CURHAT: Saya Tidak Tahu Kemana Arah Karir dan Hidup Saya

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Saya ingin berkonsultasi mengenai rasa takut, kegelisahan dan hidup saya yang sepertinya tidak punya arah yang jelas. Saya baru saja mengalami kegagalan di masa probition pekerjaan ditambah lagi saya juga hari ini membuat kesalahan, yaitu salah memasukkan data dalam siaran pers yang berujung lumayan fatal. Padahal dokumen sudah di-accept oleh klien.

Saya seorang mantan akademisi di bidang komunikasi yang sudah 2 tahun ini keluar dan menjalani karir di bidang praktisi. Saya pikir saya mampu melakukan pekerjaan sebagai seorang akademisi, seperti pengalaman saya ketika masih menjadi praktisi. Namun, ternyata saya tidak bisa. Saya gagal dan saya malu dengan keluarga juga pasangan saya. Saya tidak tahu lagi bagaimana saya bisa menanggung beban finansial keluarga saat ini. Sepertinya saya sudah berdoa dan berusaha mencari pekerjaan yang cocok. Namun, banyak perusahaan yang menolak dan meragukan saya karena background saya dosen (akademisi). Kadang saya merasa semua yang telah saya perjuangkan akhirnya sia-sia karena tidak ada perusahaan yang mau menerima saya.

Gambaran: Laki-laki, 30 Tahun, Pegawai Swasta.


Jawaban Pijar Psikologi

Halo, terima kasih karena telah mempercayakan Pijar Psikologi untuk menjadi tempatmu berbagi cerita. Bagaimana kabarmu hari ini? Semoga kamu merasa jauh lebih baik saat membaca pesan ini.

Kami sangat menghargai usaha kamu untuk terbuka mengenai permasalahan yang saat ini sedang kamu hadapi terkait dengan kehidupanmu. Kami sangat senang dan mengapresiasi langkah yang kamu lakukan untuk mencoba menghadapi rasa takut, ragu, dan khawatir yang kamu miliki. Saat ini kamu sudah sangat hebat, dimana tetap berusaha untuk bangkit, mencari jalan keluar, bekerja keras, dan tidak menyerah dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

Setelah membaca cerita permasalahan yang sedang kamu hadapi, sepertinya saat ini kamu merasa sedih, kecewa, putus asa, lelah, dan bingung harus melakukan usaha apa lagi. Hal pertama yang terbesit setelah membaca ceritamu adalah tidak mudah menjadi dirimu untuk tetap berusaha bertahan dengan keadaan yang terjadi dan perasaan-perasaan tidak nyaman yang kamu rasakan. Dibayang-bayang oleh pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan tentu membuatmu merasa tidak nyaman. Tetapi, kesediaanmu untuk terbuka pada kami merupakan salah satu tanda bahwa kamu masih mencintai diri sendiri dan ingin tetap berusaha mencari jalan keluar yang terbaik untuk keadaan saat ini. Hal ini adalah sesuatu yang perlu diapresiasi karena keinginanmu untuk tetap bisa bertahan.

Pikiran-pikiran negatif yang kerap muncul dapat berujung pada menyalahkan diri sendiriPikiran-pikiran negatif tentang diri sendiri dapat terbentuk dari pola asuh ketika masa kanak-kanak atau responmu terhadap lingkungan sekitar saat ini. Pikiran negatif yang tidak segera diatasi akan memengaruhi emosi dan aktivitasmu seharihari, sehingga kamu akan sulit untuk merasa bahagia dan mencintai diri, karena kamu berfokus pada pikiran-pikiran negatif tersebut. Kegagalan, kesulitan, dan penderitaan adalah bagian dari pengalaman hidup manusia yang tidak dapat dihindari. Dari waktu ke waktu, kita akan berjumpa dengan peristiwa-peristiwa yang tidak terduga, dan mungkin saja membuat kita terjebak dalam keterpurukan. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam menanggapi peristiwa kemalangan. Sebagian orang terjebak dalam keterpurukan, tapi sebagian yang lain memilih untuk berusaha bangkit dari keterpurukan dan belajar dari pengalaman sulit itu. Perbedaan cara dalam bereaksi terhadap kemalangan dipengaruhi oleh sumber daya psikologis yang dimiliki oleh seseorang.

Terdapat beberapa cara yang dapat kamu coba sebagai usaha mencintai dirimu:

1) Identifikasi Pemikiran Negatif dan Ubah Pemikiran Tersebut

Berdasarkan cerita yang kamu sampaikan, akhir-akhir ini salah satu pikiran yang sering muncul adalah pertanyaan kenapa kamu dilahirkan di dunia ini. Ambillah sebuah kertas dan alat tulis, lalu cobalah untuk menulis pikiran-pikiran yang sering muncul akhir-akhir ini. Setelah itu, coba bantah pikiran-pikiran negatif tersebut dengan melakukan konfirmasi pada diri sendiri. Sebagai contoh, ketika kamu memiliki pemikiran, “selama ini semua kerja keras dan semua yang telah saya lakukan adalah sia-sia.” Cobalah untuk mengingat kembali hal-hal positif yang terjadi dalam hidup dan yang pernah dilakukan serta ajukan beberapa pertanyaan kepada diri sendiri. “pernahkah kamu berhasil dalam melakukan suatu pekerjaan?” “pernahkah orang memuji dan mengakui kemampuanmu?” atau “pernahkah kamu merasa bangga dengan hasil pencapaianmu?.” Kamu pasti pernah melakukannya dan kamu perlu yakin bahwa keberadaanmu dan kompetensimu di dunia ini untuk alasan yang baik bagi orang lain maupun dirimu sendiri.

