Menemukan (Kembali) Diri Sendiri

unsplash-image-SR8ByN6xY3k.jpg

Perjalanan terberat dalam hidup adalah menemukan diri sendiri. Perjalanan terkelam dalam hidup adalah kehilangan diri sendiri. Perjalanan hidup paling membahagiakan dan penuh syukur adalah menemukan kembali diri sendiri.

Sebagian dari kita merasa tidak bermakna, sebagian yang lain mungkin sedang kehilangan dirinya sendiri.

Dalam hidup kita dihadapkan pada berbagai krisis sebagai tanggung jawab perkembangan menjadi manusia dewasa. Dalam perjalanan menuju kedewasaan, ada kalanya kita sampai pada masa-masa yang penuh konflik ketika keinginan dan relita tidak sejalan, ketika keinginan kita bertentangan dengan harapan orang-orang yang merasa dirinya lebih tahu daripada dirimu sendiri. Ketika lulus kuliah dan belum memiliki prospek kerja, dikhianati teman dekat, gagal dalam suatu wawancara, patah hati, merugi dalam suatu bisnis, baru saja mengalami perceraian, berada dalam toxic relationship, dan hal lainnya yang menyumbang kecemasan dan rasa frustasi kita sehari-hari bisa menjadi penyebab kita kehilangan diri sendiri.

Kehilangan diri sendiri, seringkali membuat kita mempertanyakan kembali apa, siapa, dan mau kemana diri kita. Namun, yang kita temukan hanyalah diri kita yang lemah tak berdaya, terdegradasi dari himpitan dan kerasnya hidup. Kita bukan apa-apa, hanya seonggok manusia yang tidak berarti di luasnya galaksi ini. Kita insecure, sedih, cemas, bimbang, tidak tahu akan berbuat apa, menyalahkan diri sendiri atas pilihan-pilihan hidup yang telah kita ambil, dan akhirnya kita kehilangan kendali atas diri sendiri. Kita kehilangan arah kehilangan diri kita sendiri. Kita berubah menjadi seseorang yang sama sekali tidak kita kenal, bahkan kita kehilangan jati diri.

Bagi yang sedang kehilangan diri sendiri, jangan biarkan rasa insecure, cemas, dan sedihmu melemahkanmu selamanya. Ingatlah bahwa kita sedang berada dalam suatu situasi yang sifatnya sementara bukan selamanya asalkan kita paham bahwa kita sedang berada dalam suatu krisis. Selesaikanlah krisis ini dengan penuh kesadaran bahwa kita mampu melewatinya. Bayangkan kita sedang berada dalam terowongan yang gelap dimana kita tidak bisa melihat cahaya sama sekali, tetapi kita yakin kita akan sampai di ujungnya. Jangan pernah lari dan tidak menyadari bahkan acuh atas keadaan yang sedang kita alami. Hadapi dan temukan kembali dirimu sendiri.

Menemukan Diri Kita dengan Penerimaan

Kita perlu meluangkan waktu untuk berdialog dengan diri sendiri. Pahami setiap kesedihan, rasa cemas, bimbang, dan emosi-emosi dalam diri. Resapi setiap emosi yang muncul kemudian terimalah emosi-emosi tersebut dengan penuh kerelaan. Terimalah mereka sebagai bagian diri kita, sebagai bagian dari perjalanan pencarian kembali diri kita yang hilang. Terimalah diri kita secara utuh termasuk menerima kerapuhan, kegagalan, pengkhianatan, ketidaksempurnaan, kesalahan, kemunafikan, dan kelemahan lainnya dengan penuh kerelaan. Menerima diri kita tanpa perlu penilaian, penghakiman, atau usaha untuk memusnahkan apapun sehingga kita menjadi lebih paham mengenai siapa diri kita dan apa saja yang kita bisa rasakan.

Baca juga : Bersyukur Untuk Berdamai Dengan Masalah di sini

Menemukan kembali diri sendiri dimulai dengan menerima diri kita seutuhnya, baik kelebihan maupun kelemahan. Dengan menerima diri seutuhnya, kita menjadi lebih damai, lebih maklum dan bijaksana dalam memandang hidup, begitu juga dengan menerima orang lain sebagaimana mestinya. Hal ini karena penerimaan diri berimplikasi pada penerimaan terhadap orang lain. Kita menerima baik dan buruk orang lain karena kitapun menerima diri kita sebagai manusia yang tidak sempurna, manusia yang punya kelebihan dan kelemahan. Kita menerima orang lain yang berlaku tidak baik terhadap kita, karena kita menerima mereka sebagai manusia biasa yang bisa berbuat salah secara manusiawi. Dengan begitu, kita menjadi lebih toleran terhadap sesuatu, kita akan merasakan kedamaian dalam diri.

