CURHAT: Saya Kerap Merasa Sedih, Stres dan Mengalami Halusinasi

Curhat

Halo Pijar Psikologi!

Saya seringkali merasa saya sedih berkepanjangan dan terkadang saya tahu apa pemicunya, tapi tidak jarang sedih yang saya rasakan justru tanpa alasan yang jelas. Hal itu kerap membuat saya stres dan menangis terlebih akhir-akhir ini. Puncaknya, pada suatu hari saya merasa seperti mengalami halusinasi. Jadi ceritanya, pada suatu pagi saya merasa ada seorang teman yang menghubungi saya. Ia mengajak saya pergi ke suatu bank. Kemudian kami berjanji untuk bertemu di bank tersebut. Sesampainya saya di bank, saya menunggu teman saya untuk datang. Namun, ia tidak kunjung datang juga, lalu saya melihat kembali riwayat panggilan di handphone, ternyata tidak pernah ada panggilan telepon dari teman saya. Saya cek pesan juga tidak ada. Akhirnya, saya sadar jika tidak pernah ada teman yang menghubungi saya untuk diajak ke bank.

Saya mulai cemas lalu saya memutuskan menemui psikolog dan telah berkonsultasi sebanyak 3 kali. Namun, tidak ada kabar lagi mengenai konsultasi lanjutan dan hingga kini saya belum mendapatkan tanggapan dari psikolog tersebut.

Saat ini saya berumur 17 dan duduk di tahun terakhir SMA. Saat saya kelas 3 SMP, sebenarnya saya juga sering merasa seperti ada suara-suara, padahal tidak ada. Saya bingung, apa yang sebenarnya saya alami? Lalu, bagaimana saya bisa mengatasi hal ini?

Terima kasih.

Gambaran: Perempuan, 17 Tahun, Pelajar.


 Jawaban Pijar Psikologi 

Terima kasih atas kepercayaanmu untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Halo, apa kabar? Semoga saat membaca tulisan ini hatimu sudah terasa lebih tenang. Merasa sedih berkepanjangan, sering menangis yang kadang tanpa ada sebab yang jelas pasti membuatmu merasa sangat lelah menghadapinya. Rasa bingung dengan kondisi diri sendiri yang tidak kunjung juga mendapatkan jawaban, mungkin juga membuatmu merasa ingin menyerah. Namun, keyakinan yang kamu miliki dan kemampuanmu untuk bertahan hingga saat ini ternyata membuatmu berusaha untuk tetap menghadapinya. Meskipun tertatih dalam melangkah, kamu tetap mencobanya pelan-pelan. Kami sangat mengapresiasi perjuanganmu yang hebat.

Kami juga mengapresiasi keberanianmu untuk memulai perubahan dalam diri dengan mencari bantuan ketika memang sedang membutuhkannya. Kamu bersedia membuka diri dengan menemui psikolog selama tiga kali dan hal itu merupakan sesuatu yang mengagumkan. Mengapa? Karena tidak semua orang berpikiran terbuka sepertimu dan tidak semua orang menyadari ketika ia memiliki permasalahan yang perlu diselesaikan. Kesadaran kamu untuk bangkit dan berproses dengan dirimu sangatlah baik. Semoga motivasimu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi terus meningkat ya! Apabila suatu hari nanti motivasinya menurun, semoga kamu masih memiliki kemampuan untuk meningkatkannya kembali.

Bertemu dengan psikolog dapat menjadi pilihan yang tepat ketika kita sedang membutuhkan seseorang untuk memfasilitasi kita menemukan solusi atas suatu permasalahan. Hubungan baik yang terjalin dengan psikolog akan memudahkan proses kita untuk menemukan diri. Kamu sudah tiga kali bertemu dengan psikolog dan psikolog belum menyampaikan apa-apa terkait kondisimu. Kemudian kamu juga belum memiliki agenda pertemuan selanjutnya dikarenakan belum mendapat kabar dari psikolog. Sebelumnya apakah kamu sudah pernah menanyakan kepada psikolog itu terkait agenda maupun apa yang selama ini menjadi pertanyaan dalam pikiranmu? Jika belum, tidak ada salahnya memulai. Jika sudah pernah, tidak ada salahnya untuk inisiatif menanyakan lebih dahulu kepada beliau.

Bagaimana cara memulainya? Kita bisa kembali lagi ke bahasan awal bahwa ketika kamu datang ke psikolog karena kamu membutuhkan bantuan psikologis. Sebagai orang yang membutuhkan, kamu mungkin sudah memahami apa saja yang sebenarnya ingin kamu ketahui atau ingin dicari jawabannya. Sampaikan saja hal apapun yang menjadi kebingunganmu. Misalnya psikolog belum memberikan jawaban, katakan apa yang kamu inginkan dengan cara yang baik. Tidak apa-apa kita banyak bertanya asalkan dengan cara yang sopan. Tidak perlu merasa tidak enak atau hal lainnya, karena memang salah satu tugas psikolog adalah memfasilitasi kebutuhan klien dan membantu pemulihannya secara psikologis. Kamu perlu lebih menumbuhkan lagi keberanian dalam dirimu untuk melanjutkan langkah yang sudah kamu ambil. Kamu juga bisa membaca artikel berikut ini agar kamu lebih siap untuk kembali bertemu dengan psikologmu: https://www.pijarpsikologi.org/11-persiapan-sebelum-bertemu-psikolog/

Psikolog juga sama seperti profesi lainnya, misalnya dokter. Kadang kita juga punya kecocokan dan selera yang berbeda-beda ketika berobat pada dokter ataupun psikolog. Misalnya, ketika kita batuk maka obat yang cocok bagi saya dan kamu belum tentu cocok bagi orang lain. Atau misalnya ketika sakit, kamu lebih suka ke dokter A daripada B. Nah itu semua bergantung pada kecocokan atau selera yang tidak bisa disamakan antar individu dan memang bukanlah sesuatu yang salah. Hal yang perlu diingat adalah bahwa semuanya membutuhkan proses dan kami sangat yakin bahwa kamu memahami ini dengan sangat baik. Butuh waktu dan usaha yang terus-menerus untuk kita selalu berproses dalam kehidupan ini. Kamu mungkin bisa membaca artikel berikut: https://www.pijarpsikologi.org/cerita-kami-42-kali-ke-psikolog-apa-yang-saya-dapatkan/

Berdasarkan pengalaman tersebut kita bisa memahami arti sebuah “proses”. Percaya bahwa kamu mampu menghadapi ini. Apresiasi setiap langkah kecil yang telah kamu lalui karena itulah yang membuatmu tetap mampu berdiri.

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi.


Catatan: Curhat adalah sesi konsultasi yang disetujui oleh klien untuk dibagikan kepada pembaca agar siapapun yang mengalami masalah serupa dapat belajar dari kisahnya. 

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Labeling, Cara Pandang Diri dan Empati

Next
Next

Fakta dan Mitos Seputar Anak Adopsi