CURHAT: Saya Lelaki 20 Tahun dan Merasa Tidak Bisa Jauh dari Kedua Orang Tua

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Sekarang ini saya berusia 20 tahun. Saya adalah anak pertama dari empat bersaudara dan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga. Akhir-akhir ini saya sangat bingung dengan diri saya sendiri. Saat ini orang tua saya sudah sangat tua dan mungkin beberapa tahun kedepan, mereka tidak lagi bisa bekerja dan memutuskan untuk pensiun. Saya sebagai anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga, saya merasa bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu, saya ingin membantu mereka dengan bekerja karena hanya itu yang bisa saya lakukan sebagai bentuk sayang saya terkadap mereka. Namun, ketika saya telah menemukan pekerjaan yang cocok dan mereka juga mendukung saya, di satu sisi ternyata saya tidak bisa jauh dari kedua orang tua. Bahkan pada saat saya bekerja, saya selalu teringat orang tua di rumah. Hal itu bukan tanpa akibat, banyak pekerjaan yang terbengkalai. Tidak hanya itu, saya sering melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu hingga saya merasa seperti orang bodoh. Saya juga merasa saat ini saya selalu tertekan.

Saya akui saya adalah orang yang keras kepala, tidak mau dibentak dan saya akan selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam suatu pekerjaan. Saya bingung dengan kondisi saya. Apa yang harus saya lakukan? Apakah ternyata saya memiliki sifat pemalas dan kecenderungan mengalami depresi?

Gambaran: Laki-laki, 20 Tahun, Karyawan swasta.


 Jawaban Pijar Psikologi

Hai, sebelumnya terima kasih kami sampaikan atas kepercayaanmu karena bersedia untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Tidak bisa dipungkiri, sebagai anak tertua dan laki-laki satu-satunya, memang seringkali dihadapkan pada tanggung jawab yang lebih besar dibanding saudara yang lain. Terlebih ketika orang tua sudah semakin renta. Keinginan untuk meringankan beban sekaligus membahagiakan mereka pasti semakin besar. Sebagian besar dari kita memiliki harapan yang sama, ingin bisa mendapatkan pekerjaan yang tidak jauh dari tempat tinggal agar tetap bisa bersama orang tua. Hanya saja kenyataannya tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan kita. Pekerjaan yang diperoleh ternyata membuat kita berjarak dengan orang tua, dan membuat masalah semakin rumit karena pikiran menjadi tidak fokus dan membuat pekerjaan menjadi terhambat. Rasanya tentu sangat tidak nyaman, sedih, tertekan dan malah semakin bingung karena tidak tahu harus bersikap seperti apa. Namun, yang saya salut dari kamu adalah kamu itu punya hati yang mulia. Tidak semua anak, apalagi laki-laki punya hati yang besar untuk mengabdikan dirinya pada orang tua di usia yang masih muda. Jujur kami senang sekali dan juga tenang karena kami percaya kamu mampu menghadapi situasi ini. Mengapa ? Karena kami bisa merasakan besarnya cinta dan ketulusan yang kamu miliki pada orang tuamu, dan kami yakin cinta tersebut yang akan membantu menguatkan kamu dalam masalah ini.

Setiap pekerjaan memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Bekerja di tempat yang jauh, menjadi salah satu tantangan yang cukup berat, terutama jika tidak terbiasa jauh dari keluarga. Selain harus memikirkan pekerjaan, pikiran juga tersita pada kondisi orangtua yang jauh. Tentu hal ini bisa memengaruhi kondisi psikis kita menjadi kurang nyaman terutama ketika bekerja. Padahal ketika bekerja, dibutuhkan kondisi pikiran dan perasaan yang stabil agar bisa menunjukkan performa kerja yang maksimal. Perlu kamu pahami, bahwa antara pikiran, perasaan dan perilaku itu saling memengaruhi. Semakin sering kita memikirkan hal-hal yang cenderung negatif, maka perasaan dan perilaku kita juga akan cenderung negatif, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, kenali pikiran negatif apa saja yang biasa muncul dan memengaruhimu di tempat kerja. Kamu bisa menuliskan berbagai pikiran negatif tersebut ke dalam kertas untuk memudahkan kamu menganalisis pikiran-pikiran tersebut. Langkah kedua, perbaiki pikiran-pikiran negatif tersebut menjadi pikiran yang lebih positif seperti “Aku ga bisa fokus bekerja karena mikirin orang tua di rumah” menjadi “Aku bekerja untuk orang tuaku, jadi pasti mereka akan senang kalau aku bisa fokus bekerja“. Latihan untuk mengubah kalimat-kalimat negatif tersebut, menjadi lebih positif untuk meningkatkan semangat kamu. Kondisi jauh dari orang tua sebaiknya tidak menjadi penghalang bagimu untuk bekerja di tempat kerja. Ingat baik-baik niat kamu dari awal itu bekerja untuk orang tua, bukankah orang tua juga akan sedih apabila tahu kamu tidak bahagia di tempat kerja ? Jadi, cara membahagiakan orang tua salah satunya bisa dengan membuat diri kamu bahagia terlebih dulu di tempat kerjamu. Nikmati dengan baik apa yang kamu jalani saat ini, karena kesempatan bekerja itu tidak datang pada semua orang.

Perlu kamu pahami juga bahwa tempat kerja merupakan salah satu tempat belajar untuk menambah ilmu dan melatih keterampilan. Selain itu, tempat kerja juga merupakan wadah belajar untuk mengembangkan diri agar dapat bertumbuh menjadi lebih baik. Berbagai kritikan, masukan dan saran dari orang-orang yang kamu temui di tempat kerja itu merupakan hal yang wajar untuk membentuk dan melatih kita menjadi pribadi yang lebih kuat, tangguh, sabar, lebih menerima dan tentunya semakin bijaksana menyikapi masalah.

Gunakan baik-baik kesempatan belajar yang diberikan di tempat bekerja untuk mengasah kemampuan kamu. Ketika merasa tidak nyaman pada saat dibentak, kamu bisa belajar untuk menyampaikan secara asertif dengan bahasa yang baik tentang ketidaknyamanmu saat dibentak. Dengan kamu berani menyampaikan hal yang kamu pikirkan dan rasakan, kamu kembali belajar cara berkomunikasi secara efektif.

Jadikan setiap tempat yang kamu temui sebagai ruang belajar, dan jadikan semua orang yang kamu temui sebagai guru untuk belajar. Kami yakin orang tuamu bangga dengan apa yang kamu lakukan saat ini. Orang tuamu bangga memiliki putra sepertimu. Tetap semangat!

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

CURHAT: Saya Menjadi Seseorang yang Posesif Setelah Mendapati Pacar Saya Berselingkuh

Next
Next

Mengelola Stres dengan Berolahraga