CURHAT: Saya Merasa Tidak Berguna dan Ingin Lari dari Kehidupan

Curhat

Akhir akhir ini, saya merasa seperti org yang tak berguna. Entah mengapa, selalu saja saya merasa suatu hari semua orang akan meninggalkan saya. Hal itu terkadang membawa pemikiran saya linglung sehingga ketika berhalusinasi, sangat sulit bagi saya untuk tidak tenggelam dalam halusinasi tak berujung saya. Saya merasa ingin lari dari kehidupan saya. Ditambah lagi semua pikiran itu sering membuat saya sakit kepala yang sangat menyiksa.

Entah mengapa juga, saya seperti berteriak meminta tolong namun tak ada satupun yang mau mendengar. Bahkan, orang yang menjadi tumpuan untuk keluh kesah saya seperti perlahan menjauh dan lelah menghadapi saya. Hal ini mulai saya rasakan semenjak saya memasuki dunia perkuliahan. Entah mengapa, ada suatu hal yg membuat saya tertekan dan tidak betah. Bahkan semua permaslahan ini membuat saya ingin mengakhiri semuanya. Saya hanya berharap, saya tak lagi merasa seperti ini dan dapat mengembalikan semangat dan jati diri saya sebelum memasuki dunia perkuliahan. Karena ketika menghadapi depresi ini, saya merasakan sakit fisik maupun batin. Terima kasih

Gambaran: Perempuan, 18 tahun, Mahasiswa

Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih atas kepercayaannya untuk menceritakan permasalahan yang sedang dirasakan kepada Pijar Psikologi.

Meski sedikit terlambat, saya ingin mengucapkan selamat pada Mbak yang sudah memasuki dunia baru di bangku perkuliahan. Semoga perkuliahan Mbak senantiasa berjalan menyenangkan dan memberikan manfaat yaa, tidak hanya bagi Mbak tetapi juga bagi orang-orang di sekitar Mbak.. Aamiin..

Saya berusaha memahami bahwa apa yang dialami saat ini membuat Mbak merasa sangat terganggu, baik secara fisik maupun psikologis. Nampaknya suatu masalah yang begitu menekan telah terjadi tanpa disadari oleh Mbak. Jika apa yang dirasakan saat ini muncul sejak memulai kuliah, maka kemungkinan masalah yang membuat Mbak tertekan itu sudah mulai terjadi tanpa disadari sebelum masa perkuliahan berlangsung, sehingga dampaknya pun baru terasa sedikit demi sedikit saat Mbak sudah disibukkan dengan perkuliahan.

Dari tulisan Mbak, sepertinya Mbak pun belum mengetahui ya apa inti permasalahannya. Namun Mbak merasakan berbagai perubahan suasana hati (emosi) dan perilaku yang semakin mengganggu kenyamanan Mbak dalam beraktivitas. Mbak merasa tidak berguna, terkadang linglung atau bingung, kemudian larut dalam khayalan atau fantasi. Keinginan Mbak untuk lari nampaknya sedikit terwujud dalam larutnya Mbak saat berkhayal. Namun, sebetulnya Mbak merasakan ketidaknyamanan yang luar biasa dari kondisi tersebut.

Seperti kebanyakan orang, Mbak pun ingin dimengerti, dipahami, dan diterima. Mbak ingin mendapatkan bantuan dan pertolongan hingga dapat menghadapi

permasalahan Mbak dengan lebih kuat. Berbagai pertanyaan berikut sebetulnya dapat membantu Mbak untuk mengenali diri dan permasalahannya. Tanpa mengenali maka Mbak ataupun orang yang akan membantu pun akan kesulitan memberikan pertolongan. Mari mencoba mengenali dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut.

Apa saja yang pernah terjadi sebelum berbagai perasaan tersebut muncul?

Apa yang membuat Mbak merasa tertekan dan tidak betah pada masa kuliah ini?

Masalah apa yang pernah terjadi dan dirasa belum diselesaikan saat Mbak SMP, SMA, dan kuliah?

Apa yang biasanya Mbak lakukan setiap permasalahan yang sama muncul?

Kepada siapa Mbak biasa meminta tolong untuk menyelesaikan masalah?

Nah disini, saya juga ingin membantu Mbak, meski data yang saya terima belum terlalu cukup untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang pernah dialami Mbak. Saya ingin memberikan sedikit informasi dan penguatan bagi Mbak. Peralihan masa SMA menuju masa perkuliahan seringkali menimbulkan gejolak yang berbeda-beda pada setiap remaja. Pada masa-masa Mbak seperti saat ini, wajar apabila mengalami apa yang disebut dengan quarter life crisis.

Quarter life crisis adalah sebuah titik dalam hidup manusia dimana krisis mengenai identitas diri akan mengalami puncaknya. Quarter life crisis biasa menemani seseorang saat menginjak usia dewasa awal (awal 20-30 tahun), yang biasa ditandai dengan perasaan cemas, ketidakpastian, dan kekacauan batin.

