Apakah Psikolog Sama dengan Psikiater?

Di lingkungan kita yang cenderung rendah perihal kesadaran terhadap isu kesehatan mental, profesi-profesi yang terkait dengan isu tersebut seringkali masih berada di area abu-abu. Misalnya, psikolog dan psikiater. Kedua profesi tersebut adalah dua profesi yang seringkali dianggap sama karena keduanya bergelut dalam dunia yang serupa. Namun, apakah anggapan tersebut benar?

Adanya kesalahpahaman dalam memahami profesi psikolog dan psikiater, membuat edukasi terkait kesehatan mental menjadi sangat penting, termasuk kaitannya dengan kedua profesi tersebut. Artikel ini akan membahas mengenai kedua profesi tersebut ditinjau dari berbagai aspek yang menerangkan perbedaan antara keduanya.

Berikut ini adalah perbedaan profesi sebagai psikolog dan psikiater dilihat dari latar belakang pendidikan, pendekatan terapi dan pandangan keduanya.

1. Pendidikan

Psikolog dan psikiater memiliki dasar ilmu yang berbeda sebagai latar belakang pendidikannya. Psikolog adalah seseorang yang belajar ilmu di bidang psikologi dan melanjutkan studinya pada Magister Profesi Psikolog. Lain halnya dengan dengan psikolog, psikiater adalah seseorang yang menempuh studi di bidang kedokteran kemudian melanjutkan studi di bidang kedokteran spesialis kejiwaan.

Baca juga: 11 Persiapan Sebelum Bertemu Psikolog di sini.

2. Metode Terapi

Perbedaan psikolog dan psikiater dapat dilihat dari metode terapi yang digunakan. Psikolog biasanya menggunakan metode-metode terapi psikologis seperti konseling atau psikoterapi dalam menangani masalah kliennya. Metode terapi tersebut didukung dengan kapabilitas seorang psikolog yang telah mendalami ilmu tentang perilaku dan pikiran manusia, yang sekaligus menjadi dasar dilakukannya psikoterapi. Psikoterapi didasarkan pada usaha untuk mengubah aspek-aspek seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku menggunakan pendekatan psikologis, dengan harapan gejala gangguan psikologis yang diakibatkan dari aspek-aspek tersebut bisa berkurang. Selain itu, dengan metode psikoterapi, seseorang juga bisa memiliki pola pikir yang baru sehingga ia dapat mengembangkan dirinya dengan lebih baik dan positif.

Baca juga: Kenapa Konseling dengan Psikolog Hanya 50 Menit? di sini.

Psikiater menggunakan metode yang berbeda dengan psikolog dalam menangani permasalahan terkait kesehatan atau gangguan mental. Psikiater tidak hanya mengandalkan sesi konseling saja, tetapi ia juga memiliki kompetensi serta izin untuk memberikan terapi dalam bentuk obat-obatan (farmakoterapi). Namun, dalam praktiknya, psikolog dan psikiater bisa saling bekerja sama dalam menangani masalah seorang klien. Psikolog bisa saja mereferensikan kliennya untuk berkonsultasi dengan psikiater, apabila dirasa perlu bagi klien tersebut untuk melakukan terapi obat-obatan. Hal itu juga berlaku sebaliknya, apabila klien dari psikiater dirasa perlu melakukan konseling atau psikoterapi dengan psikolog, maka psikiater pun bisa saja mereferensikan kliennya untuk berkonsultasi dengan psikolog

Baca juga: Cerita Kami: 42 Kali ke Psikolog, Apa yang Saya Dapatkan? di sini.

Selain latar belakang pendidikan dan metode terapi yang digunakan, psikolog dan psikiater memiliki pandangan yang berbeda pula. Psikolog cenderung berpandangan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan berpikir dan kemerdekaan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya. Maka dari itu, seorang psikolog berperan dalam membantu merefleksikan, membuka wawasan, serta memberikan pandangan yang mengarahkan seseorang untuk menentukan penyelesaiaan masalah terbaik yang sedang dihadapinya. Berbeda dengan psikolog, psikiater memiliki pandangan terkait permasalahan kliennya yang lebih mengacu pada hal-hal terkait ketidakseimbangan fungsi-fungsi fisiologis, misalnya  hormon, neutrotransmitter, dan lainnya.

Baca juga: Kenapa Psikolog Tidak Memberi Nasihat? di sini. 

***

Masih banyak masyarakat kita yang menganggap profesi psikolog dan psikiater adalah dua profesi yang sama. Hal ini bisa jadi adalah dampak dari rendahnya kesadaran tentang kesehatan mental di masyarakat sehingga pemahaman terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan mental juga masih relatif rendah.

Baik psikolog dan psikiater adalah profesi yang sama-sama menangani isu-isu kesehatan dan gangguan mental. Maka dari itu, perlu kita pahami mengenai kompetensi, ranah, dan cakupan kedua profesi tersebut agar apabila suatu saat kita, saudara, keluarga, atau teman ada yang membutuhkan bantuan terkait kesehatan mental, kita bisa menganjurkannya untuk datang  ke psikiater atau psikolog dengan tepat.

Apriastiana Dian Fikroti

Introvert, penyuka warna biru, ailuropbilia, penikmat kata dan kopi.

Previous
Previous

Curhat: Saya Merasa Tidak Pantas Untuk Menikah dengan Pria Manapun Karena Kesalahan Besar yang Saya Lakukan Pada Masa Lalu

Next
Next

Benarkah Stres Pada Lansia Berdampak Pada Kondisi Fisiknya?