CURHAT: Teman Saya Kerap Terlihat Sedih dan Bercerita Tentang Bunuh Diri. Apa yang Bisa Saya Lakukan?

Curhat

Saya memiliki teman yang selalu terlihat sedih, sering bercerita tentang bunuh diri, mem-posting kalimat-kalimat yang menunjukkan kesedihan, dan lain-lain. Setiap kali saya bertanya tentang keadaannya, dia selalu menolak memberi penjelasan. Setiap kali saya meminta dia menceritakan kenapa dia bersedih, ia selalu menolak untuk menceritakannya. Memang dia memiliki sahabat baik, namun dia selalu saja terus merasakan kesedihan. Kira-kira apa yang harus saya lakukan?

Gambaran: Laki-laki, 17 tahun, Pelajar

Jawaban Pijar Psikologi

Terimakasih atas kepercayaan kamu untuk bercerita di Pijar Psikologi.

Saya sangat mengapresiasi langkah yang telah kamu lakukan untuk bercerita kepada kami, dan yang kamu ceritakan bukan terkait masalahmu. Saya juga salut karena kamu sangat peduli dengan lingkungan sekitarnu terlebih pada temanmu. Jika berada diposisimu, rasanya sangat bingung ya, karena kita sudah berusaha peduli, tetapi ternyata ia tidak berbuat seperti yang kita harapkan. Selain itu, pasti juga khawatir ya ketika melihat teman terlalu sering bercerita tentang bunuh diri. Pasti muncul perasaan was-was dan takut ya sepertinya. Nah, memang benar, ketika ada seseorang yang sering bercerita tentang bunuh diri, terlebih seseorang itu sudah ada niatan atau percobaan bunuh diri, sangat benar sekali kita harus waspada tentang perilakunya. Kita juga harus berhati-hati dengan ucapan-ucapannya meskipun hal tersebut terkesan sederhana. Namun, disini yang perlu diingat bahwa ketika ia bercerita tentang bunuh diri atau bahkan kesedihan-kesedihannya, kita perlu menunjukkan sikap yang terkesan tidak panik dan menggebu-nggebu. Hal ini dimaksudkan supaya yang bersangkutan dapat merasa nyaman dan diterima terlebih dahulu dengan berbagai keadaannya. Cara ini dapat dilakukan bukan karena kita mendukung atau terkesan santai dengan ceritanya, tetapi lebih untuk memberikan rasa nyaman atau memberikan ruang kepada dia untuk dapat bercerita. Cobalah menerima setiap cerita yang ia ceritakan kepada kamu. Namun, saya tekankan kita tidak boleh lengah.

Lalu, hal lain yang dapat kamu lakukan kepada temanmu seperti:

  1. Hadirlah dan dengarkan keluh kesah temanmu. Mungkin bagi kita terdengar cukup sederhana, namun bagi teman-teman kita yang memiliki niatan untuk mengakhiri hidup, memiliki orang yang memercayai dirinya sekaligus bisa ia percaya merupakan hal yang sangat bermakna. Kehadiran kita bisa menjadi alasan bagi dia untuk terus berjuaang dan bertahan.

  2. Kamu tetap memberikan perhatian kepada temanmu itu. Kamu sangat diperbolehkan menanyakan kabarnya. Ketika ia mengatakan tentang kabarnya, kamu dapat melakukan empati kepada temanmu. Misalnya teman kamu mengatakan bahwa ia sedang sedih, kamu dapat mengatakan “Kamu lagi sedih ya, rasanya pasti sangat tidak nyaman. Rasanya ingin menuangkan perasaan dengan cerita kepada orang lain, tetapi terkadang mungkin ada pikiran malas atau mungkin tidak percaya ya”. Dengan adanya empati, seseorang akan merasa lebih dipahami dan dimengerti.

  3. Ajaklah teman kamu bicara mengenai masalahnya. Menanyakan mengenai pemikiran bunuh dirinya juga boleh. Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa baiknya untuk tidak membahas mengenai ide bunuh diri seseorang. Namun berdasarkan beberapa literatur yang pernah saya baca, anggapan tersebut adalah mitos. Namun, meskipun demikian, kamu juga perlu memperhatikan bagaimana respon temanmu ketika diberikan pertanyaan tersebut. Jika teman kamu menunjukkan penolakan atau penghindaran, kemungkinan ia tidak merasa nyaman dengan topik tersebut, dan ada baiknya jika kita beralih ke topik lain.

