CURHAT: Saya Menjadi Seseorang yang Posesif Setelah Mendapati Pacar Saya Berselingkuh

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Akhir-akhir ini saya selalu curiga dengan pacar saya. Saya curiga dan khawatir ia selingkuh untuk kedua kalinya. Setelah kejadian perselingkuhannya di bulan Januari terbongkar, saya merasa menjadi semakin posesif terhadap pacar saya. Saya selalu ingin tahu apa yang sedang ia kerjakan setiap saat kami tidak bersama. Saya selalu khawatir apabila ia membalas pesan saya setelah beberapa jam atau tidak menerima telepon dari saya. Saya curiga ia selingkuh lagi.

Apa yang harus saya lakukan? Sebenarnya yang saya inginkan adalah kalaupun ia selingkuh lagi, semoga saya bisa merelakan dan melepaskan dia dengan ikhlas.

Gambaran: Perempuan, 20 Tahun, Mahasiswa.


 Jawaban Pijar Psikologi

Halo, bagaimana kabarmu? Semoga saat membaca pesan balasan ini perasaanmu sudah jauh membaik. Sebelumnya kami ingin menyampaikan terima kasih karena telah percaya dan mau berbagi kepada Pijar Psikologi.

Merasa curiga terhadap seseorang terlebih orang tersebut adalah sosok yang berkesan dalam hidup kita tentunya terasa tidak nyaman sekali. Kamu tentu merasa tidak tenang karena pikiranmu terus berpusat kepadanya. Ketidakpercayaanmu juga membuat kamu akhirnya menjadi posesif karena tidak mau terjadi sesuatu yang tidak kamu inginkan. Hal ini bisa kami maklumi, terlebih sosok itu pernah berbuat curang kepadamu pada masa lalu. Percayalah, hal ini sebenarnya adalah hal yang wajar. Kami ingin mengapresiasi semangatmu yang telah menghubungi kami untuk mencari pertolongan ketika kamu merasa ada yang salah dari kondisi mental dan pikiranmu. Hal ini menunjukkan bahwa kamu adalah pribadi yang aware terhadap kondisi dirimu. Selain itu, dirimu adalah pribadi yang siap untuk berproses menjadi lebih baik lagi.

Selingkuh merupakan habit yang kurang baik. Selingkuh bisa saja dilakukan secara berulang, namun bisa juga berhenti, semua tergantung dari niat masing-masing individu yang melakukannya. Efek dari selingkuh kepada pasangan tentunya akan terlihat jelas sekali terutama dalam hal kesulitan membangun kepercayaan kembali. Kami mengibaratkan kepercayaan tersebut seperti keramik utuh yang kemudian jatuh dan pecah. Keramik tersebut tentunya bisa bersatu kembali menggunakan berbagai cara dan perekat, tapi bekas dari pecahannya tentu akan tetap terlihat. Begitupun dengan perasaan, tentunya tidak mudah untuk bisa menjadi netral dan percaya sepenuhnya tanpa prasangka kepada pasangan ketika ia pernah mematahkan kepercayaan yang kita berikan kepadanya.

Berlaku posesif akhirnya menjadi efek dari segala prasangka buruk yang muncul karena kepercayaan yang dipatahkan. Tentu kami tidak menyalahkanmu ketika kamu berlaku demikian dengan pacarmu. Hanya saja, kamu pun harus sadar jika sesuatu yang dilakukan secara berlebihan tentunya akan tidak baik juga baik untuk hubunganmu maupun dirimu sendiri. Apakah kamu selama ini bisa masuk dan berbaur dengan baik ke dalam lingkar pertemanan pacar? Jika ya, sebenarnya kamu bisa menjadikan teman-temannya sebagai source of information atau sumber infomasi bagimu untuk bisa mengakses apa yang dilakukannya, siapa saja yang dekat dengan pacarmu, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pacarmu. Kamu juga harus mulai memahami jika manusia dalam menjalani tugas dan kewajiban dalam hidup akan membuat ia tidak bisa 24 jam memegang handphone untuk bisa selalu mengabari dan merespon telepon serta chat yang kamu kirimkan dengan segera.

