Mengapa Alam Begitu Menenangkan?

unsplash-image-G15G-Any-D0.jpg

Bagi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar dengan gedung-gedung tinggi yang menjulang, rasanya hampir mustahil untuk bisa menikmati pemandangan hijau, birunya laut atau suasana pegunungan yang udaranya sejuk setiap hari. Sebaliknya, sibuknya aktivitas dan rutinitas setiap hari seakan selalu menuntut performa diri menjadi serba cepat sehingga istirahat dan menjauh sejenak dari hal-hal rutin adalah bagian dari harapan terbesar. Masyarakat di kota-kota besar hampir kesulitan untuk berinteraksi dan merasa terhubung dengan alam. Padahal, interaksi dengan alam terbukti mampu meningkatkan kualitas kesejahteraan mental seseorang.

***

Regis Machdy dalam bukunya Loving the Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia menyatakan bahwa kehidupan modern di daerah perkotaan yang padat dan kompleks cenderung meningkatkan probabilitas gangguan mental pada seseorang. Salah satu penyebabnya adalah minimnya lahan hijau di lingkungan perkotaan (daerah urban) yang bisa menyegarkan mata serta jiwa. Mengapa lahan hijau bisa menyegarkan tidak hanya mata, tetapi juga jiwa?

Baca juga: Alam juga Bisa Menyembuhkan di sini.

Manusia Secara Alami Memiliki Keterikatan dengan Alam

Hipotesis biofilia menyatakan bahwa manusia dari zaman evolusi secara alamiah memiliki keterikatan khusus dengan alam. Hal ini karena manusia zaman dulu menghabiskan lebih dari 99,99% dari waktu hidupnya di alam. Hal inilah yang membuat kita memiliki perasaan terikat terhadap alam karena fungsi psikologis kita beradaptasi paling baik saat berada di alam. Istilah yang biasa digunakan adalah nature relatedness. Nature relatedness merupakan sebuah trait psikologis manusia di mana manusia memiliki memiliki perasaan keterikatan dan potensi untuk membangun interaksi dengan alam yang dapat berpengaruh terhadap kebahagiaan serta kesejahteraannya. Penelitian ilmiah telah banyak membahas mengenai hubungan manusia dan alam yang menguntungkan. Keberadaan alam pun diketahui berdampak positif terhadap kondisi psikologis, fisiologis dan perilaku manusia.

Menariknya, orang-orang yang hidup di daerah perkotaan yang cenderung memiliki kesempatan yang lebih sedikit dalam menikmati alam secara langsung tidak semata-mata menyebabkan tingkat keterikatan alam mereka lebih rendah daripada orang-orang yang sering terpapar langsung dengan alam. Hal ini salah satunya dikarenakan adanya pandangan bahwa tingkat keterkaitan seseorang terpengaruh dari pengalaman dan budaya yang dianut semasa kecil. Berdasarkan hal tersebut, adanya perbedaan keterhubungan seseorang dengan alam bukan serta merta diukur berdasarkan dimana ia tinggal. Dalam sebuah studi juga menjelaskan bahwa nature relatedness bukan hanya terkait dengan individu yang cinta pada alam atau hanya menikmati keberadaan alam saja, tetapi juga adanya kesadaran dan pemahaman mengenai alam itu sendiri.

Dampak Positif Keterikatan Manusia dengan Alam

Nature relatedness banyak dihubungkan dengan psikologi positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan atau well-being seseorang. Berdasarkan riset menyebutkan bahwa adanya keterikatan dengan alam dapat membantu seseorang dalam meningkatkan kesehatan mentalnya. Diantaranya membantu mengurangi tingkat stres, meningkatkan mood positif seperti perasaan bahagia dan nyaman, serta mampu mengurangi emosi negatif misalnya cemas. Pada ranah kognitif seseorang yang terhubung dengan alam cenderung  lebih fokus, produktif, serta mampu merefleksikan masalah di kehidupan sehari-hari dengan lebih baik. Selain itu, adanya rasa keterikatan dengan alam bisa membantu seseorang dalam memahami kesadaran untuk menjaga lingkungan. Dalam sebuah studi disebutkan juga bahwa adanya interaksi yang baik dengan alam akan meningkatkan keinginan seseorang dalam beraktivitas di luar ruangan. Hal ini berdampak positif tidak hanya dari kesehatan mental saja, tetapi juga kesehatan fisiknya. Dengan banyak beraktivitas di alam terbuka, maka seseorang dapat menghirup udara yang lebih segar dan kaya oksigen, mendapatkan paparan mikroba yang baik serta mampu meningkatkan kemampuan bersosialisasi ketika aktivitas di alam dihabiskan bersama dengan orang-orang terdekat.

