psikologi

Hai, terima kasih atas kepercayaanmu untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Dalam menjalin hubungan, setiap orang pasti mendambakan hubungan yang harmonis dengan pasangannya. Adanya sikap saling memahami, menghargai, saling mendukung, menjaga agar merasa aman, saling peduli dan menyayangi serta menghormati perbedaan pendapat adalah harapan semua orang dalam menjalin hubungan. Namun, seringnya harapan tersebut tidak berjalan sesuai kenyataan. Ego yang masing-masing dimiliki pasangan seringkali menjadi masalah. Masalah tersebut bisa menimbulkan perasaan tertekan, sedih, kecewa, marah hingga merasa sangat sakit dan membuat tidak nyaman dengan hubungan yang dijalani. Bahkan tidak jarang,  masalah tersebut bisa membawa dampak buruk bagi diri sendiri.

Berdasarkan cerita yang kamu bagikan, kami bisa memahami apa yang kamu rasakan saat ini. Sikap pasangan yang kecanduan game dan judi online, apalagi sampai memaksa untuk menggunakan barang dan uang kamu untuk kegiatan judinya, pasti membuatmu merasa sangat terganggu. Ada perasaan tidak dihargai, tidak aman bahkan merasa tersakiti karena keegoisan dan sikap keras yang dimiliki oleh pasangan. Meski rasa sesak memenuhi hampir tiap waktu, tapi rasanya tetap sulit untuk mengambil keputusan. Terlebih keputusan untuk meninggalkanpasangan karena merasa sudah sangat sayang dan mungkin takut kehilangan dirinya. Namun, kami sangat salut dengan kamu. Kamu menyadari dan mengakui bahwa ada masalah dengan hubunganmu, sehingga segera mencari bantuan untuk bisa mengatasi masalah tersebut sebelum situasinya semakin memburuk. Terima kasih sekali lagi atas kepercayaannya kepada kami. Kami juga yakin, kamu adalah perempuan yang hebat dan tangguh.

Terkait masalah yang sedang kamu alami, ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan agar kamu dapat melihat lebih bijak masalah yang sedang kamu hadapi. Perlu dipahami bahwa cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan sebuah hubungan. Hubungan sehat itu membutuhkan komitmen dua pihak untuk menghilangkan ego demi kepentingan bersama. Hubungan sehat itu adalah hubungan yang bisa membuat pasangan saling bertumbuh dan menjadi lebih baik. Ketika yang terjadi malah sebaliknya, seperti merasa tertekan dan tidak dihargai bahkan mengalami kekerasan dan pemaksaan, kemungkinan hal tersebut menandakan bahwa kamu sedang berada dalam hubungan yang tidak sehat.

Hubungan tidak sehat atau yang sering disebut dengan toxic relationship merupakan hubungan yang tidak menyenangkan bagi diri sendiri atau orang lain. Hubungan ini akan membuat seseorang merasa lebih buruk. Ciri-ciri toxic relationship antara lain merasa tidak aman, ada kecemburuan, keegoisan, ketidakjujuran, merasa terpaksa, sikap merendahkan, memberi komentar negatif, mengkritik, dan sebagainya. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kamu bisa mencoba untuk melihat kembali hubungan yang sedang kamu jalani, apakah termasuk dalam ciri-ciri toxic atau tidak.

Baca juga: Toxic Relationship: Ketika Sebuah Hubungan Tidak Lagi Menghubungkan di sini.

Hubungan abusive tidak selalu berkaitan dengan fisik, seperti dipukul atau ditampar. Abusive relationship juga bisa terjadi dalam bentuk lain yakni kekerasan secara verbal, seksual, emosional dan finansial. Efek menjalani hubungan yang seperti ini tentu tidak sehat dan berpengaruh pada kondisi emosi dan fisik seperti merasa tertekan, stres, depresi hingga bisa menyebabkan trauma. Selain itu, hubungan semacam ini juga bisa mempengaruhi keadaan fisik seperti sering merasa sakit perut, sakit kepala, sakit punggung, cemas, susah tidur dan susah makan.

Baca juga: 13 Tanda Kamu Berada Di Hubungan Abusive di sini.

Hubungan yang didalamnya terdapat tindak kekerasan baik secara verbal atau non-verbal jelas tidak baik untuk terus dibiarkan dan perlu segera ditangani. Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba untuk mengatasi masalah yang sedang terjadi dalam hubunganmu.

  • Intropeksi Diri untuk Memahami Masalah dengan Pasangan

Intropeksi dilakukan untuk memahami penyebab pasangan bersikap demikian. Pertanyaan-pertanyaan seperti:

“Kira-kira apa yang sudah saya lakukan sehingga dia begitu ?”

“Kejadian apa yang pernah dia alami hingga bersikap demikian ?”

Kita perlu tahu tentang apa yang melatarbelakangi pasangan berbuat demikian, karena orang yang toxic atau abusive bisa jadi pernah mengalami pengalaman yang buruk dan sakit sehingga dia bersikap demikian.

  • Perbaiki Komunikasi

Coba ajak pasangan berbicara dengan tenang untuk membicarakan masalah hubungan kalian. Belajar berbicara dengan kepala dingin. Caranya bisa dengan menyampaikan di awal bahwa selama berdiskusi nanti, kalian sama-sama komitmen untuk terbuka menyampaikan perasaan, apa yang dipikirkan dan apa yang dibutuhkan dari pasangan sehingga bisa mencari solusi untuk menyelesaikan masalah. Dalam melakukan komunikasi, jangan mencari pihak yang salah atau benar, tapi fokus pada apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan.

  • Berani Mengambil Keputusan

Ketika usaha tersebut sudah dilakukan tetapi tidak membuahkan hasil, kamu berhak mengambil keputusan untuk keluar dari situasi tersebut. Sadari bahwa kamu berhak bahagia dengan tidak menjalin hubungan yang tidak sehat. Memang akan sulit, terlebih kamu sudah menjalani hubungan yang cukup lama dan masih mencintainya. Akan tetapi, kesehatan diri kamu jauh lebih penting dengan atau tanpa dirinya.

  • Mencintai Diri Sendiri

Seringkali ketika terlalu berfokus pada masalah diluar diri termasuk hubungan, kita lupa untuk melihat lebih dalam diri kita sendiri. Kita lupa bahwa kita punya jiwa yang butuh dibahagiakan,dihargai, diterima dan dicintai, tanpa terus-menerus disakiti. Sadari bahwa dirimu juga berhak bahagia dan mendapatkan cinta yang layak. Mengambil keputusan berpisah bukan berarti segala sesuatunya telah berakhir, tapi justru dapat menjadi pengalaman berharga untuk dijadikan pembelajaran dalam memperbaiki diri dan hubungan yang akan ditemui selanjutnya.

Seringkali keputusan pahit harus diambil untuk menyelamatkan hidup kita dari perasaan sakit yang bisa membuat kita makin memburuk. Tidak ada salahnya untuk belajar lebih mencintai diri sendiri dengan tidak membiarkan diri terus menerus berada dalam hubungan yang tidak sehat. Semoga informasi ini bisa bermanfaat.

Baca juga: Self-Compassion: Berbelas Kasih Pada Diri Sendiri di sini.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

CURHAT: Pacar Saya Adalah Pecandu Game dan Judi Online yang Kerap Meminta Uang Kepada Saya Secara Paksa

Next
Next

Bagaimana Mengekspresikan Kemarahan dengan Baik?