Jika memang nanti pacarmu terbukti berselingkuh untuk kedua kalinya, maka kami ingin bertanya kepadamu. Pernahkah kamu melakukan koreksi dan introspeksi akan peranmu dalam hubungan kalian selama ini? Jika menurutmu selama ini ternyata kamu melakukan kesalahan-kesalahan yang nampaknya bisa menjadi salah satu penyebab pacarmu selingkuh, maka jadikan hal itu sebagai acuan untuk berubah menjadi lebih baik dihubunganmu yang berikutnya. Namun, jika ternyata menurutmu tidak ada sama sekali yang bisa disalahkan pada dirimu karena kamu sudah berusaha menjalankan peranmu dengan baik selama bersamanya, maka bersyukurlah. Artinya, pacarmu memang bukan laki-laki yang baik untuk kamu pertahankan. Bersyukurlah jika semua sudah terbuka sebelum kamu dan dia melanjutkan hubungan yang lebih serius (menikah misalnya). Bayangkan jika saat ini kamu dan dia telah menjadi suami istri, betapa sakitnya mengetahui jika kita diselingkuhi, terlebih jika sudah memiliki anak.

Maka sebaiknya, ketika ingin merasa tenang ketika melepaskan sesuatu, kamu perlu menerima jika hal itu memang pantas untuk dilepaskan. Menerima jika memang awalnya tentunya kamu akan merasakan perasaan-perasaan seperti kosong, kesepian, sedih, kecewa, dan kehilangan. Menerima jika memang kamu akan membutuhkan waktu untuk bisa pulih dan merasa tenang kembali. Menerima jika memang dia yang kamu sayangi nyatanya tidak cukup baik untuk bisa berdiri bersisian di sampingmu. Terima semua emosi-emosi negatif ini, jika memang ingin menangis, tidak apa-apa. Keluarkan saja semuanya, tidak usah ditahan. Ketika kamu menangis, pastikan jika setiap air mata yang jatuh meluruhkan rasa sakit yang ada di dalam dirimu. Ketika kamu mau menerima semua hal ini, maka proses release emosi-emosi negatif dari dalam dirimu akan lebih mudah dan berdampak kepada lebih siapnya hatimu untuk membuka lembaran baru tanpa sosoknya. Tentu, rasanya akan tenang mengetahui jika hati sudah lebih kuat untuk berproses menuju hal yang lebih baik lagi.

Sebelumnya, Pijar Psikologi sudah pernah mengulas tema serupa meskipun tidak persis sama dengan yang kamu alami saat ini. Namun, kamu tetap bisa membacanya untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari kisahnya:

https://pijarpsikologi.org/curhat-bagaimana-cara-agar-dapat-percaya-dengan-pasangan/

https://pijarpsikologi.org/curhat-move-on-dari-seseorang-yang-tak-mudah-dilupakan/

Selanjutnya, untuk bisa menerima dan membantu hati menjadi tenang, kamu juga bisa membaca lebih lanjut artikel-artikel yang juga sudah pernah di tulis oleh Pijar Psikologi disini:

 

https://pijarpsikologi.org/mengobati-luka-batin-dengan-memaafkan-diri-sendiri/

https://pijarpsikologi.org/berani-dan-bahagia-lewat-memaafkan/

https://pijarpsikologi.org/cara-sederhana-jemput-bahagia/

Demikian, semoga pesan ini bisa membantu membuka wawasan baru dan meminimalisir perasaan dan pikiran negatifmu. Hal yang terpenting saat ini adalah tidak membiarkan dirimu terus berada dalam kondisi seperti ini. Semangat berproses menjadi lebih baik!

 

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Bagaimana Menghadapi Hambatan Kepuasan Kerja?

Next
Next

CURHAT: Saya Lelaki 20 Tahun dan Merasa Tidak Bisa Jauh dari Kedua Orang Tua