CURHAT: Saya Ingin Bisa Sembuh dari Trauma dan Kembali Hidup Bahagia

Curhat

Saya mengalami trauma mendalam ketika saya dikecewakan oleh orang-orang yang sudah saya anggap sebagai kakak saya sendiri. Saya melihat apa yang diajarkannya kepada saya ada yang tak sesuai dengan paradigma saya. Saya dikecewakan begitu dalam. Saya tinggal dengan mereka selama 3 tahun dan memutuskan untuk keluar dari rumah itu karena saya sudah tidak kuat dengan semua peraturan tak lazim yang orang-orang dalam rumah itu buat untuk saya. Sebelum saya mencoba kabur dari sana, saya bertengkar dengan mereka lantaran saya terus ditahan dan dianggap tidak tahu diri, padahal yang saya inginkan adalah pulang, tidak lebih. Saya dicekik, dipukuli dengan gantungan baju besi, dan barang-barang saya dibuang keluar. Tak selesai sampai disitu, mereka menjelek-jelekkan saya didepan keluarga lewat telepon. Awalnya saya berbohong dengan keluarga karena saya tidak mungkin mengatakan bahwasaya bekerja di rumah itu sebagai pembantu. Saya sempat diancam dibunuh lewat chat whatsapp maupun secara langsung. Setelah berhasil keluar dari rumah itu dengan selamat, saya menyimpan kecewa yang sangat dalam. Saya tidak tahu apa yang ingin saya lakukan kedepannya. Terkadang, saya menyiksa diri saya sendiri dengan makan mie instan 3 kali sehari dan itu berlangsung selama 6 bulan lamanya. Saya merasa sangat kesepian, saya butuh didengar. Setiap mencoba untuk bangkit dari keterpurukan hidup saya, saya teringat perlakuan mereka terhadap saya, dan saya kemudian menangis menahan sakit dan marah. Saya ingin sekali hidup seperti sedia kala, menjadi orang yang kuat menghadapi hidup. Terkadang, muncul pikiran ingin mati saja tapi kemudian saya ingin bangkit kembali, saya tidak ingin bersedih lagi. Saya ingin hidup bahagia lagi.

Gambaran: Perempuan, 22 Tahun, Freelancer.


Jawaban Pijar Psikologi

Halo, terimakasih atas kepercayaanmu bercerita di Pijar Psikologi. Pengalamanmu mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan secara fisik dan psikis sepertinya menyebabkan trauma yang mendalam untukmu ya. Belum lagi perlakuan itu dilakukan oleh kakak yang sebelumnya kamu percaya. Ada kekecewaan dan luka mendalam yang mungkin membuatmu selalu mengingat perlakuannya. Kami menyadari rasanya berat sekali untukmu. Akan tetapi, saya sangat bangga dan mengapresiasi usahamu untuk kembali bangkit dan menjadi orang yang kuat meskipun dalam kondisi yang kurang mendukung. Keberanianmu untuk menceritakan pengalaman tidak menyenangkan yang kamu alami, menjadi tanda bahwa kamu adalah orang yang kuat dan tangguh.

Kebanyakan orang yang mengalami peristiwa traumatis akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri setelah trauma. Beberapa gejala yang mungkin dialami seseorang yang mengalami peristiwa traumatis antara lain: mengalami kilas balik, mimpi buruk, kecemasan yang parah, serta pikiran yang tidak terkendali tentang peristiwa tersebut yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, hingga mengganggu fungsi kehidupan sehari-hari. Ada beberapa tips dan saran yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi gejala-gejala tersebut yakni:

1. Menyayangi diri sendiri

Kamu dapat berlatih untuk menyayangi diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang kamu sukai, mengerjakan hobi yang selama ini kamu lakukan dan menyenangkan untuk dirimu. Dengan menyayangi diri sendiri dan melakukan hal-hal yang menyenangkan kamu akan sejenak mengistirahatkan dan mengesampingkan pikiran negatif, khususnya pikiran untuk bunuh diri. Hal-hal lain yang dapat kamu lakukan untuk menyayangi diri yakni:

