CURHAT: Saya Cemas Kejadian Buruk Pada Masa Lalu Terulang Kembali. Apa yang Bisa Saya Lakukan Agar Saya Bisa Tenang?

Curhat

Saya sering mendengar suara-suara yang mirip dengan suara yang mengingatkan saya pada kejadian yang tidak mengenakkan 4 tahun lalu. Kejadian tersebut berujung pada cacian, makian serta tuduhan yang diucapkan dengan nada yang sangat tidak mengenakkan, bahkan sering hampir menjadi masalah yang serius. Suara yang mirip dengan kejadian tersebut sering datang tidak terduga. Mungkin seminggu sekali atau bisa juga terdengar dalam tiga hari berturut-turut. Jika suara itu muncul, pikiran negatif tiba-tiba langsung mendominasi sistem tubuh saya. Detak jantung meningkat, dadapun terasa sesak. Saya merasa cemas dan takut jika kejadian 4 tahun lalu itu terulang kembali. Gejala-gejala tersebut bisa berlangsung hingga 5 menit lamanya, hingga saya bisa menemukan asal suara tersebut baru kondisi saya tenang kembali.

Gambaran: Laki-laki, 19 tahun, Mahasiswa.


Jawaban Pijar Psikologi

Terimakasih atas kepercayaan kamu untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Dari cerita yang kamu sampaikan, nampaknya kamu selalu waspada karena mendengar suara yang menyerupai suara yang ditakuti. Sampai-sampai kamu berusaha mencari asal dari suara tersebut untuk memastikan apakah “kejadian yang serupa dengan sebelumnya” terjadi kembali saat ini. Betapa melelahkan sekali ya, melalui hari demi hari selama 4 tahun terakhir dengan kewaspadaan.

Saya ingin mengapresiasi usaha-usaha yang telah kamu lakukan untuk mengelola apa yang kamu rasakan setiap mendengar suara “kejadian yang menyerupai dengan sebelumnya.” Disamping itu, saya juga ingin mengapresiasi keterbukaanmu dalam menceritakan pengalaman yang kurang menyenangkan yang pernah dialami dan mencari bantuan untuk menemukan cara lain untuk mengatasi gejala-gejala yang seperti yang telah kamu ceritakan..

Sebelumnya, saya ingin menjelaskan tentang apa itu kecemasan. Kecemasan merupakan reaksi yang normal ketika menghadapi suatu situasi yang penuh tekanan/stres. Pada beberapa kasus, kecemasan yang berlebih atau kronis dapat memengaruhi aktivitas dan membuat kita sering merasa takut setiap hari. Kecemasan dapat muncul akibat faktor genetik maupun faktor lingkungan. Apabila pada masa anak-anak atau remaja mengalami suatu pengalaman yang traumatik, situasi tersebut dapat memengaruhi sistem di dalam otak ketika memproses suatu ketakutan sehingga reaksi yang ditunjukkan oleh tubuh lebih reaktif dari pada sebelumnya. Di sisi lain, pada saat mengalami situasi yang serupa dengan pengalaman yang traumatik maka muncul beragam pikiran negatif.

Pada kondisi yang kamu alami 4 tahun lalu yang diikuti dengan kekerasan verbal berupa cacian dan makian serta tuduhan yang diucapkan dengan nada yang sangat tidak mengenakkan meninggalkan jejak yang cukup traumatik. Hal ini berdampak terhadap diri dan kehidupan kamu hingga saat ini. Tubuhmu memberikan reaksi yang lebih reaktif daripada sebelumnya ketika mendengar suara yang menyerupai dengan suara yang ditakuti, seperti detak jantung yang semakin cepat sampai-sampai membuat dadamu menjadi sesak. Sistem dalam tubuh kamu juga otomatis penuh dengan pikiran negatif berupa “kejadian sebelumnya” akan terulang kembali dan kamu berada dalam situasi yang membahayakan.

Batas normal atau tidak suatu kecemasan pada seseorang, atau apakah seseorang mengalami trauma ringan maupun PTSD perlu dilakukan pertemuan tatap muka secara langsung dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Psikolog atau psikiater akan melakukan asesmen seperti wawancara untuk melihat apakah kondisi kita memenuhi kriteria seseorang yang mengalami kecemasan yang berlebih, trauma ringan atau PTSD.

Keinginan untuk menghilangkan perasaan-perasaan yang tidak nyaman akan semakin sulit ketika kita berusaha menekan, mengabaikan dan menganggap perasaan tersebut tidak ada. Sebaliknya, ketika kita menerima apa yang kita rasakan, maka perasaan-perasaan tidak nyaman tersebut tidak membebani kita. Hal ini dikarenakan kita berani melepas atau mengikhlaskan apa yang terjadi di kehidupan kita.

Belajar menerima dan mengikhlaskan membantu kita untuk rileks dan tenang ketika menghadapi berbagai hal dalam kehidupan. Latihan meditasi mindfulness bisa menjadi salah satu cara untuk membantu kamu dalam belajar menerima dan mengikhlaskan hal-hal yang terjadi dalam hidup. Latihan ini juga akan membantumu untuk mendapatkan ketenangan sehingga perlahan detak jantung akan kembali normal. Latihan meditasi mindfulness dapat dilakukan dengan mudah dan sederhana, yaitu kita mengamati napas yang masuk dan keluar dari lubang hidung kita. Selama kita mengamati pergerakan napas, kita juga menaruh fokus pada napas itu sendiri. Fokus tersebut yang berperan membawa ketenangan pada pikiran kita.

Manfaat latihan meditasi mindfulness membuat kita sadar bahwa tubuh ini hanyalah reaksi dan pergerakan yang terus menerus. Kita juga menyadari bahwa pikiran dan emosi layaknya awan hitam di langit biru. Awan-awan tersebut akan muncul beberapa kali lalu pergi dan tidak menetap. Kita belajar berjarak dengan berbagai hal dalam kehidupan dan kesadaran tersebut membuat kita mengetahui bahwa hal baik dan buruk yang terjadi di dunia ini bersifat sementara. Pada saat kita terlalu larut dalam pikiran dan emosi yang bersifat negatif dapat semakin memperparah situasi yang dihadapi. Dengan tekun latihan meditasi mindfulness, kita bisa berpikir lebih jernih, lebih dalam dan terhindar dari kekhawatiran, kecemasan, atau ketakutan. Kamu bisa mulai berkenalan dengan meditasi mindfulness dan berlatih melalui link di bawah ini:

Mindfulness Animated in 3 minutes ​: https://www.youtube.com/watch?v=mjtfyuTTQFY

Meditation 101: A Beginner’s Guide ​: https://www.youtube.com/watch?v=o-kMJBWk9E0

Baca juga: Mempraktekkan Mindfulness untuk Meningkatkan Kesehatan Fisik dan Mental di sini.

Apabila kamu ingin mengetahui kondisimu lebih mendalam atau kondisimu semakin sulit untuk mengelola kecemasan, ketakutan serta detak jantungmu, maka kamu bisa melakukan pertemuan tatap muka dengan psikolog.  Semoga setelah menerima jawaban ini, kamu bisa menemukan kekuatan dan keyakinan dalam melalui proses yang kamu hadapi saat ini. Tetap semangat ya! Semoga jawaban ini bisa membantumu.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


 Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Catastrophizing: Kegagalan Berpikir Secara Logis dan Cenderung Melebih-lebihkan Pemikiran Negatif

Next
Next

Kecenderungan Perilaku Terhadap Orang Dengan Down Syndrome