Baca juga : Kita Adalah Korban Kehidupan di sini 

Menentukan Tujuan Hidup

Sebuah kapal akan mantap berlayar ketika memiliki peta tujuan, begitu pula dengan diri kita. Kita akan mantap berjalan di atas roda kehidupan apabila kita memiliki tujuan. Ketika kita kehilangan diri sendiri, ada kemungkinan kita belum menentukan tujuan hidup atau tujuan kita belum matang. Tujuan yang akan membawa kita kepada kebahagiaan yang hakiki. Dalam sebuah studi mengatakan bahwa hidup yang lebih dimaknai dengan menentukan tujuan berimplikasi pada kepuasan hidup, kebahagiaan, kesejahteraan, kesehatan fisik dan mental, serta efek-efek positif lainnya. Dengan memiliki tujuan hidup, kita akan membuka banyak potensi dalam diri dan menggunakannya untuk mencapai apapun tujuan yang ingin kita capai.

Baca juga : 14 Metode Self-care Untuk Kesehatan Fisik dan Mental di sini

Menentukan tujuan hidup bisa kita awali dengan memahami apa dan siapa diri kita serta apa yang ingin kita lakukan dalam hidup. Banyak cara kita lakukan untuk memahami apa dan siapa diri kita serta apa yang sebenarnya kita inginkan, misalnya membaca buku, traveling, mempelajari hal-hal baru, menjadi volunteer, berdialog dengan diri sendiri (me time) dan kegiatan lainnya yang fokus pada penemuan dan pengembangan diri.

Baca juga : Kesendirian Meningkatkan Kualitas Hidup di sini

Temukan hal-hal baru yang dapat membuat kita mengubah cara pandang kita terhadap sesuatu. Temukan mentor yang dapat memberi kita banyak pencerahan ketika berdialog, seseorang yang penuh dengan nilai-nilai kebijaksanaan dan kearifan. Dengan begitu, kita menjadi jauh lebih terbuka dan lebih bijak dalam menyikapi apapun. Dengan begitu kita bisa mulai menentukan tujuan hidup kedepannya jauh lebih matang dari sebelumnya.

“Percayalah bahwa ketika kita memiliki arah dan tujuan yang matang, metode tepat untuk mencapainya, serta komitmen yang selalu kita jaga, maka apapun tujuan dan pencapaian kita niscaya akan terwujud.”

Arah dan tujuan hidup kita bisa saja berbeda dengan orang lain. Tidak masalah apabila teman dekat atau kerabat kita telah merasakan kebahagiaan mereka terlebih dulu. Hal terpenting adalah fokus dan percaya pada diri sendiri. Kita bisa saja kehilangan tujuan hidup untuk sesaat, tetapi percayalah pada diri sendiri bahwa kita mampu menemukan kembali tujuan berikut diri kita sendiri. Kita kuat dan tangguh untuk menemukan diri sendiri dan tetap menjadi diri sendiri.

***

Pada akhirnya hal apapun yang sempat membuat kita kehilangan diri sendiri adalah guru kehidupan yang amat berharga. Hal-hal itu adalah mentor kehidupan kita yang mengajarkan kita sebuah penerimaan, kerelaan, dan semangat untuk menemukan apa yang pernah hilang. Perjalanan hidup kita masih panjang. Bagi siapapun yang sedang kehilangan diri sendiri, kalian tidak sendiri. Kehilangan diri sendiri adalah perjalanan hidup manusia yang paling kelam, tetapi jangan dulu menyerah pada hidup. Masih akan ada perjalanan hidup kedepan yang akan membahagiakanmu melebihi apapun. Perjalanan yang akan membuat kita mensyukuri bahwa di hari ini kita tidak menyerah. Perjalanan itu adalah menemukan dirimu kembali secara utuh.

Bagi siapapun yang sedang kehilangan diri sendiri, bangkitlah untuk menemukannya kembali. Semoga semesta menguatkan. Semoga Tuhan meridhoi.

Isnaniar Noorvitri

She writes mostly in relationship and compassion. Meet her at instagram @isnaniarr

Previous
Previous

Konser dan Kebahagiaan Hidup Penontonnya

Next
Next

Liputan Pijar Talks 2: 23 Kacamata Depresi