  4. Kamu dapat menyarakan kepada temanmu untuk mengunjungi praktisi profesional seperti psikolog. Kamu dapat mendorong ke teman kamu agar ia berani dan bersedia untuk ke profesional jika ia merasa tidak nyaman bercerita dengan temannya dan jika ia sudah terlihat perlu membutuhkan bantuan. Kamu dapat memberikan pengetahuan juga terkait dengan psikolog itu seperti apa. Sekilas tentang psikolog adalah bagian dari profesi kesehatan layaknya dokter dan suster. Psikolog memiliki spesialisasi untuk mengidentifikasi apa-apa saja yang membuatmu merasa sedih. Psikolog juga membantu memahami akar masalahmu. Psikolog juga membantumu memahami hubungan antara pikiran, perasaan, sensasi tubuh, dan pengaruhnya ke perilakumu. Psikolog membantumu menyadari pola komunikasi dengan orang tua dan keluarga yang membentuk pola pikirmu saat ini. Dan yang paling utama, psikolog membantumu menjadi versi terbaik dirimu. Jadi, psikolog itu bukan sekadar tempat curhat di mana kamu bercerita terus-menerus. Psikolog akan merefleksikan kata-katamu dan membantumu mengenali dirimu sendiri (baca selengkapnya artikel ini di https://pijarpsikologi.org/kenapa-psikolog-tidak-memberi-nasihat/). Kamu dapat menyarankan beberapa Rumah Sakit yang memiliki layanan poli psikologi.

  5. Nah, disini mungkin saya ingin menekankan kembali terkait dengan kata-kata bunuh diri ya. Terkadang terlihat sepele ya dengan dia bercerita terkait dengan bunuh diri dan kesedihannya, tetapi kita perlu waspada jika cerita dan kesedihan itu terus berulang dan kesedihannya terus menerus dia rasakan. Jika kamu suatu saat pernah mendengar bahwa cerita itu terkait dengan pikiran/keinginannya bunuh diri, seperti “Andai saya tidak ada di sini, pasti semua hal akan lebih baik,” atau “Saya lebih baik meninggal saja daripada menghadapi masalah ini”. Pada dasarnya semua pikiran-pikiran tersebut terkadang terkesan wajar ya bahkan mungkin kita sendiri pernah mengalaminya. Namun, sebaiknya pikiran untuk bunuh diri itu tidak dianggap remeh. Hal ini dikarenakan pikiran ini berhubungan kuat dengan memburuknya kesehatan dan bahkan kematian itu sendiri (baca selengkapnya artikel ini di https://pijarpsikologi.org/jangan-anggap-remeh-jika-ada-kerabat-yang-ingin-bunuh-diri -lakukan-5-cara-ini/).

Hal-hal di atas dan sekiranya dapat kamu lakukan, cobalah, tetapi setiap apa yang kita lakukan terkadang memang tidak seperti yang kita harapkan. Hal ini sama seperti cerita kamu di atas bahwa kamu sudah berusaha untuk menanyakan, tetapi dia enggan bercerita. Namun, jangan berhenti untuk memberi perhatian dan mengamatinya. Sekian dari saya. Mohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hatimu. Tetaplah menjadi teman yang peduli satu dengan yang lainnya dan terima kasih saya sampaikan kepada kamu karena kamu telah sangat peduli dengan keadaan temanmu. Hal ini merupakan pilihan yang sangat tepat bagi kamu karena tidak semua orang memperdulikan orang lain.

Jika kamu tahu seseorang yang berkeinginan bunuh diri, bantu mereka. Semua orang harus menyayangi dirinya sendiri.“ – Gerard Way

Terima kasih telah berbagi.

Salam,

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi

Pijar Psikologi adalah media non-profit yang menyediakan informasi kesehatan mental di Indonesia.

Previous
Previous

Doa, Optimisme dan Kebahagiaan

Next
Next

Cantik itu Banyak Macamnya