Meditasi dan Ketangguhan Mental

unsplash-image-HS5CLnQbCOc.jpg

Kisah Ekapol dan 12 anak yang terjebak di gua menjadi perhatian dunia, bahkan melebihi piala dunia itu sendiri bagi orang-orang Thailand. Di luar segala aksi heroik penyelam asal UK yang menemukan mereka,  anak-anak yang terpaksa diving tanpa pengalaman, hingga Elon Musk juga turut berkontribusi. Ada satu hal yang menarik perhatian dari kisah ini: meditasi yang diduga menjadi sumber ketangguhan mental mereka selama dua minggu terjebak di gua.

Pendamping 12 anak-anak tersebut adalah Ekapol, seorang mantan Biksu yang meninggalkan Pagoda untuk merawat ibunya yang sakit, yang menjadi pelatih sepak bola mereka. Di dalam gua, di mana mereka berkumpul di lahan sempit yang dikeliling air kotor, Ekapol menguatkan mental anak-anak bimbingnya dengan meditasi.

Bagaimana meditasi ditinjau dari perspektif Psikologi?

Meditasi atau Mindfulness

Hampir seluruh praktisi kesehatan mental di era ini pasti mengenal mindfulness. Adalah Jon Kabat-Zinn, seorang professor di bidang kesehatan dari Amerika Serikat yang meneliti meditasi Vipassana dari Timur, menjadi mindfulness sebagai terapi stres untuk orang-orang di Barat.

Meditasi atau mindfulness dapat dijadikan sebuah terapi dalam kacamata ilmiah psikologi karena mindfulness sama sekali tidak melibatkan unsur Ketuhanan atau kepercayaan. Biarpun berasal dari tradisi ajaran Buddha, sebagai ajaran non-theistik, mindfulness tidak melibatkan ritual-ritual penyebutan nama Tuhan atau ditujukan untuk mendapat wangsit.

Meditasi sama sekali bukan ritual agama. Meditasi bukanlah ibadah. Meditasi adalah bentuk latihan pikiran agar kita mampu menjinakkan diri sendiri. Meditasi ‘memaksa’ kita memfokuskan konsentrasi pada satu titik. Di saat yang sama, kita akan melatih pikiran agar tidak terjebak pada masa lalu ataupun kekhawatiran masa depan. Dengan demikian, kita tidak terjebak pada rasa senang yang berlebihan ataupun rasa duka yang mendalam.
Dengan latihan meditasi yang tekun, kita dapat membebaskan diri dari segala emosi dan pikiran negatif semudah kita mengikhlaskan napas keluar dari hidung kita.

Apa yang Didapatkan dari Meditasi?

Latihan meditasi praktiknya sangat sederhana. Sesederhana mengamati napas yang masuk dan keluar dari lubang hidung kita. Namun, mengapa latihan ini memiliki dampak psikologis yang sangat besar? Karena dengan berlatih meditasi, teori dan praktik, seseorang akan belajar memahami bahwa tidak ada sesuatu yang abadi. Serupa udara yang mengalir masuk dan keluar, pelaku meditasi sadar bahwa tubuh ini hanyalah reaksi dan pergerakan yang terus-menerus. Pelaku meditasi juga menyadari bahwa pikiran dan emosi layaknya awan hitam di langit biru, hanya muncul sesekali lalu pergi. Lebih jauh lagi, orang-orang yang berlatih meditasi juga memahami bahwa sakit pada fisik hanyalah sensasi yang kadang datang dan kadang pergi.

Pada saat berlatih meditasi, seseorang akan fokus pada napas mereka. Fokus ini pada akhirnya membawa ketenangan pada pikiran. Meditasi sejatinya adalah terapi yang paling tepat untuk manusia modern. Menurut Ruby Wax, pakar neuroscience yang menulis buku Sane New World, meditasi atau mindfulness dapat membantu manusia modern untuk tenang. Karena meditasi membuat mereka fokus pada momen saat ini, bukan terjebak pada penyesalan masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan yang tidak habis-habis. Maka dari itu, orang-orang yang terlah berlatih meditasi sering kali terlihat lebih tenang, kalem dan bahagia.