2) Mengevaluasi Diri, Menerima Kekurangan dan Menemukan Kelebihan

Begitu mudah untuk melihat kekurangan dalam diri sendiri daripada menyadari kelebihan yang kita miliki. Namun, terkadang ada beberapa penilaian negatif terhadap diri sendiri yang belum tentu benar, misalnya “aku paling tidak berharga”, atau “aku bodoh.” Cobalah ambil sebuah kertas dan bolpoin, lalu tuliskan kekurangan- kekuranganmu. Dari beberapa kekurangan tersebut, cobalah untuk melakukan konfirmasi kepada orang terdekat. Hal ini bertujuan untuk mencari bukti apakah penilaian negatif tersebut hanyalah pikiran negatif yang tidak realistis atau memang merupakan kekuranganmu. Ketika kekurangan tersebut memang ada pada dirimu dan hal tersebut tidak bisa diubah, maka hal yang sebaiknya dilakukan adalah menerima kekurangan tersebut. Tidak apa-apa untuk memiliki kekurangan, karena di dunia ini sebenarnya tidak ada manusia yang sempurna.

Selanjutnya, pada kertas yang sama cobalah tuliskan beberapa kelebihan diri atau pencapaian yang telah kamu raih sekecil apapun itu. Tuliskan hal tersebut tanpa menggunakan kata ‘tapi’. Apabila kamu masih kesulitan untuk menemukan sisi positif, maka tidak ada salahnya untuk bertanya pada orang terdekat. Mungkin, pada awalnya akan sulit menerima dan percaya pada komentar positif dari orang lain. Namun, cobalah untuk mempercayai penilaian orang lain. Jika masih terlalu sulit mengidentifikasi kelebihan dalam satu waktu, coba lakukan pada hari berikutnya dengan mengingat hal baik apa yang telah kamu lakukan di hari itu. Jangan lupa untuk memberi apresiasi pada diri sendiri ya! 

3) Afirmasi Positif

Afirmasi adalah serangkaian kata positif yang diucapkan pada diri sendiri dengan penuh keyakinan untuk membentuk citra diri baru dan meningkatkan rasa percaya diri. Katakan beberapa hal positif yang sudah kamu tuliskan pada kertas sebelumnya di depan cermin. Seperti contohnya, “aku berharga, aku berarti, aku memiliki kelebihan.” Kamu bisa melakukannya setiap sebelum tidur, setelah bangun tidur, atau ketika persepsi buruk tentang diri sendiri mulai muncul. Ada baiknya afirmasi positif ini dilakukan setiap hari agar dapat menggantikan pikiran-pikiran negatif yang sering muncul. Pikiran yang positif akan berdampak pada perasaan dan perilaku yang positif pula.

4) Temukan Rasa Percaya Dirimu

Membangun rasa percaya diri memang tidak mudah dan instan. Namun, bukan berarti kamu tidak bisa menjadi pribadi yang percaya diri. Temukanlah hal-hal apa saja yang membuatmu merasa tidak percaya diri dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Pasti terdapat potensi potensi di dalam diri kamu yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Misalnya saja dengan mengikuti kursus bahasa inggris untuk dapat mengasah kemampuan berbahasa inggris atau belajar hal-hal baru melalui platform youtube.

***

Tidak mudah memang untuk akhirnya bisa berdamai dengan diri sendiri. Butuh sebuah proses dan keteguhan hati untuk bisa mengubah diri menjadi lebih baik. Kami percaya bahwa suatu saat nanti kamu mampu menerima dan mencintai dirimu apa adanya. Semoga apa yang kami sampaikan bisa membantumu untuk keluar dari situasi dan permasalahanmu saat ini. Apabila kamu merasa kesulitan mempraktikkan cara-cara tersebut sehingga membutuhkan pendamping, maka kami sarankan sebaiknya kamu menghubungi psikolog terdekat. Kamu juga dapat membaca artikel ini untuk lebih menguatkan dan membantumu dalam berproses :

https://pijarpsikologi.org/kita-semua-butuh-resiliensi-untuk-bisa-bangkit-dari-keterpurukan/

https://pijarpsikologi.org/tentang-perjalanan-merangkul-masa-lalu-dan-memaknai-kehidupan/

https://pijarpsikologi.org/self-doubt-tentang-tidak-adanya-kepercayaan-dan-keyakinan-terhadapkemampuan-diri-sendiri/

https://pijarpsikologi.org/meningkatkan-optimisme-dengan-self-esteem-dan-self-efficacy/

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya. 

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Mengapa Memahami Sebuah Bacaan itu Sulit?

Next
Next

Membaca Buku Bersama: Alternatif Kegiatan Edukatif untuk Orang tua dan Anak Selama Pandemi