Cari tahu tentang kesehatan mental
Trauma Akibat Bencana yang Selalu Menghantui Hidup Saya
Saya ingat sekali, 13 tahun yang lalu, saat saya masih berumur kira-kira 5 tahun. Tiba-tiba di saat subuh menjelang pagi, gempa mengguncang kota Mataram, Pulau Lombok.
Cerita Kami: Belajar Berdamai dengan Diri Sendiri Setelah Mengalami Generalized Anxiety Disorder
Saya sudah bertekad untuk menemui salah seorang psikiater untuk berkonsultasi mengenai keadaan saya. Saya hanya berharap pada saat itu, saya mendapatkan bantuan yang tepat dari seorang profesional dengan menceritakan apa yang selama ini saya alami dan rasakan.
Dari Depresi Saya Belajar tentang Harapan dan Kebahagiaan
Tidak ada harapan. Begitulah yang saya rasakan sehari-hari. Entah sudah berapa lama saya merasa kehilangan harapan. Seakan-akan sudah terpatri di dalam otak saya, bahwa saya tidak punya kesempatan untuk merasa lebih baik.
Hal Berharga yang Saya Dapatkan dari Putus Hubungan
Beberapa bulan yang lalu, saya putus hubungan dengan seseorang yang sangat saya kasihi. Peristiwa tersebut sangat traumatis bagi saya dimana hingga saat ini saya masih merasakan rasa sakit sembari terus berproses untuk memulihkan hati.
Cerita Kami: Memaafkan Diri untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
Akhir-akhir ini kegagalan tengah akrab dengan saya. Mulai dari tak bisa menepati target yang saya tetapkan, tak bisa mengungkapkan emosi yang saya miliki kepada orang lain hingga kegagalan saya dalam mendapatkan pekerjaan seperti yang diharapkan oleh orang di sekitar saya. Saat seperti ini, saya akan mengutuk diri saya sendiri, menganggap bahwa saya adalah orang yang paling tidak berguna.
Cerita Kami: Hidup dengan Bipolar itu Menyenangkan Sekaligus Menyedihkan
Gangguan Bipolar adalah salah satu kondisi mental yang memengaruhi perubahan mood secara ekstrem. Individu dengan gangguan bipolar dapat mengalami perubahan mood secara tiba-tiba. Perubahan mood ini berupa fase mania dan fase depresi
Cerita Kami: Self-Harm Sebagai Cara Saya Mengobati Luka Batin
Sebelumnya, saya tidak pernah didiagnosa memiliki gangguan mental, karena saya memang belum pernah mencari bantuan professional. Saya juga tumbuh di keluarga yang baik-baik saja. Saya tidak pernah mengalami trauma. Masa kecil saya seperti masa kecil orang pada umumnya.
Aku Mau Menikah di Waktuku Sendiri, Bukan dengan Perjodohan
Tahun ini saya memasuki usia 23 tahun. Usia di mana dianggap telah layak untuk menikah dan membangun keluarga. Namun, apa yang ada di pikiran saya malah sebaliknya. Saya belum ingin menikah, calon pasangan pun tidak punya. Akan tetapi, tekanan dari orangtua bahkan lingkungan pertemanan orangtua semakin mendorong saya untuk segera menikah.
Cerita Kami: Quarter Life Crisis, Panggung Mengenal Diri Sendiri
Semenjak pulang dari perantauan, saya selalu merasa ada yang kosong dalam hidup saya. Saya tak menemukan kebermaknaan dalam menjalani kehidupan. Hanya menjalani hidup based on what most people do.
Cerita Kami: Depresi dan Proses Titik Balik Kehidupan
Beberapa orang mungkin menganggap depresi klinis sebagai suatu penyakit mental yang membuat korbannya lebih inferior dari mereka. Tapi bagi saya, pengalaman depresi klinis adalah suatu titik balik proses diri.
Cerita Kami: 42 Kali ke Psikolog, Apa yang Saya Dapatkan?
Kemarin adalah hari bersejarah bagi saya, karena pada akhirnya saya merasa cukup, saya merasa selesai dengan berbagai terapi psikologis yang saya jalani. Sejak didiagnosa depresi pada tahun 2014, saya terus menerus mencari bantuan profesional untuk menyembuhkan diri saya.
Cerita Kami: Menyembuhkan ‘Depresi’ tanpa Diagnosa Psikiater, Bisakah?
Saya sudah merasakan stres yang berkepanjangan dan low mood hampir selama 7 tahun sejak saya duduk di bangku kuliah. Meskipun saya masih terlihat berprestasi, sebetulnya saya terjebak dalam pikiran bahwa saya lebih memilih untuk tidak dilahirkan saja ke dunia ini dan setiap akan tidur senantiasa berdoa agar esok hari saya tidak usah bangun lagi.
Cerita Kami: Pulang di Hari Raya Hanya Menambah Luka
Bagi anak rantau, hari raya seharusnya menjadi momen yang menyenangkan. Hari ketika mereka bisa melepas rindu kepada orang tua, aroma kampung halaman dan makanan. Bagi saya, tidak.