Orang-orang yang rentan mengalami krisis ini, menurut Robinson, adalah orang-orang berpendidikan, karena mereka dihadapkan dengan pilihan antara untuk bisa sukses di bidang yang diminati atau menjalani hidup sebagaimana yang telah diimpikan sesuai dengan idealisme masing-masing. Semua hal dilematis ini diperparah dengan tuntutan dari banyak sisi kehidupan. Terdapat empat fase dalam quarter life crisis yang bisa Mbak baca melalui link berikut untuk lebih mengenal diri.

Perlu diingat, Quarter life crisis memang lumrah dialami kebanyakan orang.

Meski demikian, masih banyak orang yang tetap merasa cemas hingga galau selama melalui tahapan quarter life crisis . Berikut tips untuk keluar dari quarter life crisis

Seseorang yang mengalami kekacauan batin dalam tahapan quarter life crisis perlu mencurahkan kegundahan hatinya, misalkan dengan menulis, melukis, bercerita (curhat), atau melakukan hal-hal adaptif lainnya. Beberapa hal tersebut dapat Mbak lakukan ya.

Hal yang perlu diperhatikan adalah setiap orang sedang memperjuangkan banyak hal dalam hidup mereka sama halnya dengan yang Mbak lakukan selama ini.

“ …ini merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa kamu tidak sendirian .”

–Anonim

(Baca artikel lengkapnya di sini).

Oleh karenanya, Mbak bisa meminta pendapat dan penguatan dari orang tua, saudara, senior, atau teman sebaya. Saya juga ingin menyampaikan bahwa konsultasi secara online seperti ini pada dasarnya tidak dapat menggantikan konsultasi konvensional yang biasa dilakukan dengan pertemuan tatap muka secara langsung dengan ahli profesional, seperti psikolog. Melalui konsultasi konvensional, klien dapat menyampaikan secara langsung dan menyeluruh tentang permasalahan yang sedang dialami. Kemudian psikolog akan merumuskan alur timbulnya permasalahan dan mencarikan alternatif bantuan yang disesuaikan dengan keluhan, kebutuhan, serta karakteristik klien.

Beberapa tahapan tersebut tidak diperoleh klien melalui konsultasi online.

Namun demikian, usaha Mbak untuk menceritakan masalahnya kepada Pijar Psikologi tetap patut dihargai loh. Semua keputusan untuk menggunakan bantuan psikolog saya kembalikan pada Mbak. Saya yakin, Mbak lebih tahu tentang apa yang dibutuhkan saat ini. Sebelum memutuskan untuk bertemu psikolog, tidak ada salahnya bagi Mbak untuk membaca artikel dalam link berikut.

Melihat domisili Mbak di Bali, saya cukup kesulitan mencari dan memeriksa validasi beberapa informasi psikolog yang berpraktik di sana. Berikut informasi yang berhasil saya peroleh dan sesuai untuk kebutuhan Mbak

Dian Selaras Konsultasi Psikologi & Klinik Hipnoterapi

Alamat: Jalan Tukad Gangga IV, No. 12a, Renon, Denpasar, Bali

No. HP: 0812 3993 928 / 0813 3779 8627

Email: trisnapsikolog@yahoo.com atau psikolog.trisna@gmail.com

Website: http://dianselaraspsikologibali.blogspot.com/p/profile-kami.html

Mbak bisa menghubungi terlebih dahulu melalui kontak telepon atau email. Mbak juga bisa langsung mendatangi lokasi sesuai jam praktik psikolog yang bersangkutan.

Last but not least, saya ingin Mbak mengapresiasi usahanya untuk tetap bertahan, meski dalam kondisi sesulit apapun kemarin. Tentu sudah banyak hal yang Mbak lakukan demi mendapatkan solusi untuk menyelesaikan masalahnya, seperti dengan berbagi pada Pijar Psikologi.

Saya pun sangat mengapresiasi keinginan Mbak untuk menyelesaikan masalah sehingga bisa lebih semangat. Saya yakin, kehadiran Mbak di dunia ini tentu begitu berharga bagi orang tua Mbak. Tuhan tentu menyelipkan makna yang berarti mengapa Mbak hadir di antara orang tua, saudara, keluarga, dan teman-teman Mbak di sana, bukan di tempat lain, bukan dari keluarga lain.

Yuk, cari makna kehadiran Mbak, untuk diri Mbak, orang tua, dan orang-orang di sekelilingnya. Rasa tidak berguna bisa kita lawan bersama dengan mulai memberi sedikit yang kita miliki (misalkan ilmu, makanan, minuman, senyuman, atau keceriaan) sehingga kita dapat menyebarluaskan kebermanfaatan dan meningkatkan keberhargaan diri kita bagi orang lain. Tetap semangat ya Mbak, saya yakin kamu mampu menyelesaikan masalah ini dan menjadi wanita yang tangguh.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Ketika Keputusan Menikah Muda Melupakan Faktor Kesehatan

Next
Next

Konser dan Kebahagiaan Hidup Penontonnya