CURHAT: Saya Tidak Bisa Sendiri dan Selalu Bergantung dengan Suami

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Saya merasa terlalu bergantung dengan suami saya. Saya selalu tidak ingin sendirian dan jika itu terjadi dalam waktu yang agak lama, akan muncul perasaan cemas juga khawatir berlebihan. Bahkan, perasaan ini juga berdampak pada menurunnya semangat untuk menjalani hari serta nafsu makan saya. Lebih ektrim lagi, saya juga pernah mencoba untuk melukai diri saya sendiri dengan cara meminum banyak obat hanya karena suami saya sulit dihubungi padahal sedang bekerja. Jujur saja, menurut saya perasaan ini tidak wajar. Tetapi saya tidak bisa tidak menghiraukan perasaan kalut ini karena suami saya ingin merantau dalam waktu dekat. Saya merasa semakin tidak bisa mengontrol kecemasan ini. Tentu suami saya ingin merantau untuk kebaikan saya. Karena itu, saya ingin menghilangkan kekhawatiran dan kecemasan berlebih ini.

Gambaran: Perempuan, 20 Tahun, Pegawai Swasta.


Jawaban Pijar Psikologi

Terima kasih karena telah mempercayakan Pijar Psikologi untuk menjadi tempatmu berbagi cerita. Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga kamu merasa jauh lebih baik sekarang.

Kami sangat mengapresiasi usahamu untuk terbuka mengenai permasalahan yang kamu hadapi ini. Kamu orang yang tegar. Rasanya tidak mudah menghadapi permasalahan yang kamu alami seorang diri sehingga terkadang mungkin kamu merasa ingin menyerah. Ditambah lagi, kamu merasa bingung mengenai apa yang harus kamu lakukan dalam hidup terkait dengan permasalahan kamu saat ini.

Berdasarkan cerita yang kamu sampaikan, sepertinya kamu memiliki kecenderungan untuk merasa cemas, khawatir atau stres ketika kamu jauh dari suami dalam waktu yang agak lama. Perasaan ini pun muncul tanpa kamu mengetahui penyebab sepenuhya dari kondisimu tersebut. Bahkan, kamu sampai merasakan keluhan fisik, seperti kurang bersemangat dan tidak mau makan, sehingga membuatmu semakin tidak nyaman.

Merasakan berbagai perasaan dalam satu waktu bukan berarti kamu lemah. Kami senang dengan usahamu untuk bangkit dan mencari bantuan. Usaha tersebut menandakan bahwa kamu menyadari tentang adanya kebutuhan untuk bertumbuh dan memperbaiki diri. Memiliki berbagai perasaan dalam satu waktu pasti tidak nyaman. Tidak apa-apa. Kamu tidaklah sendiri. Banyak orang- orang yang pernah atau sedang merasa seperti itu. Namun, ketika kecenderungan sikap itu justru membuat kamu tidak nyaman, maka mungkin ini saatnya untuk melakukan evaluasi diri. Evaluasi diri bertujuan untuk menemukan alternatif solusi yang positif, memahami diri sendiri, dan lebih membuat dirimu nyaman.

Kamu bisa mencoba mengevaluasi diri dengan diawali dengan menyampaikan beberapa pertanyaan berikut. Semoga pertanyaan-pertanyaan ini dapat menjadi pemantik  bagimu  untuk  mulai mengevaluasi diri.

  1. Sebetulnya, saat ini seberapa kuat perasaan-perasaan seperti rasa khawatir cemas, stress, dan lain sebagainya itu hadir? (Beri nilai dari 0-100, 0 berarti tidak kuat dan 100 berarti sangat kuat)

  2. Kira-kira sejak kapan perasaan-perasaan tersebut muncul?

  3. Apa yang saya pikirkan ketika merasakan perasaan-perasaan tersebut?

  4. Apa saja ya pengaruh atau efek samping dari perilaku saya itu?

  5. Kemudian, hal-hal apa saja yang mungkin dapat saya lakukan ketika merasa perasaan tersebut?

  6. Dan seterusnya.

Setelah itu, mari meluangkan waktu yang nyaman bagi diri sendiri. Kemudian, kamu boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas dalam secarik kertas untuk memudahkanmu memahami keadaan saat ini. Tahapan terakhir adalah kamu bisa mengevaluasi atau merenungkan jawaban-jawaban tersebut.

Dalam suatu hubungan, munculnya konflik merupakan sesuatu yang wajar. Konflik ini justru mungkin menjadi kesempatan bagi masing-masing untuk lebih memahami satu sama lain, meningkatkan kemampuan pengelolaan emosi, hingga dapat menyelesaikan konflik tersebut. Pada akhirnya, banyak pasangan yang bisa bertahan dan mengambil hikmah dari setiap konflik yang dihadapi.

Mari kita pahami bersama, bahwa munculnya perasaan-perasaan seperti khawatir dan cemas, merupakan hal yang sangat wajar dialami setiap pasangan, baik yang sudah lama ataupun yang baru menikah. Namun, perasaan ini menjadi tidak sehat apabila sudah berlebihan dan bahkan mengganggu kenyamanan. Misalnya ketika salah satu pasangan begitu khawatir akan ditinggalkan hingga meminta pasangannya beraktivitas untuk selalu memberitahu kegiatan yang dilakukan.

Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam menghadapi rasa cemas yang berlebihan adalah berkomunikasi dengan cara yang efektif dan terbuka kepada pasangan. Hal ini dapat dilakukan kamu dalam berkomunikasi terkait dengan keinginan merantau suami. Berikut adalah beberapa tips terkait berkomunikasi dengan cara yang efektif dan terbuka kepada pasangan.

1Cari waktu dan tempat yang tepat

Waktu dan tempat yang tepat mempengaruhi suasana hati sehingga mempengaruhi kualitas percakapan kedua belah pihak. Misalnya, dapat dilakukan setelah saat malam hari ketika sudah santai sepulang bekerja, atau malam hari sebelum tidur. Sebaiknya tidak dilakukan saat pasangan baru saja pulang bekerja karena  pasangan merasa lelah, maka akan lebih mudah tersulut emosi. Untuk memulai pembicaraan, kamu dan pasangan dapat terlebih dahulu bertanya mengenai hal-hal yang ringan dan disukai, maupun berbagi video atau foto-foto yang lucu.

2Gunakan bahasa yang mudah dipahami dalam menyampaikan harapan dan keinginan masing-masing

Gunakanlah bahasa yang sederhana, mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Sampaikan hal-hal yang ingin kamu sampaikan atau diskusikan dalam pembicaraan ini, sehingga mempermudah arah pembicaraan. Gerak tubuh atau body language juga penting untuk diperhatikan selama berbicara dengan pasangan. Tatap matanya saat berbicara atau sedang mendengarkan omongannya dan dengarkan ia dengan sepenuh hati. Sehingga pasangan kita pun merasa dihargai.

3Hindari menyalahkan atau menghakimi pasangan tanpa mendengarkannya terlebih dahulu

Beri kesempatan kepada pasangan untuk menyampaikan hal-hal yang ia inginkan, rasakan dan pikirkan. Dengarkan hal-hal yang ingin disampaikan pasangan dan coba memahaminya dari sudut pandang pasangan. Saat pasangan membicarakan sesuatu, jangan terburu-buru merespon atau menimpali. Dengarkan dengan baik dan pastikan dia menyelesaikan kalimatnya, tunggu sampai dia benar-benar diam, setelah itu kamu bisa mulai memberikan respon atau jawaban sehingga pasangan akan merasa benar-benar dihargai dan didengarkan.

Selain tips untuk berkomunikasi efektif dengan pasangan, berikut adalah beberapa tips yang dapat kamu lakukan untuk menyamankan keadaanmu saat ini:

4. Mari terlebih dahulu mencoba bergabung dalam suatu kelompok sesuai dengan hobi atau kegiatan yang kamu sukai

Kamu dapat mencoba bergabung dalam suatu kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki hobi yang sama denganmu. Kelompok yang memiliki kesamaan tertentu cenderung lebih mudah untuk berinteraksi satu sama lain, sehingga kamu akan memiliki teman-teman baru yang akan menemani hari-harimu ketika jauh dari suami.

5. Mari menekuni hobi, aktivitas atau kegiatan tertentu yang disukai atau menarik untuk dipelajari

Kamu juga bisa mulai menuliskan beberapa aktivitas yang dapat kamu lakukan atau pelajari sebagai alternatif kegiatan ketika sedang sendiri. Setelah itu, kamu dapat mulai melakukan dan menekuninya sehingga akan mengembangkan rasa kemandiriaan dan kepribadianmu menjadi lebih positif.

6. Menyingkirkan benda-benda yang dapat memicu munculnya keinginan untuk menyakiti diri sendiri

Kami mengapresiasi keinginan kamu untuk berhenti menyakiti diri sendiri. Itu artinya kamu memiliki keinginan untuk memperbaiki diri dan memiliki rasa sayang terhadap diri kamu sendiri. Yang dapat kamu lakukan untuk menghentikan perilaku menyakiti diri sendiri adalah pertama dengan menyingkirkan benda-benda yang dapat memicu munculnya perilaku tersebut. Hal ini dapat kamu lakukan ketika kamu memiliki suasana hati yang cenderung baik. Setelah itu, ketika mulai muncul perasaan sedih atau down, kamu dapat mengalihkan pikiranmu dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang lain, seperti berolahraga, mencoret-coret buku, menggambar atau aktivitas lain yang menyenangkan bagimu.

***

Meskipun situasi ini sangat berat, terima kasih karena kamu sudah bertahan dan mau berubah. Akan lebih mudah jika kamu menyelesaikan situasi ini bersama-sama dengan suami. Sebagai bagian dari support system-mu, suami pasti bisa memahamimu dan mau berjalan melewati proses ini bersama denganmu. Jangan lupa untuk mengkomunikasikan kegelisahanmu juga tetaplah semangat untuk menjalani kehidupan ini.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Apa Kabar Diri Kita Selama Setahun ini?

Next
Next

CURHAT: Apakah Keinginanku untuk Lari dari Kehidupan Ini Egois?