  • Berolahraga. Trauma dapat menyebabkan tubuh menjadi tegang akibat tingkat kecemasan yang tinggi dan ketakutan. Olahraga atau menggerakkan tubuh dapat membantu memperbaiki sistem saraf, membakar adrenalin dan melepaskan endorphin yang dapat mengurangi ketegangan tersebut. Maka, cobalah untuk berolahraga dengan latihan ritmis yang melibatkan kedua tangan dan kaki seperti berjalan, berlari, berenang, atau bahkan menari. Selain membantu mengurangi ketegangan secara fisik, olahraga juga dapat membantu mengalihkan perhatian untuk benar-benar fokus kepada tubuh. Fokuskan pada sensasi kaki yang mengenai tanah atau terpaan angin yang mengenai kulit.

  • Tidur yang cukup: Setelah pengalaman traumatis, ada perasaan khawatir atau takut yang dapat mengganggu pola tidur. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat memperburuk gejala trauma dan membuatnya lebih sulit. Maka dari itu, kami menyarankan untuk mencoba tidur secara teratur dan menghindari tidur larut bahkan begadang.

    2. Relaksasi

Ketika kamu merasa ada gejala fisik seperti jantung berdebar, gelisah, pusing, cobalah untuk melakukan relaksasi nafas. Dengan relaksasi nafas, kita akan memasukkan udara lebih banyak dan teratur yang akan membuat sirkulasi udara lebih baik, sehingga badan lebih nyaman dan ketika badan nyaman pikiran akan lebih jernih dan mungkin dapat membantumu berpikir lebih positif dan menghilangkan pikiran mengenai pengalaman traumatis yang pernah kamu alami. Langkah-langkah yang dapat kamu lakukan adalah:

  • Carilah tempat yang paling nyaman bagimu.

  • Kemudian tariklah napas dalam-dalam dari hidung dan lepaskan perlahan melalui mulut (lakukanlah selama 3 kali, boleh dengan memejamkan mata ataupun membuka mata).

  • Dengan terus bernapas biasa lewat hidung ke hidung, coba rasakan aliran udara yang masuk mengalir ke seluruh tubuh sehingga membuat badanmu rileks.

  • Kamu boleh membayangkan tempat yang sangat nyaman bagimu, sehingga membuatmu akan semakin rileks dan melupakan sejenak permasalahan yang terjadi.

  • Jika sudah merasa nyaman dan siap untuk membuka mata, silahkan membuka mata dengan diakhiri tarikan napas dalam, tahan kemudian hembuskan perlahan.

Ketika tips yang kami berikan di atas masih belum dapat menghilangkan gejala-gejala trauma, bahkan memunculnya gejala lain seperti keinginan untuk mengakhiri hidup, maka kami menyarankanmu untuk segera melakukan konsultasi ke psikolog atau psikiater secara langsung. Berikut ini adalah layanan psikolog terdekat di kotamu:

Rumah sakit Mitra Keluarga Bekasi

Jalan Pengasinan, Jl. Rw. Semut, RT.004/RW.012, Margahayu

Layanan konsultasi dengan psikolog dibuka pada hari Rabu dan Jumat pada pukul 19.00-20.30 WIB. Kami menyarankanmu untuk menghubungi dan membuat janji terlebih dahulu dengan menelpon ke (021)89999222.

***

Kami berharap apa yang kami sampaikan di atas dapat membantu menguatkanmu untuk terus bertahan dan mampu terus menghadapi kehidupan kedepannya, hingga mencapai hidup bahagia yang kamu impikan. Tetap semangat ya! Kami berdoa yang terbaik untukmu.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

CURHAT: Emosi Saya Sering Naik Turun. Bagaimana Cara Mengontrol Emosi dalam Diri?

Next
Next

Mengapa Kita Mudah Memberi Stigma Terhadap Seseorang dengan Penyakit Menular?