Mengulas Kreativitas

unsplash-image-SPTh4rzR6xQ.jpg

“Aku tidak mau menulis lagi, aku takut mereka akan mencela karyaku”

“Bagaimana ya respon mereka setelah aku mengungkapkan  ide tadi?”

Biasanya, seseorang menjadi kurang ekspresif untuk mengekspresikan intuisi dan kreativitas mereka setelah beranjak dewasa. Hal ini dikarenakan kita menjadi cenderung mengikuti harapan masyarakat dan lingkungan sosial. Saat kecil, kita dibebaskan untuk berekspresi dan melakukan apa saja yang dikehendaki. Namun, selama proses untuk menjadi dewasa, terkadang kita banyak mendapatkan “ocehandan komentar dari orang lain tentang perbuatan, ide atau produk yang kita hasilkan. Terkadang inilah yang membuat kita menjadi tidak mau lagi mengeksplor bakat kita karena takut akan cemoohan orang lain. Atau mungkin, tanpa kita sadari kita telah terperangkap oleh stigma dan harapan-harapan yang diciptakan bukan dari diri kita sendiri.

Semua Orang Terlahir Kreatif

Masih ingatkah Anda pada Isaac Newton yang termenung dan berlama-lama duduk di bawah pohon lalu menemukan teori gravitasi bumi? Atau seorang Steve Jobs dengan kegigihan dan kepribadian perfeksionisnya mampu mewujudkan produk eksklusif yang hingga sekarang banyak dikonsumsi oleh orang di penjuru dunia?

Semua orang memiliki kemampuan untuk berkreativitas, meskipun beberapa dari kita mungkin merasa kurang yakin terhadap kemampuannya. Karena kreativitas memiliki makna yang luas dan tidak dapat didefinisikan secara pasti oleh satu makna saja. Ada yang memandang bahwa kreativitas dilihat dari bagaimana seseorang memiliki inovasi dan gagasan berbeda dari yang lain. Di sisi lain, ada juga yang memaknai bahwa kreativitas adalah kuantitas dan kualitas dari sebuah ide.

Robert E. Franken mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menginternalisasikan ide pikirannya, mengkomunikasikannya dengan dunia sosial dan memecahkan masalah dengan ide yang dimiliki. Selama ini, kita cenderung memandang kreativitas terbatas hanya pada seni saja. Misalnya, orang yang kreatif adalah orang yang memiliki talenta melukis, menari, atau mendesain. Namun sebenarnya, kreativitas merupakan cara pandang dan berpikir seseorang ketika melihat suatu objek. Tidak semua orang percaya bahwa kreativitas sebenarnya dapat dilatih dan diciptakan. Apalagi kreativitas ini sebenarnya dapat dilatih dan ditingkatkan.

Percaya pada Kemampuan yang Dimiliki

Ruang pikiran kita adalah komponen yang kompleks. Kita bisa mengatur pikiran sedemikian rupa yang mempengaruhi terhadap apa yang akan kita kerjakan. Self talk bahwa diri kita mampu untuk menghasilkan ide yang berbeda dari orang lain bisa dilakukan untuk meningkatkan efikasi diri. Misalnya, kita bisa coba katakan pada diri sendiri “Aku mampu, aku yakin terhadap diriku, dan ide pikiranku pasti baik untuk dilakukan.”

Just Do It!

Mungkin kita pernah menginginkan tujuan yang kita punya dan merencanakan proses mencapainya dengan cara yang harus sempurna. Namun, bisa jadi hal tersebut justru membuat kita menunda mengeksekusi ide tersebut. Segala tuntutan dalam diri kita yang ingin sempurna, bisa berakibat ide-ide cemerlang yang kita punya tidak terlaksana karena kita terus menunggu untuk menjadi yang sempurna. Banyak orang yang mengatakan “Aku tidak kreatif”, padahal sebenarnya semua orang bisa berpikir dan mewujudkan kreativitasnya.

Gerak Fisik Sederhana Meningkatkan Sense of Creativity

Mayoritas dari orang-orang bisa duduk dalam sehari selama 7 hingga 15 jam. Bisa jadi karena aktivitas selama di kantor atau jadwal kuliah yang padat dari pagi hingga sore hari. Duduk berlebihan tidak baik untuk seseorang yang ingin mengembangkan kreativitasnya. Berjalan kaki juga dapat menjernihkan pikiran kita dan terhindar dari stress, sehingga dapat mendorong untuk berpikiran kreatif. Menurut penelitian dari Stanford, untuk  meningkatkan gagasan kreativitas seseorang dapat dilakukan dengan cara berolahraga salah satunya dengan berjalan kaki. Para pengusaha sukses dan kreatif seperti Mark Zuckerberg, Jeff Weiner, Jack Dorsey juga telah melakukan kegiatan rutin untuk olahraga “berjalan kaki.”

Dari dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa individu akan lebih kreatif ketika mereka berjalan dibandingkan hanya duduk diam. Mayoritas dari orang-orang bisa duduk dalam sehari selama 7 hingga 15 jam. Bisa jadi karena aktivitas selama di kantor atau jadwal kuliah yang padat dari pagi hingga sore hari. Duduk berlebihan tidak baik untuk seseorang yang ingin mengembangkan kreativitasnya. Berjalan kaki juga dapat menjernihkan pikiran kita dan terhindar dari stress, sehingga dapat mendorong untuk berpikiran kreatif. Menurut penelitian dari Stanford, untuk  meningkatkan gagasan kreativitas seseorang dapat dilakukan dengan cara berolahraga salah satunya dengan berjalan kaki. Para pengusaha sukses dan kreatif seperti Mark Zuckerberg, Jeff Weiner dan Jack Dorsey juga melakukan olahraga sederhana seperti berjalan kaki secara rutin.

Mengatur Mood dengan Mendengarkan Musik dan Beristirahat Sejenak

Saat kita mempunyai suasana hati yang kurang baik, untuk mengerjakan suatu hal terkadang hasilnya menjadi tidak sesuai yang kita harapkan. Ketika hal tersebut terjadi, carilah kondisi atau sesuatu yang bisa membuat mood kembali menjadi lebih baik. Steve Jobs memilih mendengarkan musik ketika mood-nya sudah mulai kurang baik dan hal ini membuat dirinya menjadi lebih kreatif. Mendengarkan musik dapat memunculkan ide kreativitas dan mendorong pemikiran kita menjadi lebih kreatif.

Selain itu, saat kita mempunyai masalah dan tidak tahu harus menyelesaikannya dengan cara bagaimana atau merasa kurang mampu lagi untuk berpikir jernih, maka tidur sejenak bisa membantu memulihkan mood sehingga  membantu berpikir lebih kreatif dan meningkatkan memori.

Brainstorming dan Membuat Mind Map

Jika kita merasa sukar untuk memilih atas beragam ide yang kita punya maka tuangkanlah ide-ide tersebut ke dalam selembar kertas besar. Kita bisa mengelompokannya berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Setelah itu kita bisa menuliskannya dalam bentuk mind map agar lebih menarik dan membuat kita tidak bosan untuk mengingat apa yang hendak kita peroleh. Selain itu, dengan mind map juga akan membantu kita untuk menghubungkan ide pikiran kita yang terpecah-pecah.

Every child is an artist. The problem is how to remain an artist once he grows up.
— Pablo Picasso
Previous
Previous

Fakta Mitos Tentang Multitasking

Next
Next

CURHAT: Saya Takut Akan Kematian Hingga Merasa Cemas Berkepanjangan