Menyibak Mitos Di Balik Kepribadian Introvert

Banyak orang dengan kepribadian introvert bahagia dengan cara mereka.
— Matthew Hutson
unsplash-image-4bmtMXGuVqo.jpg

Manusia memiliki beragam keunikan satu sama lain. Cara pandang dan pola perilaku yang berbeda menjadi bentuk dari keragaman itu sendiri. Terkadang kita bertanya-tanya, “Mengapa aku seperti ini dan dia seperti itu?”atau “Mengapa kami berbeda?”. Ketika pertanyaan itu muncul, kepribadian adalah salah satu topik yang kuat untuk diperbincangkan.

Dalam ilmu psikologi, kepribadian memang tidak memiliki definisi yang tunggal. Namun, umumnya dikenal sebagai pola sifat dan karakteristik tertentu yang relatif permanen. Pola sifat dan karakter khas seseorang cenderung konsisten dari waktu ke waktu1. Nah, introversi merupakan salah satu faktor yang populer dalam teori kepribadian Mcosta & McCrae (1985) – atau biasanya lebih dikenal dengan Big Five Theory. Sayangnya, masih terdapat konsepsi yang kurang tepat seperti yang akan kita kupas berikut ini:

  1. Orang Introvert Tidak Suka Berada di Sekitar Orang Lain

    Dibandingkan orang extrovert, orang yang introvert membutuhkan lebih banyak waktu untuk beraktivitas seorang diri. Namun demikian, bukan berarti mereka anti-sosial atau tidak ingin berkumpul dengan orang lain. Orang introvert menikmati interaksi sosial mereka dengan cara yang berbeda. Saat berhubungan dengan orang lain, mereka lebih mengedepankan kualitas dibandingkan dengan kuantitas interaksi. Orang introvert lebih memilih untuk membentuk kelompok pertemanan yang intim dibandingkan jaringan pertemanan yang luas.

  2. Semua orang introvert adalah orang yang pemalu dan semua orang yang pemalu adalah introvert

    Rasa malu kerap diasosiasikan dengan kepribadian introvert, begitu pula sebaliknya. Di artikel miliknya, Susan Cain menggambarkan contoh Bill Gates untuk menepis miskonsepsi tersebut. Meskipun ia introvert, Bill bukanlah sosok pemalu yang mudah terusik dengan pemikiran orang lain tentang dirinya. Seorang ilmuwan mengungkapkan bahwa malu adalah sebuah perilaku yaitu menjadi takut ketika berada dalam situasi sosial. Di sisi lain, introversi adalah motivasi tentang seberapa ingin dan perlunya seseorang untuk terlibat dalam interaksi.

  3. Orang introvert tidak memiliki bakat untuk memimpin

    Miskonsepsi ini dapat menjadi sangat berbahaya. Sebab, pandangan ini dapat menghambat perkembangan karir dari orang-orang dengan kepribadian introvert. Sebuah penelitian justru menemukan bahwa mereka dapat memimpin orang-orang dengan kepribadian extrovert dengan sangat baik. Mereka memiliki kepribadian yang tenang dan tidak memimpin dengan cara menggertak. Profesor Adam Grant menyatakan bahwa mereka akan berusaha sebaik mungkin dan mendorong karyawannya untuk mengambil inisiatif3.

  4. Orang Introvert Tidak Pandai Berbicara di Depan Umum

    Orang dengan kepribadian introvert sering kali dianggap sebagai sosok yang pendiam. Kondisi tersebut kerap menimbukan pandangan yang salah bahwa mereka tidak mampu untuk menjadi pembicara yang handal. Realitanya, banyak orang dengan kepribadian ini dapat dengan nyaman dan sempurna melakukan aktivitas tersebut. Namun demikian, selalu ada waktu ketika demam panggung menyerang dan mereka membutuhkan energi yang lebih besar. Kelebihan mereka adalah fokus yang baik dalam mempersiapkan proyek dan materi sebelum mereka tampil.

  5. Orang introvert Memiliki Lebih Banyak Kepribadian Negatif

    Orang-orang dengan kepribadian ini umumnya senang melakukan aktifitas yang jauh dari keramaian. Akibatnya, kerap muncul stereotipe bahwa mereka cenderung memiliki lebih banyak kepribadian negatif atau depresi. Miskonsepsi ini muncul dari fakta bahwa orang extrovert lebih banyak memeroleh energi dari interaksi sosial mereka. Ketika menempatkan diri pada posisi orang-orang introvert dalam waktu lama, mereka merasakan depresi dan kesedihan. Sebelum dihapuskan dari DSM V, tipe kepribadian introvert bahkan pernah dianggap sebagai salah satu gangguan psikologi. Stigma negatif itulah yang justru kerap membuat sebagian orang introvert merasa stres atau tidak nyaman.

Semoga pembahasan mengenai kepribadian introvert ini mampu membuka wawasan Anda. Anda tentunya juga sudah menyadari, bukan?  Setiap orang sejatinya memiliki kepribadian dan keunikan masing-masing. Jadi, tetap hargai orang lain dan dan diri sendiri ya!

—-

Sumber Data Tulisan

1Feist, Jess & Gregory J. Feist.(2010). Teori Kepribadian Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

2Gregoure, Carolyn. (2013). 6 Myths About Introverts to Stop Believing. Diakses melalui http://www.huffingtonpost.com/2015/09/01/introvert-myths_n_3569058.html tanggal 13 Desember 2015.

3Cain, Susan. (2012). Quiet: The Power of Introverts in a World that Can’t Stop Talking. New York: Crown Publisher.

4Dembling, Sophia. (2012). Hurtful Misconceptions Across the Introvert-Extrovert Divide. Diakses melalui https://www.psychologytoday.com/blog/the-introverts-corner/201208/hurtful-misconceptions-across-the-introvert-extrovert-divide tanggal 13 Desember 2015.

5Cook, Gareth. (2012). The Power of Introverts: A Manifesto for Quiet Brilliance. Diakses melalui http://www.scientificamerican.com/article/the-power-of-introverts/tanggal 13 Desember 2015.

6Ancowitz, Nancy. (2012). APA Gains Sanity: Introverts not Nuts. Diakses melalui https://www.psychologytoday.com/blog/self-promotion-introverts/201206/apa-gains-sanity-introverts-not-nuts tanggal 21 Desember 2015.

Previous
Previous

Inilah Fakta dan Mitos tentang Kaum Hawa yang Harus Anda Ketahui!

Next
Next

Karen L. Braitmayer: Disabilitas Mengiringinya Berkarya