CURHAT: Saya Sering Dicaci Maki Karena Orang-Orang Menganggap Saya Telah Berselingkuh

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Pada awal pertengahan umur 21 tahun, saya sering mengalami kecemasan ditambah dengan perasaan sedih dan bahagia yang berlebihan dalam waktu singkat. Hal itu berlanjut hingga sekarang. 

Saya sempat menjalin hubungan dengan lelaki, tetapi kami sering sekali bertengkar, beradu pendapat hingga hal itu membuat saya sempat berkeinginan untuk mengakhiri hidup. Lelaki itu seringkali tidak memperdulikan saya, ia cenderung cuek dan egois. Namun, satu kali ia pernah berubah dan berniat untuk menikahi saya. Lalu, ujian datang lagi, hubungan kami tidak direstui oleh keluarganya sehingga kami harus menjalin hubungan secara diam-diam selama setahun. Kami kemudian harus menjalani hubungan jarak jauh dan dari situ semua berawal. Saya kerap mendapatkan perlakuan kasar darinya bahkan dia melakukannya di tempat umum. Badan saya memar-memar. Semenjak itu, saya sudah tidak lagi menghubunginya karena saya trauma. Saya berusaha mencari pertolongan dengan bercerita masalah ini ke teman saya yang kebetulan satu profesi dengannya. Saya berharap dia bisa memberikan pandangan yang baru dari permasalahan saya dari sisi laki-laki, karena teman saya ini adalah lelaki. Namun, saya justru dituduh telah berselingkuh dan pacar saya itu menghubungi saya lalu memaki saya serta keluarga saya lewat telepon. Lalu, dia pun juga berkata bahwa ia kecewa dengan saya dan tidak akan lagi percaya pada seorang perempuan. Namun, kenyataannya setelah dua bulan dari putusnya hubungan kami, ia memutuskan untuk menikah dengan perempuan lain dan mengancam saya untuk tidak lagi mengganggu kehidupannya termasuk tidak mengganggu istrinya. 

Padahal, saya tidak pernah mengusik kehidupan dia sama sekali. Rasanya sangat sakit, saya kecewa, sedih dan saya sangat membenci dia beserta kehidupanya. Sekarang ini, saya merasa setiap kali dekat dengan lelaki, saya takut. Tiap kali saya merasa down, rasanya saya ingin bunuh diri saja. Bukan karena saya ditinggal menikah, tapi lebih merasa tertekan karena sekarang saya dicaci maki dan dituduh telah berselingkuh oleh orang-orang yang percaya dengan image yang dibangun mantan pacar saya terhadap diri saya. Saya tidak bisa bercerita dengan siapapun, termasuk bercerita dan terbuka dengan orang tua. Rasanya ada ada jarak dan takut, jadi saya lebih banyak memendam semuanya. Saya mohon bantuannya. Terima kasih.

Gambaran: Perempuan, 23 Tahun, Pegawai Swasta.


Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih atas kepercayaanmu untuk bercerita di Pijar Psikologi. 

Halo, apa kabar? Semoga keadaanmu sudah lebih baik dari sebelumnya. Kami bisa memahami ketakutanmu. Tidak mudah ketika orang yang sangat kamu sayangi dan percayai justru malah menyakiti hatimu. Bahkan, ketika kamu tahu apa yang diucapkannya tidak benar, masih ada sedikit bagian dari dirimu yang mempercayai itu sehingga kamu malah menyalahkan dirimu sendiri. Semua itu sangat menyakitkan. Namun, kami bersyukur karena kamu sudah terlepas dari hubungan tersebut.

Dari ceritamu, kamu tampaknya sedang bingung. Di satu sisi, kamu merasa sudah bisa menerima dan melepaskan mantanmu itu, tapi disisi lain kamu merasa kesal karena orang lain yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan hubunganmu menuduhmu macam-macam. Kamu juga khawatir apabila orang-orang akan menganggapmu buruk sehingga kamu akhirnya menjaga jarak dengan sekitarmu.

Kami ingin menyampaikan bahwa kamu perlu menyadari satu hal yaitu kamu beruntung bisa melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat tersebut. Tuhan sangat menyayangimu dan tidak ingin kamu bersama dengan lelaki yang tidak menghargaimu seperti itu. Banyak orang yang masih belum bisa melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat karena alasan masih ‘sayang’. Padahal, yang sebenarnya mereka alami adalah kurangnya rasa sayang terhadap diri sendiri.

Jika kamu saat ini masih merasa takut berhubungan dengan lelaki, tidak apa-apa. Gunakan waktumu untuk mengembangkan diri. Kamu bisa fokus ke karir, atau fokus untuk lebih menyayangi diri sendiri. Menyayangi diri sendiri bisa dimulai dari mengenali diri dan memberikan apa yang dirimu butuhkan. Seiring waktu, rasa sakit dan tidak percaya yang kamu rasakan akan semakin memudar. Di saat itulah kamu mungkin bisa membuka diri dan menjalin hubungan baru dengan lelaki lain.

Kamu mengatakan bahwa kamu sangat down karena merasa orang lain mencaci-maki dirimu akibat tuduhan mantanmu. Tapi, coba kamu tanyakan lagi pada dirimu sendiri, apakah benar mereka melakukan hal itu? bisakah kamu temukan buktinya? Karena bisa saja, hal itu kamu rasakan karena masih sensitif dengan rasa sakit yang disebabkan oleh hubunganmu sebelumnya. Jika memang mereka benar-benar mencaci-maki kamu, percayalah bahwa mereka bukan orang yang tepat untuk menjadi temanmu. Keluarlah dari lingkaran itu dan carilah lingkungan baru dimana kamu bisa merasa nyaman dan bisa menjadi dirimu sendiri. Seperti kata pepatah lama ‘those who matter, stay’ –orang yang berarti bagimu, ialah yang akan tetap berada di sampingmu.

Jika kamu ingin terbuka dengan orang tuamu, cobalah untuk memulainya. Mungkin pertama akan ada rasa malu, gengsi, dan tidak nyaman. Mulai dengan membicarakan hal-hal kecil tapi rutin setiap hari. Contohnya, ceritakan apa yang kamu lakukan pada hari itu. Tidak bisa mengharapkan untuk langsung bisa terbuka dengan orang yang sebelumnya tidak terlalu dekat, bukan? Membangun hubungan yang baik dan intens akan membuatmu merasa nyaman dan terbiasa, setelah itu, baru kamu dan orangtuamu bisa sama-sama saling membuka diri. Jika memang kamu merasa hal ini sudah sangat mengganggu dan tidak bisa kamu hadapi sendiri, kamu bisa meminta bantuan seorang psikolog. Kamu bisa berkonsultasi dengan psikolog di rumah sakit terdekat di kotamu atau  kamu bisa mengunjungi Fakultas Psikologi terdekat di daerahmu untuk mendapat informasi mengenai akses ke Psikolog. 

Kamu orang yang baik, kami yakin kamu akan menemukan baik pasangan atau teman-teman yang akan menerimamu apa adanya. Semoga kamu bisa menemukan kebahagiaanmu!

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Memahami Inner Child dalam Diri

Next
Next

Kebahagiaan dan Kerbermaknaan Hidup