Mengenal Lebih Dalam tentang Suicidal Thought

unsplash-image-FUq6Pm6vnLI.jpg

Meski upaya pencegahan bunuh diri telah banyak dilakukan, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah kasus bunuh diri terus meningkat di banyak negara. Kasus bunuh diri menyumbang lebih dari 800.000 kematian di setiap tahunnya. Bahkan, menurut hasil survey seorang psikiater di rumah sakit di Bandung menyatakan sebanyak 30,5% mahasiswa mengalami depresi, 20% berpikir serius untuk bunuh diri, dan 6% sudah melakukan percobaan bunuh diri. Tidak heran apabila bunuh diri dinyatakan sebagai salah satu penyebab utama kematian di dunia. Bunuh diri bisa berawal dari pemikiran bunuh diri (suicidal thought) yang muncul begitu saja hampir setiap hari dalam bentuk keinginan pasif, reaksi emosional maupun rencana yang sudah pasti. Lalu, mengapa pemikiran ini bisa muncul? 

***

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Institute for Health Metrics and Evaluation, University of Washington pada tahun 2019, pemikiran bunuh diri adalah faktor pendorong yang tinggi terhadap terjadinya tindakan bunuh diri atau suicide behavior. Untuk itu, pemahaman mendalam mengenai suicidal thought menjadi sangat penting untuk dipelajari sebagai upaya pencegahan terjadinya bunuh diri.

Suicidal thought atau suicidal ideation merupakan pikiran tentang bagaimana untuk membunuh diri sendiri, dapat berupa rencana rinci ataupun pertimbangan sekilas. Dalam beberapa kasus, hal ini bersifat sementara dan dapat ditangani. Tetapi, dalam kasus lainnya, suicidal thought ini bisa mengantarkan seseorang untuk melakukan percobaan atau bahkan tindakan bunuh diri. Meskipun pengamatannya berdasarkan kasus per kasus, ada beberapa gejala umum terkait suicidal thought yang bisa kita rasakan, yaitu:

  1. Timbul perasaan terjebak dan putus asa.

  2. Mengalami kecemasan yang tinggi dan mempunyai mood yang berubah-ubah.

  3. Terjadinya perubahan rutinitas dan pola tidur.

  4. Mengkonsumsi obat dan alkohol berlebih serta terlibat dalam perilaku berisiko, seperti mengemudi sembarangan atau hal-hal yang membahayakan lainnya.

  5. Depresi dan memiliki serangan panik (panic attack).

  6. Mengalami gangguan konsentrasi dan mengisolasi diri.

  7. Banyak melakukan gerakan indikasi kecemasan—seperti mondar-mandir di sekitar ruangan, meremas-remas tangan seseorang, dan tindakan lain seperti mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang seolah itu adalah momen terakhir untuknya—.

  8. Sering membicarakan tentang bunuh diri.

  9. Sering mengungkapkan penyesalan tentang hidup.

Mengapa Seseorang Mengalami Suicidal Thought?

Keinginan atau pemikiran untuk bunuh diri merupakan suatu hal yang umum. Biasanya, seseorang yang memiliki pemikiran ini sedang berada dalam kerangka berpikir yang berbeda. Berbeda maksudnya, seseorang merasa tidak lagi mampu mengatasi situasi-situasi tertentu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit, seperti depresi, atau karena stressful event yang terjadi dalam suatu fase kehidupannya, misalnya penyesalan, duka yang mendalam, ketidakberdayaan, atau kehilangan seseorang yang dicintai. Selain itu, berbagai penelitian menjelaskan bahwa faktor genetik juga memiliki keterkaitan dengan suicidal thought pada seseorang. Seseorang akan cenderung memiliki keinginan bunuh diri yang lebih besar apabila ada keluarganya yang mempunyai riwayat bunuh diri.

Baca juga: Selamatkan Temanmu dari (Pemikiran) Bunuh Diri! di sini.

Bagaimana Cara Mencegah Munculnya Suicidal Thought?

Terlepas dari adanya faktor biologis yang bisa memengaruhi suicidal thought, faktor penyakit dan juga stressful event masih sangat mungkin untuk dapat kita tangani dengan cara belajar mengelola emosi dengan baik. Selain itu, beberapa cara lain yang dapat dilakukan untuk mencegah atau membantu menurunkan risiko pemikiran bunuh diri adalah:

  • Mengikuti pengobatan rutin bagi seseorang yang mempunyai penyakit.

  • Menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang.

  • Mencoba untuk tetap terhubung dengan dunia luar dan bersosialisasi dengan teman-teman.

  • Melibatkan keluarga dalam setiap permasalahan, karena keluarga merupakan sumber dukungan yang paling utama.

  • Menjaga pola hidup sehat dan pola tidur yang teratur.

Baca juga: Apa yang Bisa Kita Lakukan Ketika Muncul Pemikiran Bunuh Diri? di sini.

***

Pemikiran-pemikiran kita memang tidak sepatutnya diremehkan, terlebih pemikiran tentang  membunuh diri sendiri. Pemikiran ini lahir karena hal-hal yang kompleks hingga menganggap bahwa eksistensi seseorang tidak lagi berharga. Untuk itu, bagi orang-orang yang sedang dalam pemikiran ini, ingatlah bahwa kalian tidak sendiri. Bahwa apapun yang kalian rasakan sekarang adalah nyata dan valid, maka segeralah mencari bantuan. Bagi siapapun yang mengetahui teman/kerabat yang memiliki suicidal thought, rangkul lah mereka. Ajaklah berbicara dari hati ke hati dan dengarkanlah cerita mereka tanpa ada penilaian. Karena sebenarnya, dengan hadirnya diri kita di hadapan mereka adalah bentuk perhatian dan kasih sayang kita terhadap mereka yang sedang mengalami sakit yang teramat sangat hingga mereka berpikir untuk mengakhiri rasa sakitnya. Maka dari itu, luangkan sejenak waktu kita dan bantulah mereka untuk menemukan perspektif yang berbeda.


Heni Andini

Mahasiswa Psikologi Universitas Sriwijaya

Previous
Previous

CURHAT: Kesepian Ini Membuat Batin Saya Tersiksa. Saya Harus Bagaimana?

Next
Next

CURHAT: Saya Tidak Punya “Rumah” untuk Berpulang. Masih Adakah Alasan Saya Bertahan?