Bagaimana Masyarakat Modern Tetap Bisa Terhubung dengan Alam?

Bagaimana dengan kondisi masyarakat yang hidup di kota yang padat dengan gedung-gedung? Jarak antara orang-orang yang tinggal di perkotaan dengan alam terbuka akhirnya membuat  kesenjangan antara manusia dengan alam. Kita yang tinggal di wilayah perkotaan dengan lingkungan yang sangat urban seperti menjadi penyebab meningkatnya tingkat stres dan menurunnya fungsi fisiologis kita sebagai manusia. Namun, beberapa hal berikut bisa membantu kita untuk tetap terhubung dengan alam, walaupun tinggal di lingkungan perkotaan.

  1. Memperluas jangkauan dan mempertajam indera kita terhadap alam sekitar.

Memperluas disini bisa diartikan dengan memberikan perhatian lebih pada alam melalui panca indera kita. Misalnya, berhenti sejenak untuk sekadar menikmati angin yang berhembus, menikmati suasana hari seperti memandang langit biru, memperhatikan matahari saat terbit atau terbenam, memandang pepohonan yang berada di sekitar kantor atau rumah kita.Hal ini bisa membantu kita untuk tetap bisa merasa bahagia karena terhubung dengan alam.

2. Mendatangi beberapa lokasi alam buatan.

Taman, danau, kebun, atau hutan kota dapat menjadi pilihan agar kita bisa tetap terkoneksi dengan alam secara langsung.

3. Memelihara tanaman.

Memelihara tanaman di rumah atau bahkan di ruangan tempat kita beraktivitas juga bisa membantu kita untuk tetap merasa terkoneksi dan dekat dengan alam.

4. Manfaatkan gawai yang kita miliki.

Cara terakhir, walaupun secara tidak langsung, kita bisa memutar video tentang alam atau memanfaatkan gambar-gambar pemandangan hijau, langit yang biru, suasana pantai dengan pasir putih yang tersedia di internet dan bisa digunakan sebagai hiasan atau wallpaper.

***

Banyak orang merasa jenuh dengan rutinitas yang padat, sibuk, kompleks dan membosankan. Banyak orang kemudian mengeluhkan stres, sakit punggung, sakit kepala, mudah marah, sensitif dan kelelahan. Apabila kita termasuk ke dalam orang-orang tersebut, mungkin sudah saatnya bagi kita untuk mulai menata kembali hubungan kita sebagai manusia dengan alam sekitar. Mungkin inilah saatnya bagi kita untuk membangun kembali keterikatan kita dengan alam yang telah lama terabaikan. Karena, kita sebagai manusia sejatinya memang tidak bisa dipisahkan dengan alam. Kita memiliki kecenderungan untuk selalu kembali ke alam karena alam bisa menenangkan.


Sumber gambar: www.unsplash.com

Artikel ini merupakan sumbang tulisan dari Imanurul Aisha Rahardjo. Saat ini, Imanurul sedang melanjutkan studi Magister Ilmu Psikologi. Ia memiliki harapan besar untuk bisa berkontribusi dan berbagi ilmu melalui tulisan-tulisannya. Imanurul dapat dihubungi melalui e-mail imanurulaisha@gmail.com dan instagram @imanurulaisha.

 

Apabila kamu ingin memahami lebih lanjut mengenai nature relatedness dan faktor alam yang bisa membuat kita bahagia serta merana, dapat dibaca di buku Loving the Wounded Soul: Alasan dan Tujuan Depresi Hadir di Hidup Manusia” karya Regis Machdy dengan membelinya di sini.

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Mengapa Kita Sering Curhat di Media Sosial?

Next
Next

Dukungan Keluarga untuk Pembentukan Efikasi Diri pada Anak