Pada kasus anak-anak yang terjebak di gua di Thailand, meditasi disinyalir menjadi sumber ketenangan mereka. Hal ini amat sangat dipahami karena meditasi menjadikan mereka hidup di momen ini, tanpa kekhawatiran berlebih tentang bagaimana masa depan, siapa yang akan menyelamatkan mereka dan lainnya. Kepanikan kadang lebih membunuh daripada situasi yang membahayakan. Dengan tekun berlatih meditasi, seseorang bisa berpikir jernih mencari jalan keluar tanpa menghabiskan energi untuk khawatir, cemas atau sedih.

Lebih jauh lagi, salah satu prinsip meditasi adalah membebaskan diri dari self-judgment. Ketika seseorang bermeditasi, ketika seseorang duduk diam, akan ada banyak pikiran dan emosi yang berseliweran di kepala. Salah satu prinsip meditasi adalah untuk sekadar menyadari pikiran dan emosi itu tanpa terbawa dan larut. Misalkan, ketika tiba-tba kita terpikir suatu hal yang menyedihkan, maka cukup disadari saja dan tidak perlu diikuti. Pada saat itu, pikiran itu pun akan hilang dan berganti dengan pikiran yang lain. Proses itu akan memakan waktu cukup lama hingga kita merasakan kedamaian di hati dan tidak terusik lagi oleh pikiran yang berisik.

Meditasi untuk Depresi dan Gangguan Mental Lain

Tidak hanya sekadar baik untuk menghadapi daily stress, mindfulness sudah diteliti kepada ribuan orang dan dapat ‘menyembuhkan’ kambuhnya depresi akut, terutama untuk orang-orang yang sudah mengalami depresi mayor lebih dari tiga kali. Sebagai contoh, penelitian terhadap 593 orang menemukan bahwa mindfulness jauh lebih efektif dibandingkan terapi-terapi lain untuk membatu orang-orang agar tidak kambuh lagi depresinya.

Selain untuk orang-orang yang mudah kambuh depresinya, mindfulness juga sangat efektif sebagai treatment untuk orang di titik krisis depresinya, juga pada orang dengan bipolarkecemasan, fobia sosial, bahkan posttraumatic stress disorder.

Meditasi dan Ketangguhan Fisik

Tidak hanya menjadi latihan yang menguatkan mental kita, penelitian mengenai meditasi dan ketangguhan fisik juga sudah menghasilkan ribuan jurnal ilmiah. Bahkan sebenarnya, pertama kali meditasi diadaptasi menjadi mindfulness sebagai terapi oleh Jon Kabat-Zinn, adalah untuk orang-orang yang memiliki penyakit kronis seperti arthritis, kanker, diabetes dan HIV/AIDS.

Mindfulness dijadikan latihan pikiran agar orang-orang dengan penyakit kronis bisa menerima rasa sakit yang dialami. Pada akhirnya, penerimaan itu menghilangkan rasa sakit mereka.

Bahkan di Indonesia, seperti yang kita tahu, Titiek Puspa sembuh dari kanker dengan meditasi dan dia dalam beberapa kesempatan mengajarkan teknik meditasi yang membantunya sembuh.

***

Meditasi atau mindfulness yang berasal dari tradisi timur, kini dikembangkan di barat menjadi bentuk terapi psikologi yang sangat efektif dan minim risiko. Meditasi adalah sebuah latihan pikiran yang menjadikan kita lebih menerima kehidupan ini di tiap momennya. Latihan sederhana ini menjadikan kita manusia yang lebih here and now tanpa terjebak kekhawatiran akan masa depan dan penyesalan akan masa lalu.

Apakah pembaca setia Pijar pernah berlatih meditasi?
Ceritakan pengalamanmu di kolom komentar!

Regis Machdy

A psychology graduate, an old soul, currently progressing to be a mindfull human being. Find me on www.svadharma.net

Previous
Previous

Direktori Psikologi : Anhedonia

Next
Next

Berhentilah Berusaha Menyelesaikan Depresimu Sendiri